*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini
Filipina adalah sekutu Amerika Serikat tetapi Non-Blok. Idem dito (Federasi) Malaysia adalah sekutu Inggris tetapi Non-Blok. Indonesia yang Non-Blok hanya sekutu bagi dirinya: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Filipina dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, sama-sama republik dan pemimpin negara disebut Presiden. Indonesia merdeka 1945 dan Filipina merdeka 1946. Lepas dari banyak kesamaan, Filipina dan Indonesia sama-sama negaras kepulauan yang berakar sama: Hindia Timur (Filipina adalah Hindia Tmur Spanyol dan Indonesia adalah Hindia Timur Belanda).
Lantas bagaimana sejarah kemerdekaan Filipina? Seperti disebut di atas, Filipina sudah sejak lama sebagai sebuah republik, namun baru (benar-benar) merdeka tahun 1946. Kemerdekaan ini dapat dikatakan sebagai pemberian pemerintah Amerika Serikat. Lalu apakah kemerdekaan Indonesia 1945 sebagai pemberian Jepang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Kemerdekaan Filipina 1946: Presiden Dulu-Baru Merdeka
Kabar kemerdekaan Filipina diumumkan pada tanggal 2 Juli 1946. Surat kabar yang terbit di Soerabaja, Nieuwe courant, 04-07-1946 memberitakan bahwa (hari ini 4 Juli) akan menjadi republik merdeka dengan Senator Mianuel Roxas sebagai presiden pertamanya. Kemerdekaan ini sejatinya akan diberikan oleh Amerika Serikat pada tahun 1942, namun karena pecah Perang Pasifik, pemberian kemerdekaan Filipina itu ditunda hingga berakhirnya perang.
Nieuwe courant, 05-07-1946: ‘Manila, 4 Juli (Reuter). Republik Filipina secara resmi didirikan hari ini ketika Komisaris Tinggi Amerika, Paul V. McNutt, secara terbuka memproklamasikan kemerdekaan Filipina atas nama Presiden Truman. Upacara ini kebetulan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat sendiri. Jenderal Douglas MacArthur yang mewakili Angkatan Darat Amerika Serikat menerima tepuk tangan meriah saat menyampaikan pidatonya. Inggris diwakili oleh Lord Killeam, wakil Inggris yang luar biasa di Asia Tenggara; dia didampingi oleh konselir politik RH Scott. Mereka telah terbang dari Singapura dan akan kembali kesana pada hari Sabtu. Komisaris McNutt memberi tahu kerumunan besar itu bahwa Amerika Serikat memiliki kewajiban untuk mempertahankan pangkalan militer di Filipina sebagai bagian dari sistem keamanan dunia. Dalam pidatonya kepada rakyat, presiden pertama Filipina, Dr. Manuel Roxas, bahwa Filipina wajib mendukung program internasional Amerika Serikat.
Kemerdekaan Filipina tentu saja menjadi kebahagiaan tersendiri bagi rakyat Filipina, tetapi hubungan akrab antara Filipin dan Amerika Serikat jelas masih tanda tanya besar bagi Indonesia. Amerika Serikat adalah pemimpin Sekutu di Asia Pasifik, yang mana dua negara yang tengah bekerja di Indonesia atas mandat Sekutu (Inggris dan Australia) untuk melucuti senjata dan mengevakuasi militer Jepang tengah dalam dilema, sebab Inggris telah memberi jalan masuknya Belanda (NICA) kembali ke Indonesia.
Sejak awal tahun 1946, Pemerintah Republik Indonesia yang beribukota di Jakarta telah hijrah ke Jogjakarta, karena situasi dan keamanan yang tidak kondusif karena terjadinya perlawanan dari TRI dan rakyat sehubungan dengan semakin meningkatnya kekuatan Belanda (NICA) di Jakarta dan sekitar. Pemerintah Republik Indonesia dan Presiden Soekarno secara tegas menentang semua bentuk penjajahan di Indonesia, apakah itu Inggris maupun Belanda dan juga termasuk Amerika Serikat. Hubungan akrab Inggris (Australia) dan Belanda di satu sisi dan hubungan akrab antara Filipina dan Amerika Serikat di sisi lain adalah rintangan bagia Indonesia. Namun tampaknya Amerika Serikat dalam hal ini lebih terkesan wait and see. Dalam situasi tidak menentu bagi Indonesia setelah menyatakan sendiri kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Amerika Serikat di kawasan (termasuk Indonesia) telah memainkan peran politik sendiri, sedangkan Belanda juga tengah melakukan peran sendiri. Hal ini terlihat seperti yang diberitakan Nieuwe courant, 10-07-1946 bahwa Baraon van Aerssen, utusan Belanda di Canberra tengah melakukan perjalanan ke Manila dan kemudian ke Batavia (Jakarta) dan seterusnya melakukan kunjungan singkat ke India sebelum kembali ke Australia. Yang jelas pada saat ini sejak tanggal 21 Juli militer Belanda melakukan agresi ke wilayah pertahanan Republik Indonesia baik si Jawa maupun Sumatra (Agresi Militer Belanda I). Kemerdekaaan Indonesia semakin terancam, saat Filipina telah mendapatkan kemerdekaan. Amerika Serikat dalam melihat apa yang terjadi di Indonesia seakan mati langkah. Bagaimana dengan para pemimpin Filipina melihat situasi dan kondisi di Indonesia?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Indonesia Merdeka 1945 Baru Punya Presiden
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar