*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Barat di blog ini Klik Disini
Pada
masa ini kawasan perairan Laut Cina selalu menjadi perbincangan internasional
karena suhu politik di atas permukaannya sering tinggi apakah karena antar satu
negara dengan negara lain saling klaim terhadap pulau (Spratly) atau juga soal
batas landas kontinen di wilayah zona yang disebut Laut Cina Selatan. Soal
ilegal fishing di Laut Cina Selatan yang melapaui batas teritori Indonesia di
Laut Natuna lebih memperluas permasalahan yang sudah ada.
Pada masa lampau suhu politik di Laut Cina
Selatan bukan di Laut Natuna tetapi di Pantai Barat Borneo (Westkust der van
Borneo). Mengapa? Orang-orang Tiongkok sudah banyak yang berada di
pantai barat Borneo. Setelah pemberontakan Cina di Batavia tahun 1740 (yang
menyebakan terbunuh sia-sia hampir 10.000 orang, lalu orang-orang Cina yang
berada di pantai barat Borneo tidak pernah akur lagi dengan VOC Belanda karena
kerajaan Tiongkok mulai menjaga jarak dengan orang-orang Belanda dan lebih
membuka pintu bagi orang-orang Inggris. Nama China adalah sebutan Inggris untuk
Tiongkok. Kedekatan Portugis dengan Tiongkok dan kurang intensnya Spanyol (di
Filipina) dengan Tiongkok menambah keragaman di Laut Cina. Tentu saja kedekatan
hubnngan antara Belanda (Batavia) dan Jepang membuat lebih ramai lagi terutama
di Laut Cina Selatan. Amerika Serikat yang menggantikan Spanyol di Filipina
(sejak 1798) dan Prancis di Vietnam menambah keragaman lagi. Singkat kata Laut
Cina Selatan sedari dulu sering ramai. Pada masa ini ramainya karena
kepentingan politik yang berbeda-beda.
Lantas
bagaimana Sejarah Laut Cina Selatan dari sudut pandang Indonesia? Yang jelas
hubungan Tiongkok dan nusantara (Hindia Timur) sudah sejak jaman kuno tetapi
lebih terasa sejak kedatangan orang-orang Eropa lebih-lebih setelah VOC begitu
kuat di Hindia Timur. Lalu bagaimana hubungannya di pantai barat Borneo? Seperti
kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.