*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini
Guru-guru
asal Padang Sidempuan tempo doeloe cukup banyak. Sebagian diantaranya berkarir
di luar wilayah Tapanuli dan sebagian yang lain berkarir di Tapanuli (Bagian)
Selatan termasuk di kota Padang Sidempoean. Dua diantaranya guru yang di
akhir masa karirnya berkiprah di kota Padang Sidempuan adalah Soetan Tagor
Moelia dan Soetan Soripada Moelia. Nama Soetan Tagor Moelia kini namanya
ditabalkan sebagai nama perpustakaan kota di Kota PadangSidempuan dan nama Soetan
Soripada Moelia ditabalkan sebagai nama jalan (dimana kini menjadi komplek pendidikan)
di Sadabuan.
Salah satu pembaca blog ini pernah mengirim email yang memperkenalkan
diri sebagai cucu dari Sutan Tagor Mulia Harahap yang disebutnya sang kakek dulunya adalah seorang pendidik di Padang Sidimpuan. Beliau juga menyebut Soetan Casajangan adalah
paman dari sang kakek (ompung) Sutan Tagor Mulia Harahap. Untuk sekadar teringat,
ketika saya masih sekolah dasar (1970an) di Padang Sidempoean, nama Sutan Tagor Mulia sangat dikenal sebagai
seorang pendidik di Padang Sidemmpuan. Tentu saja saat itu tidak menyadarinya,
karena saya belum mengenal sejarah Soetan Casajangan. Siswa-siswa sekolah saat
itu hanya mengenal guru terkenal di jaman lampau bernama Willem Iskander karena
bukunya yang terkenal berjudul Sibulus-bulus, Sirumbuk-rumbuk yang diterbitkan
di Batavia pada tahun 1872. Saya suka membacanya, bahkan di halaman awal
skripsi saya (1987) salah satu puisinya yang terkenal saya kutip berjudul:
‘Ajar Ni Amangna Di Anakna Kehe Tu Sikola (pengajaran seorang ayah kepada
anaknya yang berangkat ke sekolah). Soetan Casajangan adalah generasi lebih
lanjut Willem Iskander (pribumi pertama studi ke Eropa di Belanda, 1857).
Willem Iskander adalah kakek buyut dari Prof. Andi Hakim Nasution (Rektor IPB
Bogor 1978-1987).
Bagaimana
sejarah Soetan Tagor Moelia dan Soetan Soripada Moelia? Seperti disebut di atas, keduanya adalah tokoh
pendidikan di Kota Padang Sidempuan. Namun sangat sayang sejarah kedua tokoh
ini kurang terinformasikan. Untuk lebih melengakapi sejarah kedua tokoh ini
diperlukan penggalian data. Akan tetapi darimana dimulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.