*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini
Dahulu
lebih dikenal Panarukan, pada masa ini Situbondo. Mengapa? Panarukan di pantai,
Situbondo di belakang pantai. Nama Panaroekan adalah nama kuno, nama yang
mewakili wilayah kabupaten Situbondo yang sekarang. Pada awal Pemerintah Hindia
Belanda rencana pembangunan trans-Java hanya sampai di Panaroekan. Mengapa
tidak sampai ke Banjoewangi? Apakah karena ada gunung Baluran?
Panarukan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Situbondo. Kecamatan ini berjarak sekitar 8 Km dari ibu kota Kabupaten Situbondo ke arah barat. Pusat pemerintahannya berada di Desa Wringin Anom. Nama Panarukan yang dahulu dieja Panaroecan /Panarokkan dikenal terutama sebagai ujung timur Jalan Raya Pos atau Grote Postweg yang dibangun Gubernur Jenderal Daendels. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: di utara selat Madura, di timur kecamatan Mangaran, di selatan/barat kecamatan Kendit. Situbondo (Madura: Situbândâ) adalah sebuah wilayah kabupaten. Ibu kotanya adalah Kecamatan Situbondo. Situbondo mempunyai pelabuhan penumpang dan niaga bernama Pelabuhan Panarukan. Mayoritas penduduk suku Madura. Konon, Situbondo zaman dahulu suatu danau besar. Situbondo merupakan bagian dari konflik-konflik perebutan wilayah dan kekuasaan kerajaan Majapahit dengan kerajaan Blambangan, di daerah ini diyakini perang Paregreg sebagai kehancuran Majapahit terjadi. Pada mulanya nama kabupaten Situbondo adalah kabupaten Panarukan dengan ibu kota di Situbondo. Nama kabupaten diubah menjadi kabupaten pada tahun 1972. Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian 0-1.250 M. Wilayah rata-rata di selatan barat seperti Jatibanteng dan Sumbermalang. Di wilayah utara terdapat Kecamatan Bungatan wilayah tertingginya 1.250 M. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Panarukan tempo doeloe, Panaroekan masa Situbondo? Seperti di sebut di atas, Panaroekan adalah nama kuno. Bahkan sudah dicatat di dalam teks Negarakerragama. Bagaimana dengan nama Situbondo. Dalam pembangunan jalan trans Java dari Batavia hingga Banjoewangi hanya di Panaroekan. Lalu bagaimana sejarah Panarukan tempo doeloe, Panaroekan masa Situbondo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Panarukan Tempo Doeloe, Panaroekan Masa Situbondo; Batavia Hingga Banjoewangi Hanya di Panaroekan
Tunggu deskripsi lengkapnya
Batavia Hingga Banjoewangi Hanya di Panaroekan: Gunung Baluran
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar