*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Kedayan/Kadayan salah satu suku bangsa asli Brunei. Suku Kedayan sering juga
disebut Melayu Kedayan karena secara linguistik termasuk dalam rumpun bahasa
Melayu Lokal. Dalam pengertian lain Kedayan juga termaksuk Orang Pedalaman atau
Orang Darat. Nama lama kepada suku Dusun di Brunei juga di sebut Kedayan atau
Sang Kedayan. Sang Kedayan untuk membedakan 'Orang Laut' (pesisir). Kedayan
Islam/Kedayan Melayu ini berkerabat dengan Kan(d)ayan Dayak dari Kalimantan
Barat.
Bahasa Kedayan adalah dialek Bahasa Melayu Brunei yang dituturkan oleh suku Kedayan yang berasal dari sungai Kedayan di Brunei dan juga di dituturkan di Miri (Sarawak), Sipitang, (Sabah) dan Wilayah Persekutuan Labuan, Malaysia Timur. Suku Kedayan berbeda dengan suku Melayu Brunei. Tujuh suku asli Brunei yaitu Melayu-Brunei, Kedayan, Tutong, Belait, Dusun, Bisaya, Murut (Lun Bawang) dan sedikit Iban (namun tidak termasuk suku asi Brunei). Sama dengan Bahasa Melayu Brunei standar mempunyai pertukaran bunyi vokal daripada Bahasa Melayu Baku. Antara lain ialah bunyi /e/ akan berganti menjadi bunyi /a/. Perbedaannya dengan bahasa Melayu Brunei standar, pada bahasa Kedayan kehilangan huruf "R". (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Kadayan Brunai di Borneo Utara? Seperti disebut di atas, bahasa Kadayan dituturkan orang Kadayan di Brunai, wilayah Borneo Utara. Dialek-dialek bahasa Melayu dan dialek bahasa Kadayan di Brunai. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kadayan Brunai di Borneo Utara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.