*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini
Apakah
ke(pulau)an Natuna wilayah Riau? Bukankah secara defacto lebih dekat dengan
provinsi Kalimantan Barat di (kabupaten) Sambas? Bukan di situ persoalannya.
Yang menentukan satu pulau (atau kepulauan) masuk wilayah mana, pada era
Pemerintah Hndia Belanda, ditentukan atas dasar pertimbangan populasi dan atas
dasar arah kebijakan pemerintah dalam dua hal: ekonomi perdagangan dan keamanan
pertahanan.
Pada masa ini nama Natuna dijadikan nama
kabupaten: Kabupaten Kepulauan Natuna. Ini bermula pada awal Republik
Indonesia, kepulauan Riau dijadikan sebagai satu kabupaten di residentie Riau
yang beribukota di Tanjungpinang (di provinsi Sumatera Tengah). Saat itu Natuna
sebagai suatu desa terpencil di Kewedanaan Tanjungpinang. Pada tahun 1957
provinsi Sumatera Tengah dilikuidasi dan kemudian dibentuk provinsi: Sumatera
Barat, Riau dan Jambi. Sejak saat ini ibu kota (provinsi) direlokasi ke daratan
di Pekanbaru. Pada tahun 1999 kabupaten kepulauan Riau dimekarkan dengan
membentuk kabupaten Kepulauan Natuna (ibu kota di Ranai). Pada tahun 2002 semua
kabupaten-kabupaten kepulauan dipisahkan dari provinsi Riau dan dibentuk
menjadi satu provinsi dengan nama provinsi Kepulauan Riau (ibu kota di Tanjung
Pinang, pulau Bintan). Pada tahun 2006 nama kabupaten Kepulauan Riau di
provinsi Kepulauan Riau diubah menjadi kabupaten Bintan.
Bagaimana
sejarah Natuna? Sejarahnya setua ke(pulau)an Karimata. Natuna sebagai
pulau terdepan, Karimata dijadikan menjadi nama selat (straat Carimata). Lantas
mengapa Natuna masuk wilayah Riouw dan bukan Westkust van Borneo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.