*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disin
Kota
Perth di pantai barat Australia sesungguhnya kota baru Inggris. Wilayah pantai
barat Australia sudah sejak zaman lampau (era VOC) sudah dihuni oleh
orang-orang Belanda dengan mendirikan pos perdagangan di beberapa titik
(umumnya sekitar muara sungai). Migrasi orang-orang Inggris ke Australia pantai
timur Australia, lambat laun merangsek ke pantai barat Australia. Ini ibarat
Amerika yang bermula di pantai timur dan kemudian berkembang ke pantai barat
Amerika (California). Begitu luasnya Hindia Timur (baca: Indonesia) migrasi
Belanda seakan tertahan di Indonesia, tidak sempat meluber ke pantai barat
Australia. Arus inggris yang ke pantai barat Australia ini menyebabkan orang-orang
Belanda menjadi minoritas (dan akhirnya punah).
Selain soal Inggris versus Belanda di
Australia, mengapa pantai timur Australia lebih cepat berkembang yang berpusat
di Sydney daripada pantai barat Australia. Orang-orang Inggris memulai koloni
di pantai timur (disebut New South Wales), dan lalu pelabuhan Port Jackson
cepat berkembang, demikian juga kawasan Sydney. Hal itu karena Port Jackson
menjadi hub perdagangan utama di pantai timur ke arah lautan Pasifik yang
meliputi Nieuw Zeeland (Selandia Baru)
dan pulau-pulau di Pasifik. Sementara pantai barat Australia bukan sebagai hub
perdagangan utama (semasa orang-orang Belanda) tetapi justru hanya feeder
perdagangan yang berpusat di Batavia (Jawa). Selain itu, daratan pantai timur
Australia lebih luas dan lebih subur relatif terhadap pantai barat Australia.
Orang Inggris, luas dan kesuburuan lahan serta pusat perdagangan menjadi
faktor-faktor penting mengapa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi lebih pesat
di wilayah koloni Inggris daripada wilayah koloni Belanda di pantai barat.
Lantas
bagaimana sejarah asal usul (kota) Perth? Sudah barang tentu sudah ada yang menulisnya. Namun
sejarah tetaplah sejarah. Sejauh data baru ditemukan, penulisan narasi sejarah kota
Perth dan wilayah pantai barat Australia tidak pernah berhenti. Lalu apa
pentingnya sejarah kota Perth? Yang jelas wilayah pantai barat Australia sejak
awal telah terhubung dengan Indonesia (baca: Hindia Belanda) di Batavia. Pada
wilayah inilah terbentuk kota Perth, tumbuh dan berkembang. Okelah kalau
begitu. Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pantai Barat Australia dan Nama
Perth
Sebelum
terbentuk kota dan diberi nama Perth di Australia, nama Perth sebagai nama
tempat di Inggris sudah lama eksis. Paling tidak keberadaan kota Perth di
Inggris ini diberitakan pada tahun 1661 (lihat Tijdinghe uyt verscheyde
quartieren, 26-02-1661). Nama tempat Perth ini di Inggris (kini di Skotlandia) hingga
kini masih eksis, namun bukan kota besar tetapi nama kota kecil, sedangkan kota
Perth di Australia adalah suatu kota besar. Kota Perth di Skotlandia kini
hanyalah sebuah ibu kota dari suatu county (setingkat kecamatan).
Pada tahun 1661 pedagang-pedagang Belanda
sudah tersebar di Hindia Timur (baca: Indonesia). Ini bermula ketika
pelaut-pelaut Belanda tiba kali pertama di Banten dan Bali pada tahun 1593.
Pada tahun 1619 pedagang-pedagang Belanda yang tergabung dalam VOC merelokasi
pos perdagangan utama dari Amboina ke Batavia (kini Jakarta). Sejak VOC di
Batavia, pedagang-pedagang Belanda semakin tumbuh dan berkembang. Pada tahun
1661 pelaut-pelaut Inggris sudah mulai memasuki Hindia Timur dengan menempatkan
pedagang-pedagangnya di beberapa kota pelabuhan. Pada tahun 1665 Pemerintah VOC
mengubah kebijakannya dari perdagangan yang longgar di (kota-kota) pantai
dengan kebijakan baru dimana penduduk dijadikan sebagai subjek (Pemerintah VOC
bekerjasama dengan pemimpin lokal). Kebijakan baru inilah awal kolonisasi
Belanda di Hindia Timur, sementara Inggris hanya berdagangan di kota-kota
pantai (seperti sebelumnya kebijakan VOC). Pedagang-pedagang Belanda pada saat
kebijakan baru ini sudah berkoloni di Nova Hollandia (kini Australia).
Pelaut-pelaut Belanda yang keudian diikuti pedagang-pedagang Belanda sudah
sejak 1616 mencapai Australia (bagian utara dan bagian barat).
Orang-orang
Inggris membentuk koloni di Australia baru dimulai pada tahun 1788 di Port
Jackson, Kawasan koloni Inggris pertama di Australia ini kemudian disebut
Sydney. Lalu setelah di Sydney, orang-orang Inggris memulai berkoloni di Pulau
Tasman (1804) dan kemudian menyusul di pantai barat Australia.
Pada awal koloni Inggris di Australia, kota
Perth di Skotlandia adalah kota besar (kala itu) dan cukup terkenal serta kerap
diberitakan. Kota Perth berada di wilayah yang sama dengan kota Dundee di
Skotlandia (sungau Tay). Dua kota ini relatif sama besarnya. Jika kini, Perth
hanyalah sebesar ibu kota county, kota Dundee adalah kota terbesar keempat di
Skotlandia. Kota Perth di Skotlandia sama populernya dengan kota lainnya
seperti Dundee, Edinbutg dan Glasgow. Pada masa ini, nama kota (nama tempat)
Perth tidak hanya di pantai barat Australia, juga ditemukan di Tasmania dan
Kanada (Amerika Utara). Kota Perth ini diduga kuat merujuk pada kota Perth kuno
di Skotlandia.
John
R Forrest adalah seorang pelaut handal asal Perth yang berbasis di Leith
(Edinburg), Skotlandia. Kapalnya bernama Fracnkfort Packett (lihat
Rotterdamsche courant, 29-10-1822). Salah satu dari kapal yang membawa imigran
ke Australia pada tahun 1828 adalah kapal Francfort Packet yang dikapteni oleh
JR Forrest. Rombongan migran itu sendiri di bawah pimpinan Kaptein J Stirling.
Rombongan Stirling ini mendarat di sungai Zwanen pada bulan Agustus 1829.
Satu fraksi dari para migran Inggris yang
berangkat ke Australia, pada bulan Agustus 1829 tiba di Zawanen Rivier (kini
Swan River). Para migran ini membangun kota di sungai Zwanen yang disebut kota
(town) Freeantic. Di tepian sungai yang lain yang disebut Melville water kemudian
didirikan kota yang disebut Perth. Di kota baru inilah J Stirling membentuk
pemerintahan. Kisah rombongan Stirling ini juga terjadi di beberapa wilayah
Australia seperti halnya rombongan-rombongan imigran Eropa, termasuk Inggris ke
Amerika Serikat (terutama wiilayah dataran tinggi dan pantai barat Amerika).
Dari
berita surat kabar berbahasa Belanda yang terbit pada 22 Juli 1930 diketahui
awal terbentuknya kota Perth di sungai Zwanen yang dipimpin oleh Kaptein J
Stirling. Seperti disebutkan di dalam berita ini, lahan yang mereka tempati
tidak terbilang subur. Namun apa daya kafilah imigran yang datang dari jauh di
Inggris sudah tiba di pantai barat Australia. Lahan-lahan subur di pantai timur
Australia sudah penuh sesak sejak lama.
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kota Perth
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir
Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok
sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan
Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi
berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau.
Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu
senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar