*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Apakah ada sejarah Kelapa Gading? Yang jelas area Kelapa Gading masa kini cukup terkenal. Bagaimana pun, sejarah Kelapa Gading tentu saja perlu didokumentasikan, bukan karena ia kini terkenal tetapi karena nama Kelapa Gading mengambil nama kelapa berwarna gading. Tentu saja bukan pula karena warnanya gading tetapi karena jenis kelapa gading sudah sangat dikenal sejak tempo doeloe. Penggunaan kalapa dalam penamaan suatu tempat paling tidak sudah dikenal sejak era Pakwan-Padjadjaran: Coenda Calapa (Soenda Kalapa), nama pelabuhan terkenal di muara sungai Tjiliwong.
Apakah ada sejarah Kelapa Gading? Yang jelas area Kelapa Gading masa kini cukup terkenal. Bagaimana pun, sejarah Kelapa Gading tentu saja perlu didokumentasikan, bukan karena ia kini terkenal tetapi karena nama Kelapa Gading mengambil nama kelapa berwarna gading. Tentu saja bukan pula karena warnanya gading tetapi karena jenis kelapa gading sudah sangat dikenal sejak tempo doeloe. Penggunaan kalapa dalam penamaan suatu tempat paling tidak sudah dikenal sejak era Pakwan-Padjadjaran: Coenda Calapa (Soenda Kalapa), nama pelabuhan terkenal di muara sungai Tjiliwong.
Peta 1903 dan Now |
Kalapa Gading [kini, Kelapa Gading] suatu nama
kampong tempo doeloe pada masa ini menjadi suatu area yang ditabalkan menjadi nama
sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Utara. Kecamatan ini terdiri dari tiga
kelurahan: Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur dan kelurahan Pegangsaan Dalam
hubungan ini ada pertanyaan kecil keluruhan mana yang lebih dulu ada (barat
atau timur?), Pertanyaan lainnya adalah apakah ada nama kelurahan Pegangsaan
Satu? Pertanyaan-pertanyaan kecil ini memnjadi password kita untuk menjawab
pertanyaan besar tentang sejarah Kelapa Gading. Untuk itu, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Kecamatan Kelapa Gading, Provinsi DKI Jakarta |
Kalapa Gading: Antara Poeloe Ketjil dan Poeloe Gadong
Tidak ada alasan orang tempo doeloe bertempat
tinggal di suatu area yang kini dikenal sebagai Kelapa Gading. Area tersebut
tempo doeloe sangat marjinal, tempat ular dan buaya bersarang. Ada kalanya
radja hoetan melintas di area tersebut menuju Papanggo untuk mencari mangsa.
Ular dan buaya bukanlah mangsa Si Matjan Meong, tetapi pesaing berat dapat
memangsa dirinya. Jika Radja Hoetan ingin melintas, ia tidak memberi salam,
tetapi membuat sinyal auman besar yang tidak hanya membuat para petani tunggang
langgang pulang ke rumah, tetapi membuat buaya menyingkir. Tapi ular tidak tahu
auman, karena ular tidak mendengar dan juga tidak bisa melihat, maka ular
selalu batu sandungan bagi harimau. Itulah karakteristik ekosistem area Kalapa
Gading tempo doeloe. Di area Kalapa Gading sudah pasti tidak ditemukan gajah.
Hanya ular dan harimau yang disebut penguasa area di wilayah marjinal tersebut.
Hanya orang-orang pemberani dan yang tidak punya pilihan tinggal di area
marjinal tersebut pada era VOC/Belanda.
Area
Kalapa Gading baru dibuka pada era VOC/Belanda. Selama terjadi ketegangan
antara VOC/Belanda dengan (kesultanan) Banten, pasukan pribumi pendukung
militer VOC/Belanda (dari Ambon, Bali, Banda, Makassar dan Boegis Tambora,
Timor dan Melajoe serta Djawa) ditempatkan di seputar Batavia. Mereka yang
sudah pensiun yang tidak (bisa) ke kampong halaman membuka lahan di tempat
mereka ditempatkan. Inilah asal-usul munculnya nama-nama kampong seperti
kampong Bandan, kampong Makassar, kampong Melajoe dan kampong Djawa. Mereka
menikah dengan perempuan-perempuan dari (wilayah) pedalaman dan kemdian beranak
pinak. Orang-orang Melajoe ditempatkan antara lain di Poeoloe Ketjil dan Poeloe
Gadong.
Pada era awal pembukaan lahan (pemukiman dan
pertanian) bagi pasukan pribumi pendukung militer VOC/Belanda, nama Kalapa
Gading diduga belum ada. Nama-nama yang muncul antara lain adalah kampong
Sawah, kampong Tanah Tinggi, kampong Poeloe Ketjil dan kampong Poeloe Gadoeng.
Lalu kemudian muncul nama yang mengatasnamakan asal seperti kampong Malajoe di
Pooloe Ketjil dan Poeloe Gadoeng, kampong Bandan (berasal dari Banda), dan kampong
Ambon, kampong Makassae dan kampong Djawa. Kapan munculnya nama kampong Kalapa
Gading diduga setelah adanya kanal Soenter.
Peta 1740 |
Letak kampong Kalapa Gading berada di antara
kampong Poeloe Ketjil dan kampong Poeloe Gadoeng. Nama kampong Kalapa Gading
diduga muncul setelah pembangunan kanal Soenter. Kanal ini sudah terpetakan
pada Peta 1724. Kanal ini garis lurus antara Kasteel Batavia dan Poeloe Gadoeng
melalui fort Jacatra dan kampong Poeloe Ketjil. Oleh karena di area tersebut
ditanam kelapa gading (kelapa berwarna gading) lalu disebut Kelapa Gading.
Peta 1624 |
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di
blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah
menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping
pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat
tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton
sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan
sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam
memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini
hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish).
Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Apakah sudah ada kelanjutan artikelnya? Kok rasanya artikelnya terasa putus begitu saja ya? Apalagi ada pesan tunggu deskripsi lengkapnya?
BalasHapusTidak semua narasi artikel diupload. Semua serial artikel dalam blog ini diplot jadi buku. Deskripsi lengkapnya disajikan dalam buku tersebut. Demikian untuk dimaklumi.
HapusBisa beli bukunya di mana pak? Apakah sudah dirilis?
HapusRiset sejarah yang saya lakukan belum selesai, tetapi sudah mulai mengerjakan bukunya. Yang sudah terbit Sejarah Pers di Indonesia, Sejarah Mahasiswa di Indonesia baru naik cetak. Besi dibeli seperti di tokopedia. Dua buku sudah siap diajukan ke penerbit yakni Sejarah Catur di Indonesia dan Sejarah Sepak Bola di Indonesia. Untuk sejarah kota-kota akan dimulai pada paruh kedua tahun ini yakni prioritas pertama Sejarah Jakarta. Demikian untuk dimaklumi
Hapus