Laman

Sabtu, 12 Juni 2021

Sejarah Kota Ambon (11): Sejarah Benteng di Kepulauan Maluku Sejak Era Portugis; Fort Victoria Amboina hingga Fort Ternate

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Ambon dalam blog ini Klik Disini

Sejarah benteng tentulah penting. Sejarah benteng di Hindia Timur (Nusantara) dimulai sejak kehadiran bangsa Eropa. Pelaut-pelaut Portugis pertama kali hadir pada tahun 1511 yang mana tiga kapal berhasil mencapai kepulauan Maluku. Lalu pelaut-pelaut Spanyol menemukan jalan melalui Pasifik dan berlabuh di Zebu (Filipna) pada tahun 1524. Dari sinilah pelaut-pelaut Spanyol menemukan Maluku (yang kemudian mulai bersaing dengan pelaut-pelaut Portugis). Persaingan inilah yang menjadi pangkal perkara mulai dibangunnya benteng.

Membangun benteng tidaklah murah. Untuk membangun benteng dibutuhkan biaya besar. Oleh karena ini benteng adalah suatu investasi yang hanya mampu disponsori kerajaan (Spanyol, Portugis) yang kemudian diikuti oleh sarikat dagang Belanda dan sarikat dagang Inggris. Fungsi benteng tidak hanya untuk tempat bertahan, tetapi juga menjadi gudang penampungan barang dan komoditi (loji). Dalam perkembangannya benteng menjadi awal pusat koloni (pusat pemerintahan koloni). Benteng dapat dikatakan instrumen penting dalam awal penjajahan.

Lantas bagaimana sejarah benteng di Kepulauan Maluku? Seperti disebut di atas pembangunan benteng di mulai oleh pelaut-pelaut Portugis dan Spanyol. Benteng Portugis pertama yang dibangun adalah di Amboina. Benteng ini kemudian direbut oleh pelaut-pelaut Belanda yang hadir belakangan. Lalu bagaimana sejarah benteng di Kepulauan Maluku? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Benteng Portugis: Fort Victoria di Amboina

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sebaran Benteng di Kepulauan Maluku

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar