*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lampung di dalam blog ini Klik Disini
Setiap wilayah adat di Indonesia memiliki
tradisi yang diwariskan dan terus dilestarikan. Bahasa adalah unsur kebudayaan
yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun dalam perjalanannya bahasa
dapat berubah karena ada pengaruh kebudayaan lain. Adanya aksara adalah bentuk
lebih lanjut dari tradisi berbahasa. Di Lampung, rumah plus sesat menjadi ruang
kehidupan yang diperkaya dengan pakaian peralatan. Pada lingkungan komunal
terdapat music tradisi dan tarian tradisi. Lebih luas dari itu, pada basis komunal
terbentuk sistem pemerintahan tradisi.
Suku Lampung yang biasa disebut dalam bahasa Lampung Api ‘Ulun Lappung, bahasa Lampung Nyo ‘Jamma Lappung’ adalah suku bangsa pribumi yang berasal dari Provinsi Lampung yang berada pada bagian ujung selatan pulau Sumatra. Pada awal mulanya, suku Lampung berdiam di tengkuk Gunung Pesagi. Wilayah suku Lampung selain di provinsi Lampung juga tersebar di wilayah lainnya seperti: di sebagian provinsi Sumatra Selatan tepatnya di sekitar Danau Ranau, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang juga berdekatan bahkan berbatasan dengan provinsi Lampung. Suku Lampung juga tersebar di desa-desa di perbatasan antara Bengkulu dan Lampung, tersebar di desa Merpas, Nasal, Kaur di Bengkulu serta dapat juga ditemukan komunitas masyarakat Lampung di provinsi Banten tepatnya di desa Cikoneng kecamatan Anyar, kabupaten Serang. Masyarakat Adat Lampung terdiri atas dua sistem Pemerintahan Adat yakni Masyarakat Komunitas Adat Budaya Lampung Saibatin (Peminggir/Pesisir) dan Masyarakat Komunitas Budaya Lampung Penyimbang (Pepadun/Pedalaman). Masyarakat Lampung terdiri atas 4 Kepaksian dan 83 kemargaan yang terhimpun dalam kemargaan dan kebuwayan, tersebut antara lain: Bandar Lima Way Lima; Marga Teluk Peminggir; Marga Pemanggilan Peminggir; Marga Abung (Federasi Abung Siwo Migo); Marga Rebang Semendo; Masyarakat /Marga Way Kanan (Federasi Buay Lima Way Kanan); Masyarakat Marga Melinting; Masyarakat Marga Tulang Bawang (Federasi Mego Pak Tulang Bawang); Kepaksian Pernong Sekala Brak; Paksi Buay Belunguh; Paksi Buay Bejalan Diway; Kepaksian Nyerupa (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah tradisi di Lampung? Seperti disebut tradisi adalah akar budaya dan budaya yang lestari sepanjang masa (kebudayaan). Unsurnya tidak terbatas, tetapi umumnya, dan secara khusus di Lampung diidentifikasi bahasa dan aksara, rumah dan sesat, pakaian dan peralatan, musik dan tarian, keluarga dan pemerintahan dan sebagainya. Lalu bagaimana sejarah tradisi di Lampung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.