*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini
Untuk urusan permainan catur di Sukabumi, jangan tanya. Pemegang gelar Grand Master pertama Indonesia kelahiran Sukabumi, Herman Suradiradja. Satu abad yang lalu sudah ada komunitas catur di Sukabumi. Bahkan Kota Sukabumi termasuk salah satu kota yang dikunjungi juara catur Belanda Dr Euwe tahun 1930 (kemudian menjadi juara dunia). Itu dulu. Tapi bagaimana pada masa ini? Itu sudah ditulis oleh yang lain. Kita hanya fokus tentang catur Sukabumi tempo doeloe. Sebab, sejarah adalah tetap sejarah.
Untuk urusan permainan catur di Sukabumi, jangan tanya. Pemegang gelar Grand Master pertama Indonesia kelahiran Sukabumi, Herman Suradiradja. Satu abad yang lalu sudah ada komunitas catur di Sukabumi. Bahkan Kota Sukabumi termasuk salah satu kota yang dikunjungi juara catur Belanda Dr Euwe tahun 1930 (kemudian menjadi juara dunia). Itu dulu. Tapi bagaimana pada masa ini? Itu sudah ditulis oleh yang lain. Kita hanya fokus tentang catur Sukabumi tempo doeloe. Sebab, sejarah adalah tetap sejarah.
Artefak dan Raja Catur dari Sukabumi |
Lantas
mengapa tempo doeloe di Sukabumi terdapat komunitas catur. Bahkan komunitas
catur Sukabumi ini sangat diperhitungkan. Padahal kota Soekaboemi hanyalah kota
kecil tidak sebesar kota Batavia, Bandoeng, Soerabaja dan Medan. Namun sayang komunitas
catur di Soekaboemi ini hanya terbatas di kalangan orang-orang Eropa (tidak ada
pribumi). Lalu apakah absennya pribumi tempo doeloe, kini telah ditunaikan oleh
Herman Suradiradja? Mari
kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini
adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Komunitas Catur Soekaboemi
Seorang
pembaca di Soekaboemi kerap mengirimkan solusi dari problem catur yang dimuat
di surat kabar yang terbit di Batavia. Pengasuh ruvrik catur ini memberi tanggapan
kepada pembaca di Soekaboemi ini paling tidak sudah dimuat pada surat kabar Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie edisi 02-08-1913. Secara berkala
sang pembaca ini mengirim ke redakasi dan selalu mendapat komentar dari
pengasuh rubrik. Si Pembaca tidak menyebut namanya, hanya dengan nama inisial
Pion. Keberadaan si Pembaca ini menunjukkan ada seseorang atau sekelompok orang
di Sukabumi yang menaruh perhatian pada dunia permainan catur.
Tiga tahun sebelumbnya, surat kabar Sumatra Post yang
terbit di Medan pada edisi 17 dan 18 Juni 1910 memberitakan kedatangan dua anak
Batak dari Tanah Karo datang ke Medan untuk menantang pemain catur terkuat dari
orang-orang Eropa/Belanda yang tergabung dalam klub catur di Medan. Klub catur
Medan bernama ‘Die Witte Societeit’ juaranya adalah Mr. Platte. Pecatur kuat
orang Eropa/Belanda di Medan itu dapat dikalahkan dua anak muda ini. Surat
kabar Het nieuws van den dag: kleine courant, 16-07-1910 yang mengutip dan meringkas
berita surat kabar Sumatera-Post pada tanggal 17 dan 18 Juni 1910 menyajikannya
sebagai berikut: “…dua anak Batak, telah datang ke Medan dan bermain catur di
klub "Die Witte Societeit" dan ingin menantang pemain catur terkuat
orang Eropa/Belanda yang ada di Medan…koran ini memberi latar terhadap orang
pedalaman ini..mereka (kedua anak muda itu) datang dari kampong di pedalaman,
dimana biasanya mereka bermain catur di rumah atau bale-bale yang hanya
menggunakan perangkat catur yang sangat primitif, bijih catur yang dibuat
sendiri, papan catur hanya ada di lantai bale-bale yang digoret dengan pisau,
dimana penonton hanya melihat dengan jongkok dan setengah penonton lainnya
hanya bisa bergayut di tiang-tiang bale-bale namun semuanya serius
memperhatikan permainan..’. De Sumatra Post, 30-08-1910 menurunkan berita dengan
judul: ‘Bataksche schakers naar Europa’. Dua anak Batak yang diberitakan
terdahulu yang bernama Si Narsar dan Si
Garang yang keduanya merupakan murid di sekolah guru di Kabandjahe yang telah mengalahkan juara catur
Medan telah menerima undangan dari de
Koning uit Djember (yang baru-baru ini tinggal di sini, Medan), untuk datang ke
Belanda/Eropa atas biayanya pengusaha itu sendiri, selama sepuluh bulan mulai
bulan Januari 1911. Pengusaha ini bermaksud memperkenalkan anak-anak itu dengan
dunia catur di Eropa dan semoga mereka bisa mendapat gelar ETI master catur.
Gambaran
singkat di atas menunjukkan komunitas catur di Hindia Belanda (baca: Indonesia)
sudah terdapat di berbagai kota seperti Batavia, Medan, Buitenzorg dan
Soekaboemi. Boleh jadi atas dasar ini sejumlah pegiat catur melakukan pertemuan
di Batavia (lihat De Preanger-bode, 30-05-1914). Disebutkan bahwa dalam
pertemuan ini muncul minat yang kuat untuk mendirikan asosiasi yang disebut Nederlandsche
Indische Schaak Bond (NISB). Besar dugaan pegiat catur di Soekaboemi hadir
dalam pertemuan ini.
Bataviaasch nieuwsblad, 21-05-1915 |
Partisipasi
pecatur-pecatur Soekaboemi dalam pembahasan problem catur di surat kabar tidak
ada putusnya. Pada tahun 1915 muncul nama pembaca lainnya yang berdomisili di
Soekaboemi yang kerap mengirim tanggapan pada problem catur yang dimuat di
surat kabar lain dengan inisial JB (Bataviaasch nieuwsblad, 21-05-1915). Dua
pembaca menulis di surat kabar ini sudah cukup menyimpulkan bahwa di Kota Soekaboemi
sudah terbentuk komunitas catur.
Nieuwe Rotterdamsche Courant edisi 25-02-1914 |
Indikasi
adanya keinginan untuk membentuk klub catur di Soekaboemi sudah terbaca di sura
kabar pada tahun 1916 (lihat De Preanger-bode. 31-05-1916). Klub catur
Soekaboemi akan dengan sendirinya bergabung dengan asosiasi catur nasional (Nederlandsche
Indische Schaak Bond). Pecatur-pecatur Soekaboemi masih terlihat kiprahnya. Dua
yang terkenal yang kerap berpartisipasi dalam problem catur di surat kabar yang
berasal dari Soekaboemi berinisial CAR (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 05-01-1921) dan berinisial JvdK (lihat Het nieuws van den
dag voor Nederlandsch-Indie, 12-03-1924).
Het nieuws van den dag voor Ned.-Indië, 21-08-1926 |
Tunggu deskripsi lengkapnya
Grand Master Hermand Suradiradja:
Inspirasi Bagi Pecatur Sukabumi Masa Ini
sangat menarik
BalasHapus