Laman

Kamis, 06 Februari 2025

Sejarah Jakarta (122): Tan Joe Hok, Juara Bulu Tangkis di Indonesia Juara All England 1959; Then Giok Soei, 1934, S Loebis, 1935


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda, bulu tangkis (badminton) di Indonesia bukan diperkenalkan orang-orang Inggris dan Belanda tetapi justru orang-orang Amerika tahun 1908. Raja badminton pertama di Batavia adalah The Giok Soei (Juara Badminton West Java,1934), raja badminton di Soerabaja adalah S Loebis (Juara Badminton Oost Java, 1935). Bagaimana di era Republik Indonesia? Tan Joe Hok juaranya.


Tan Joe Hok alias Hendra Kartanegara lahir 11 Agustus 1937 adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era tahun 1950-an hingga 1960-an. Ia adalah putra Indonesia pertama yang menjuarai All England tahun 1959 setelah mengalahkan kompatriotnya, Ferry Sonnevile di final. Tan Joe Hok juga meraih medali emas Asian Games tahun 1962. Selain itu, Ia bersama enam pebulu tangkis Indonesia lainnya merebut Piala Thomas untuk pertama kalinya tahun 1958. Tan Joe Hok bersama dengan Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf, dan Olich Solihin merupakan perintis Tim Thomas Indonesia yang dikenal sebagai “tujuh pendekar" bulu tangkis tanah air. Mereka berhasil menjuarai Piala Thomas 1958 setelah menaklukkan juara bertahan Malayadengan skor 6-3 di Singapore Badminton Hall, Singapura. Dalam perebutan Piala Thomas tersebut, Tan Joe Hok bermain sebagai pemain tunggal sekaligus pemain ganda berpasangan dengan Lie Poo Djian (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Tan Joe Hok, juara bulu tangkis Indonesia hingga juara All England 1959? Seperti disebut di atas, permainan bulu tangkis sudah lama dikenal di Indonesia. Dua pemain terkenal di era Hindia Belanda adalah Then Giok Soei, 1934 dan S Loebis, 1935. Lalu bagaimana sejarah Tan Joe Hok, juara bulu tangkis Indonesia hingga juara All England 1959? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Tan Joe Hok, Juara Bulu Tangkis Indonesia hingga Juara All England 1959; Then Giok Soei, 1934, S Loebis, 1935

Dalam kejuaraan bulu tangkis Indonesia (PBSI) tahun 1956 tampil sebagai juara tunggal putra Tan Joe Hok dari Bandoeng (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 11-09-1956). Kejuaraan nasional ini diadakan di Bandoeng. Di semi final Tan Joe Hok berhasil mengalahkan Eddy Jusuf dari Djakarta, yang telah mempertahan gelar selama tiga tahun berturut-turut. Tan Joe Hok mengalahkan Olich asal Tasikmalaja di final.


Nama Tan Joe Hok pertama kali terinformasikan pada tahun 1948 (lihat Het dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 31-12-1948). Pada tahun 1955 tiga pemain andalan Djakarta, Feery Sonneville, Eddy Jusuf dan Eddi Jo, bertandang ke Bandoeng melawan andalan West Java Kusumajadi dari Bogor, Olich dari Tasikmalaja, Utang dan Tan Joe Hok yang keduanya dari Bandoeng (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 15-03-1955). Pada tunggal pertama Utang menang atas Eddi Jo 15-0, 15-5, namun Eddy Jusuf menyamakan kedudukan dengan memenangkan permainan apik melawan Tan Joe Hok 15-9, 15-11. Sonneville tidak kesulitan mengalahkan Kusumajadi 15-1, 15-11. Pada ganda pertama, pasangan Jawa Barat Utan dan Masduki menang 13-13 (5-l), 11-15, dan 15-9 atas Eddy Jusuf dan Eddi Jo. Sementara ganda pertama Jawa Barat yang dibentuk Olih dan Kusumajadi kalah dalam permainan terbaik malam itu 10-15, 14-14 (3-l), dan 11-15 atas Ferry Sonneville dan Eddy Jusuf. Djakarta memenangi pertandingan itu dengan skor 3-2. Sebulan kemudian tim tim Singapoera melakukan tur melakukan empat laga di Djakarta, Solo dan Bandoeng yang dipimpin oleh Wee Kim Wee (lihat Indische courant voor Nederland, 23-04-1956). Setelah selesai tur pimpinan Singapoera Wee Kim Wee yakin tim Indonesia akan lolos ke zona final Piala Thomas 1958. Wee Kim Wee menyebutkan selain Ferry Sonneville dan Eddy Jusuf, di tunggal, Indonesia masih mengandalkan empat pemain lagi: Lie Po Djian, Tang King Gwan, Tan Joe Hok dan Olich. Dalam turnamen yang diikuti pemain Indonesia (PBSI) di Koealaloempoer Tan Joe Hok berjaya (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 30-07-1956). Tan Joe Hok mengalahkah juara Selangor Yap Beng Poh dengan skor 15-5 dan 15-8. Tan Joe Hok juga mengalahkan pemain Thai dengan skor 15-8 dan 15-2. 

Pada awal tahun 1957 tim nasional bulutangkis Tiongkok bertandang ke Indonesia yang diadakan di Gedoeng Olah Raga Djakarta (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 01-04-1957). Dalam pertandingan yang diadakan pada Sabtu malam, pemain Tiongkok hanya membukukan kemenangan di nomor ganda. Ganda Khay Houw/Gouw Soem Lok dari Pekalongan kalah 17-15, 15-8 dari Hwang Sze Ming/See Ning An. Di nomor tunggal, pemain-pemain terbaik Indonesia menunjukkan diri mereka sebagai pemain yang lebih kuat dari lawan-lawan Tiongkok mereka pada Sabtu malam. Pemain ketiga dari Indonesia Eddy Jusuf menang dengan selisih yang besar atas pemain keempat dari Tiongkok, Se Ning An. Skornya adalah 15-2, 15-1. Juara Indonesia Tan Joe Hok tertinggal di set pertama dengan skor 11-14, tetapi ia akhirnya menang dengan skor 17-14. Set kedua dimenangkan dengan mudah oleh pemain Indonesia dengan skor 15-8. Olich Solichin mengalahkan Hwang Sze Ming dengan 15-11, 15-11. Ganda putra Indonesia Njo Kim Bie/Tan King Gwan akhirnya menang dengan skor 15-17, 15-3, dan 15-4 atas Njoo Kim Bie/Tan King Gwan.


Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-07-1957: ‘Pertandingan seleksi bulu tangkis. Pada Jumat dan Sabtu malam, akan digelar pertandingan seleksi bulu tangkis di Gedung Olahraga untuk menyeleksi tim nasional yang akan bertanding melawan Selandia Baru dan Australia dalam perebutan Piala Thomas. Pemain yang akan berlaga pada seleksi ini adalah Lim Eng Chin (Medan), ganda putra Kwik Hian Soei Lim Kim Hian asal Palembang, M. Jasin, Njoo Kiem Bic dan Tio Tjoe Djen asal Surabaya, Lie Po Djan asal Purwokerto, Tutang, Masduki dan Gan Liang Hay asal Bandung; Tan King Gie dari Jogja; Olich dari Tasikmalaja; Gan Khay Hauw dan Gouw Soen Lok dari Pekalongan dan Eddy Jusuf, Tan King Gwan dan Tan Thiaoi Béng dari Jakarta. Juara Indonesia Tan Joe Hok kemungkinan besar tak akan ikut dalam pertarungan Piala Thomas, sebab orang tuanya beranggapan lebih baik ia menuntaskan kuliahnya terlebih dahulu. Pertandingan dimulai pukul 19.15 pada kedua malam.

 

Dalam mengikuti kejuaraan antara negara (beregu/putra) Thomas Cup yang akan diadakan pada tahun 1958 Indonesia akan berpartisipasi. Tan Joe Hok dikabarkan kemungkinan tidak bisa mendukung tim Indonesia karena kuliah di Amerika. Bagaimana dengan Ferry Sonneville? 


Kejuaraan bulu tangkis perorangan yang paling bergengsi adalah All England. Kejuaraan yang diadakan di Inggris ini konon dimulai 1899. Dalam kejuaraan tahun 1949 juara ganda putra berasal dari Malaya (Ooi Teik Hock/Tech Seng Khoon). Sejak 1952 juara tunggal putra dipegang oleh pemain dari Malaya dan kemudian oleh Erland Kops (Denmark) pada tahun 1958. Sementara itu kejuaraan antara negara (beregu/putra) Thomas Cup dimulai pada tahun 1949 yang diadakan di Preston Inggris yang di final regu Malaya mengalahkan Denmark. Dalam kejuaraan Thomas Cup 1952 dan 1955 sama-sama diadakan di Singapoera dimenangkan oleh regu Malaya. Pada tahun 1957 Malaya (masih termasuk Singapoera) mendapatkan kemerdekaan dari Inggris. Kejuaran Thomas Cup tahun 1958 akan diadakan lagi di Singapoera dimana juara bertahan Malaya akan ditantang pemenang kualifikasi (dengan system gugur). Dalam kualifikasi ini Indonesia akan berpartisipasi. Indonesia akan merebut satu tempat mewakili zona Oseania (melawan Selandia Baru dan Australia). Seperti kita lihat nanti Amerika Serikat mewakili zona Amerika, Denmark zona Eropa dan Thailand zona Asia. Malaya sendiri sebagai juara beratahan masuk zona Asia. Bagaimana peluang Indonesia? Seperti disebut di atas, Wee Kim Wee dari Singapoera yakin tim Indonesia akan lolos ke zona final Piala Thomas 1958 (maksudnya dapat mengatasi Australia dan Selandia Baru). Piala Thomas merupakan ajang yang setara dengan Piala Davis dalam tenis di bidang bulu tangkis.

Pada tanggal 7 Oktober 1957 tim Thomas Cup Indonesia berangkat ke Selandia Baru (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 07-10-1957). Disebutkan Tim Indonesia terdiri dari Tan Joe Hok, Olich, Lie Po Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie dan Eddy Jusuf. Apakah dalam, hal Tan Joe Hok mengambil cuti kuliah? Disebutkan lebih lanjut dari semua pemain Indonesia yang berangkat, juara Indonesia berusia 20 tahun Tan Joe Hok mungkin yang paling berbakat. Ia akan menjadi ancaman berat bagi mantan juara Ferry Sanneville saat ia kembali dari Belanda awal tahun depan untuk memperkuat tim Piala Thomas Indonesia. Diharapkan tim Indonesia yang pastinya bisa mengamankan tempat di final, yang akan dimainkan tahun depan di Malaya dan di mana akan berhadapan dengan lawan-lawan yang sangat kuat seperti Amerika Serikat, juara zona Amerika, dan Denmark, juara zona Eropa. Setelah berhasil mengalahkan Selandia Baru, tim Indonesia melawan tim Australia.


Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 19-10-1957: ‘Bulutangkis Indonesia unggul 4-0. Di final zona Pasifik untuk Piala Thomas, tim badminton Indonesia unggul 4-0 atas lawan mereka dari Australia di Melbourne. Menurut Reuter, pemain Indonesia jauh lebih cepat dan menunjukkan kondisi yang jauh lebih baik daripada pemain Australia. Khususnya pada pertandingan antara juara Indonesia, Tan Joe Hok dan juara Australia, Ken Turner, perbedaan kekuatannya sangat jauh. Pada pertandingan ganda, pemain ganda Indonesia jauh lebih kompak. Australia dikalahkan dalam tiga set langsung. Hasil lengkapnya adalah-. Tan Joe Hok—Ken Turner 15-4. 15-12; S Olich dan M. Murrav 15-3, 15-2. Ganda, Tan King Gwan/Njoo Kim Bic — C Cutt/1 Hutchinson 15-9, 15-11; Tan Joe Hok/Lie Po Djiao — K Turner/U Underhill 15-5, 15-10. Lima pertandingan tersisa akan dimainkan pada Jumat malam’. 

Tim Thomas Cup Indonesia akhirnya menghancurkan tim Australia dengan skor 9-0 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 21-10-1957). Disebutkan bulutangkis Indonesia menang 9-0 atas Australia dan menjadi juara zona Pasifik untuk Piala Thomas. Ini menyusul setelah memperoleh keunggulan 4-0 atas tim Australia pada hari Kamis, lima pertandingan tersisa juga dimenangkan pada Jumat malam, yang menghasilkan kemenangan 9-0. Seperti diketahui, tim bulu tangkis Indonesia sebelumnya menang telak 9-0 atas negara ketiga zona Pasifik, Selandia Baru. Dengan kemenangan ini, tim Indonesia akan berlaga pada kejuaraan Thomas Cup babak Challange tahun depan yang digelar di Malaya.


Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 28-10-1957: ‘Tim bulu tangkis kembali ke ibu kota. Kemarin pagi tim bulu tangkis Indonesia dari Sydney berada di Djakarta sudah sampai. Hanya beberapa penggemar olahraga yang hadir untuk menyambut acara tersebut, karena pesawat mendarat satu jam lebih awal dari yang diharapkan. Ketua Tim Bulu Tangkis R Joesoef mengatakan, pebulu tangkis Indonesia tentu lebih unggul kelasnya saat menghadapi tim Australia dan Selandia Baru. Para pemain dari Australia dan Selandia Baru bermain bulu tangkis sebagaimana yang dilakukan di negara ini 15 tahun lalu. Mereka bermain tanpa kekuatan penuh di awal setiap permainan. Setelah pemain Indonesia menyadari hal ini, mereka mulai melempar bola terus-menerus di awal dan ketika lawan kehabisan udara, mereka mulai melakukan smash keras. Sebelum meninggalkan Sydney, para pemain Indonesia memberikan demonstrasi bulu tangkis di televisi. Bapak Joesoef lebih lanjut menyampaikan bahwa tim Indonesia akan berlaga di babak semifinal Piala Thomas pada pertengahan Mei tahun depan. Lawannya kemungkinan besar adalah Denmark. Harapannya tinggi, terutama karena Ferry Sonneville mungkin akan bermain di tim. Sonneville diperkirakan akan kembali ke Indonesia pada bulan Januari, setelah menempuh pendidikan selama beberapa tahun di Belanda. Seperti diberitakan sebelumnya, tim bulu tangkis yang telah meraih banyak prestasi gemilang di benua baru tersebut akan melakoni sejumlah pertandingan kehormatan melawan tim dari Djakarta besok malam. Kemarin pagi tim bulu tangkis Indonesia kembali ke Jakarta dari Sydney. Tim yang meraih dua kemenangan gemilang atas Australia dan Selandia Baru terdiri dari (dari kiri ke kanan): Tan Joe Hok, Olich Solihin, Tan King Gwan, Njoo Kiem Bie, Lie Po Djian dan pemimpin R Jocsief’. 

Pada tahun 1958 tim Thomas Cup berhasil meraih gelar juara untuk pertama kali setelah mengalahkan juara bertahan Malaya tanggal 14 dan 15 Juni 1958 dengan skor 6-3. Kejuaran final yang diadakan di Singapoera (Malaya) ini Indonesia di semi final mengalahkan Denmark dengan skor 6-3. Di Final Indonesia melawan Thailand yang telah mengalahkan Amerika Serikat dengan skor 7-2. Lalu Indonesia berhasil mengalahkan Thailand dengan skor 8-1 yang kemudian menantang juara bertahan Malaya.


Algemeen Dagblad, 19-09-1958: ‘Indonesia memenangkan Piala Thomas pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis. Untuk merayakan peristiwa ini, diterbitkan serangkaian prangko dengan tiga nilai, yaitu 25 sen (merah tua), 50 sen (oranye), dan 1 rupiah. (cokelat). Ketiga nilai tersebut menggambarkan Piala Thomas dengan latar belakang bendera Indonesia’.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Then Giok Soei, 1934, S Loebis, 1935: Para Penerus Tan Joe Hok, Ferry Sonnevile, dan Lainnya  

Keberadaan permainan badminton paling tidak terinformasikan di Batavia pada tahun 1908 dimana American Hotel menyediakan fasilitas lapangan badminton. Sejak inilah permainan badminton mulai tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Permaianan badminton (bulu tangkis) tidak lagi hanya di kalangan orang-orang Eropa (Inggris/Belanda), juga sudah sangat intens dimainkan di kalangan orang-orang Tionghoa dan orang-orang pribumi. Turnamen-turnamen badminton mulai bermunculan sehubungan dengan dibentuknya berbagai asosiasi-asosiasi. Hal ini tidak hanya di Batavia, tetapi juga di kota lain seperti di Buitenzorg (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 12-05-1934).


De Sumatra post, 24-11-1931: ‘Disebutkan bahwa akhir-akhir ini, ada minat besar tentang permainan badminton di Medan. Untuk merangsang minat ini dan untuk lebih mengembangkan ikatan persahabatan internasional, perusahaan olahraga Rosé & Co di Kesawan  melakukan sharing and caring. Disebutkan bahwa toko ini telah menerima instruksi dari kantor pusatnya di India (Inggris) untuk menyediakan hadiah untuk kejuaraan yang akan diadakan pada bulan Maret 1932: Untuk pemenang juara single diberikan piala perak. Empat medali perak untuk 4 pemain yang berhasil ke semifinal. Untuk juara ganda juga diberikan piala perak. Dua medali perak untuk finalis lainnya. Pendaftaran dapat dilakukan mulai sekarang. Biaya investasi sebesar f1.25 per pasangan (double) dan f1 per orang (single)’. 

Pada bulan September 1934 mulai diadakan kejuaraan di West Java (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 05-09-1934). Disebutkan melalui Federasi Badminton Batavia, mulai tanggal 14 September, kejuaraan (kompetisi) terbuka akan diselenggarakan untuk Kejuaraan Seluruh West Java. Pertandingan (tunggal dan ganda putra) akan dimainkan di lapangan Badminton Club ‘Hua Chiao’, di jalan Prinsenlaan 18. Pendaftaran akan ditutup selambat-lambatnya tanggal 10 September. Olahraga badminton masih sangat muda di Hindia, meski begitu tidak kalah menarik’. Catatan: jalan Prinsenlaan pada masa ini jalan Pangeran Jayakarta.


Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa turnamen/kejuaraan West Java ini merupakan pertandingan pertama yang diselenggarakan di Jawa (di Medan, Sumatra sudah diadakan pada tahun 1932). Dalam partai puncak dalam kejuaraan badminton terbuka West Java ini untuk tunggal pada partai semifinal pertama antara Albert KG Liem dari Singapura melawan Sjarifoeddin dari Medan. Semifinal kedua antara Sjarif dari Medan melawan Then Giok Soei dari Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 08-10-1934). Disebutkan pada hari yang sama (7 Oktober) partai final antara Albert KG Liem melawan Then Giok Soei yang dimenangkan oleh Then Giok Soei dalam tiga set. Untuk juara tiga dimenangkan oleh Sjarifoeddin. Foto sang juara tunggal: Then Giok Soei. Catatan: Nama Sjarifoeddin juara ketiga kejuaraan badminton West Java yang disebut di atas bukanlah Amir Sjarifoeddin Harahap (tokoh politik pada era itu di Batavia), tetapi Sjarifoeddin gelar Baginda Mangaradja Moeda, guru muda HIS di Medan yang sebelumnya menjadi guru HIS di Sipirok, Afdeeling Padang Sidempoean (lihat De Indische courant, 07-05-1930). Sejauh ini bond badminton sudah terbentuk di Medan, Batavia dan Buitenzorg juga diketahui terdeteksi bond di Poerwakarta (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 17-01-1935).

Pada tahun 1935 ini di Soerabaja diadakan turnamen badminton. Kota Soerabaja adalah kota pertama di Oost Java yang menggiatkan permainan badminton. Dalam turnamen yang diselenggarakan kali pertama tahun 1935 di Soerabaja juara adalah S. Loebis. Ini seakan mengingatkan dua marga Loebis yang menjadi pemain badminton di Batavia yakni Indra Loebis dan Boerhan Loebis. Apakah juga S. Loebis sudah bermain badminiton sejak di Medan?


Boerhan Loebis adalah mahasiswa kedokteran di sekolah kedokteran NIAS di Soerabaja. Catatan: Sejarah Menjadi Indonesia-38: Sejarah Bulu Tangkis Indonesia; Diperkenalkan Amerika (1908), Turnamen Pertama di Medan, 1932; Sejarah Jakarta (85): Juara Bulu Tangkis Jakarta Kali Pertama Then Giok Soei, 1934; Juara Badminton Surabaya S. Loebis, 1935 (https://poestahadepok.blogspot.com/search?q=bulu+tangkis).

Pada era Pemerintah Republik Indonesia, terinformasikan munculnya gagasan pembentukan federasi bulu tangkis (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 28-02-1951). Disebutkan pembentukan Persatuan Bulu Tangkis Indonesia mengikuti contoh PSSI (sepak bola). PASI (atletik) dan PASI (tenis), sedang diambil langkah untuk membentuk satu persatuan bulu tangkis untuk seluruh Indonesia. Selama pembicaraan baru-baru ini antara serikat pekerja terbesar di Jakarta. Surabaya dan Bandung, diputuskan untuk membentuk suatu panitia yang bertugas menyiapkan konferensi mendatang dan pertandingan kejuaraan tahun 1951 antara wakil-wakil semua perkumpulan setempat. Konferensi dan kompetisi akan diadakan di Bandoenc dari 29 April hingga 6 Mei 1951. Untuk keperluan itu, sudah dibentuk panitia kerja yang dibantu oleh pengurus cabang bulu tangkis PORI Bandung.


Dalam perkembangannya Sidang paripurna yang digelar dengan tujuan membentuk persatuan bulu tangkis seluruh Indonesia diundur dari 29 April menjadi 4 Mei. Pada saat yang sama akan digelar pertandingan kejuaraan bulu tangkis Indonesia. Daerah berikut telah mendaftarkan diri untuk berpartisipasi: Bandung, Benkulen, Bodjonegoro, Bogor, Bondowoso, Bukittinggi, Jakarta, Djambi, Jogjakarta, Madiun, Madura, Malang, Menado, Palembang Pekalongan, Purwokerto, Pontianak, Semarang, Serang, Surabaya, Solo dan Tandjong Karang. Belum ada komitmen pasti yang diterima dari Medan. 90 pemain akan bersaing untuk memperebutkan kejuaraan (lihat Indische courant voor Nederland, 05-05-1951).

Dalam kejuaraan bulu tangkis pertama ini, Djakarta memenangkan kejuaraan dan Piala Kolonel Sadikin dengan pemain F. Sonneville, Then Giok Soey dan Tan Tjien Ho; Bandoeng yang beranggotakan Eddy Jusuf, Sie Tjoe Kong dan Rusdi berhasil meraih juara kedua. Juara ketiga diraih Pekalongan yang menang atas Tjirebon (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 08-05-1951).


Konferensi perwakilan 21 persatuan bulu tangkis se-Indonesia yang diselenggarakan di Bandung memutuskan untuk membentuk Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. Pada pertandingan konferensi, Jakarta berhasil menjuarai kejuaraan Indonesia dan meraih Piala “Kolonel Sadikin”. Bandung meraih hadiah kedua. Tempat ketiga ditempati oleh Pekaiongan (lihat Indische courant voor Nederland, 16-05-1951).

Pada bulan Desember 1952 diadakan kejuaraan (nasional) bulu tangkis di Djakarta (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 29-12-1952). Disebutkan Kejuaraan Bulu Tangkis Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 25 sampai dengan 28 Desember 2018. yang diadakan di kota ini berakhir dengan kemenangan gemilang bagi penduduk ibu kota dalam tunggal putra Sonneville (Djakarta), sementara juara Indonesia tunggal putri adalah Ong Hong Nio (Semarang). Pada kejuaraan beregu yang diikuti tidak kurang dari 23 tim, tim dari Djakarta, Solo, Djocja, dan Priangan lolos ke final, dengan yang pertama menjadi favorit terbesar.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar