*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Timur di blog ini Klik Disini
Kota
Samarinda bukanlah kota kuno. Kota kuno berada di Koetai. Namun karerna kota
Koetai menjadi kerap banjir, Soeltan Koetai memindahkan kraton dari Koetai ke
Tenggarong (di arah hulu kampong Sammarinda). Namun pangeran tidak ikut ke
Tanggarong, tetapi menetap di kampong Boegis. Nama kota Koetai kemudian disebut
Koetai Lama.
Pada peta-peta Portugis Koetai berada di muara
sungai Koetai. Nama tempat dan nama sungai sama. Itu berarti Koetai adalah nama
baru. Oleh karena terjadi proses sedimentasi jangka panjang di muara sungai,
lambat laun pulau-pulau yang terbentuk menghalangi arus air ke laut yang
menyebabkan banjir di Koetai. Faktor lain yang menyebabkan kraton relokasi
karena lingkungan alamnya yang tidak sehat lagi dan adanya ancaman bajak laut.
Sehubungan dengan tempat tinggal pangeran di kampong Samarinda, kompong Bugis
ini cepat berkembang. Paling tidak kesahbandaran di Koetai (Lama) juga turut
relokasi ke Samarinda. Oleh karena Samarinda jauh dari pantai, baru pada era
Pemerintah Hindia Belanda dikunjungi oleh orang Eropa (Georg Muller, 1825). Pada saat Pemerintah Hindia Belanda membentuk
cabang pemerintahan di pantai timur Borneo, ibu kota ditetapkan di Samarinda
(1850). Sejak inilah kampong Samrinda tumbuh menjadi kota.
Lantas
bagaimana sejarah asal-usul Kota Pontianak? Bermula dari kampong Boegis di
Samarinda. Lalu bagaimana permulaan terbentuknya kota? Seperti kata ahli
sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.