Laman

Minggu, 18 Oktober 2020

Sejarah Kalimantan (26): Carl A Bock dan Ekspedisi dari Samarinda ke Banjarmasin; Orang Eropa Pertama ke Dayak Punan, 1879

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Utara di blog ini Klik Disini

Nama Carl A Bock kurang populer di pulau Kalimantan. Yang terkenal adalah nama-nama penjelajah Georg Muller dan CM Schwaner. Dua nama ini telah ditabalkan menjadi nama pegunungan Muller (perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur) dan nama pegunungan Schwaner (perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat). Lantas bagaimana dengan nama Carl A Bock.

Nama Carl A Bock sesungguhnya tidak kalah dengan nama-nama Georg Muller dan CM Schwaner. Kontribusi utama Carl A Bock adalah orang Eropa pertama yang bersedia dan sukarela menemua penduduk terjauh di pulau Borneo, etnik grup Dayak Punan. Tidak itu saja, Carl A Bock adalah orang Eropa pertama yang berhasil melintasi wilayah daratan antara hulu sungai Mahakam dan hulu sungai Barito yang mencatat namanya sebagai orang pertama melayari dua sungai besar: Bermula di muara sungai Mahakam dan berakhir di muara sungai Barito. Carl A Bock adalah seorang ahli fauna.

Bagaimana kisah petualangan Carl A Bock? Tentu saja sudah ada yang menulisnya. Akan tetapi menulis kisah Carl A Bock tidak akan pernah berhenti selagi fakta dan data baru ditemukan. Fakta dan data baru ini tentu saja menjadi penting dala penyusunan narasi sejarah pulau Kalimantan. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Namun bagaimana permulaan itu dicatat? Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Carl A Bock: Ahli Zoologi

Pemberitaan tentang pedalaman pulau Borneo (Kalimantan) semakin intens. Pemerintah Hindia Belanda sudah mulai menyambangi penduduk asli di pedalaman (Dayak). Paling tidak sudah dimulai pada tahun 1836 ketika Residen Zuid en Oostkust van Borneo yang berkedudukan di Bandjarmasin melakukan ekspedisi ke wilayah Groot Dajak (Dayak Besar) (lihat Journal de La Haye, 15-09-1837). Semakin banyaknya ekspedisi yang dilakukan, baik oleh pemerintah dan individu (para ahli dan pelancong) akan semakin terbuka isolasi penduduk Dayak. Dalam konteks inilah seorang ahli fauna tertantang untuk memasuki pedalaman Borneo untuk tujuan ekspedisi ilmiah. Ahli yang berdedikasi itu adalah Carl A Bock.

Sebelum Residen melakukan ekspedisi ke pedalaman, pada tahun 1825 seorang pejabat Georg Muller telah melintasi pedalaman Borneo dari Pontianak melalui sungai Kapoeas dan kemudian menyusuri sungai Mahakam hingga Tenggarong dan bertemu dengan Soeltan Koetai. Namun malang, Muller terbunuh di muara sungai Mahakam dalam perjalanan pulang ke Bandjarmasin. Bagaimana Muller terbunuh telah dibuktikan oleh seorang pedagang Inggris John Dalton tahun 1827, John Dalton di Samarinda selama 11 bulan. Setelah Residen ke pedalaman tahun 1837, seorang ahli geologi dan botani CM Schwaner mengunjungi pedalaman Borneo pada tahun 1843. Pada tahun 1850 Residen Zuid en Oostkust van Borneo mengunjung Tenggarong untuk melakukan pembicaraan dengan Soeltan Koetai. Sebelumnya sudah ada terdapat pedagang Inggris di Samarinda (GP King dan Joseph Carter). Setelah adanya pejabat pemerintah (Asisten Residen) di Samarinda dimana sudah terdapat sejumlah Eropa di Samarinda, Carl A Bock melakukan ekspedisi sungai Mahakam tahun 1879. Namun, sejauh ini belu ada orang Eropa yang bisa encapai jauh ke pedalaman di hulu sungai Mahakam.

Pada tanggal 28 Juli 1879 Carl A Bock berangkat dari Batavia menuju pantai timur Borneo (lihat Bataviaasch handelsblad, 29-07-1879). Disebutkan kemarin pagi pengelana Jerman Carl A. Bock untuk melakukan perjalanan ilmiah ke pantai timur Kalimantan, berangkat dengan kapal uap Karang ke Koetei untuk menyelidiki zoologi yang belum diketahui di wilayah tersebut. Carl A. Bock sendiri baru tiba di Hindia Belanda (Batavia) dari Belanda pada tanggal 16 Juli 1879.

Kedatangan Carl A. Bock di Koetai diberitakan surat kabar yang terbit di Makassar (lihat Makassaarsch handels-blad, 02-09-1879). Disebutkan bahwa Bock dari Tenggarong melakukan perjalanan ke pedalaman didampingi oleh seorang kepala suku terpercaya dan pengikut yang diperlukan dan berencana melakukan perjalanan dari daerah Koetei melalui jalur darat melalui daerah (Moeara) Teweh hingga ke Bandjermassin.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Suku Dayak Punan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar