*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini
Dalam narasi sejarah Malang tidak pernah
terpikirkan apa itu Pegunungan Selatan. Para warga Malang hanya melihat
keutamaan Pegunungan Penanggungan. Mungkin terlupakan Pegunungan Selatan. Para
penduduk di selatan menunjuk gunung Kendeng. Pegunungan Selatan ini terkesan sebagai
sabuk bagi wilayah dataran tinggi Malang di bagian belakang dimana pintu
gerbang berada di sebelah utara di Pegunungan Penanggungan. Namun setiap sabuk
memiliki lobang pengancing yang justru menjadi celah peradaban awal di wiilayah
Malang. Bagaimana bisa? Ada gunung Kendeng lainnya di selatan Jawa.
Gunung Kendeng merupakan sebuah gunung yang berada di perbatasan kabupaten Cianjur dengan kabupaten Bandung, provinsi Jawa Barat. Gunung ini merupakan gunung api purba yang sudah mati. Hanya sisa-sisa kegiatan magmatis gunung Kendeng terlihat jelas dengan adanya kaldera bekas kawah yang berbentuk nyaris lingkaran sempurna berdiameter lebih dari 2 Km. Ada lima puncak di tepi kalderanya yaitu Puncak Pasir Turen (1.918 M), Puncak Kendeng (1.901 M), Puncak Pasir Kendeng (1.852 M), Puncak Batu (1.816 M) dan Puncak Malang (1.795 M). Gunung Kendeng terakhir aktif antara 1,8 Juta-700.000 tahun yang lalu dan meletus dahsyat dengan tekanan gasnya yang sangat tinggi hingga merobek sisi bagian barat daya membentuk punggungan serta lembah curam sepanjang 25 Km yang kini dialiri oleh Sungai Citajur. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah pegunungan selatan dan laut selatan, peradaban awal di wilayah Malang? Seperti disebut di atas, kawasan pegunungan di selatan yang bagaikan sabuk bagi dataran tinggi Malang kurang terperhatikan dalam narasi sejarah Malang. Mengapa? Jauh di mata tetpai dekat di hati. Lalu bagaimana sejarah pegunungan selatan dan laut selatan, peradaban awal di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.