Selasa, 13 Agustus 2013

Citayam: Nama Kampung Tempo Doeloe; Nama Generik Pada Masa Kini


*Untuk melihat Sejarah Citayam terbaru dalam blog ini Klik Disini  


Peta Landhuis Land Citayam, 1900 (peta: kitlv.nl)
Citayam adalah sebuah nama area di Kota Depok. Area ini di masa kini bisa disebut mencakup seluruh lahan yang berada di Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Kecamatan ini terdiri dari Kelurahan Pondok Terong, Ratu Jaya, Pondok Jaya, Cipayung dan Cipayung Jaya. Pada tahun 1999 lima desa ini (yang kini telah berstatus kelurahan) dipisahkan dari kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor  dan digabungkan  menjadi bagian dari Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Kemudian tahun 2011 lima desa ini menjadi Kecamatan Cipayung. 

Citayam sendiri di masa doeloe adalah sebuah kampung yang bertetangga dengan Kampung Cipayung. Di satu pihak Kampung Cipayung kini menjadi Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok dan di pihak lain, Kampung Citayam sendiri bagian dari Desa Raga Jaya, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Lantas, mengapa ada nama Desa Citayam di Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor? Kisahnya, begini:

Sabtu, 10 Agustus 2013

Setu Citayam di Pondok Terong, Depok: Terkenal Sejak Doeloe

Tanaman Teratai di Setu Citayam, 1930 

Setu Citayam sudah terdeteksi dan dipetakan sejak doeloe. Berdasarkan peta ‘Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900’ yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada tahun 1901, area setu ini disebutkan sebagai wilayah yang masuk Residentie Batavia, Afdeeling Buitenzorg, district Paroeng. Setu Citayam semakin dikenal kala itu karena di wilayah sekitar setu terdapat tanah partikelir (disebut Land Tjitajam) yang dimiliki oleh tuan tanah. Tanah partikelir ini digunakan untuk mengusahakan perkebunan. Wilayah pengusahaan tuan tanah ini meliputi lahan-lahan yang berada di Ratu Jaya, Pondok Terong, Pondok Jaya, Cipayung dan Cipayung Jaya yang menjadi bagian dari Kecamatan Cipayung pada masa ini.

Kamis, 08 Agustus 2013

Tanah Partikelir dan Landhuis di Depok ‘Tempo Doeloe’

*Artikel Sejarah Perkebunan di Depok dan sekitarnya dalam blog ini Klik Disini

Tanah Partikelir

Monumen Cornelis Chastelein Pemilik Tanah Partikelir di Depok, 1930
Tanah partikelir ialah tanah eigendom di atas mana pemiliknya mempunyai hak-hak pertuanan. Tanah partikelir adalah tanah yang dimiliki orang-orang swasta Belanda dan orang-orang pribumi yang mendapat hadiah tanah karena dianggap berjasa kepada Belanda. Tanah eigendom yang luasnya lebih dari 10 bau, yang menjadi milik seseorang atau suatu badan hukum atau milik bersama dari beberapa orang atau beberapa badan hukum, diperlakukan sebagai tanah partikelir. Tanah partikelir adalah tanah eigendom, yang mempunyai sifat dan corak yang istimewa. Tanah-tanah partikelir ini luasnya sampai sejumlah 1.150.000 Ha, terutama terletak di Batavia dan di Jawa Barat seperti  Banten, Karawang, Cirebon dan  Bogor (termasuk Depok).

Minggu, 04 Agustus 2013

Pelabuhan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Tempo ‘Doeloe’

*Artikel Sejarah Moda Transportasi di Depok Tempo Doeloe dalam blog ini Klik Disini

Laporan Tome Pires (1513) tentang Ciliwung dan Pakuan, Pajajaran

Sungai Ciliwung dan Gunung Salak di Bogor, 1875
Sungai Ciliwung hulunya bukanlah di Gunung Salak. Akan tetapi pemandangan Sungai Ciliwung berlatar Gunung Salak sungguh menakjubkan. Hulu Sungai Ciliwung sebenarnya berada di Gunung Pangrango. Oleh karenanya, sungai ini mengalir melalui Puncak via Ciawi, lalu membelok ke barat melalui Bogor dan kemudian berbelok ke utara melalui Depok dan Jakarta dan akhirnya bermuara ke laut di Teluk Jakarta. Inilah pemahaman kita pada masa kini tentang Sungai Ciliwung.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Kelurahan Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok Sudah Dikenal Sejak ‘Tempo Doeloe'

Peta-1. Depok, 1900

Kelurahan Bojong Pondok Terong yang lebih dikenal sebagai Kelurahan Pondok Terong adalah sebuah kelurahan di Kota Depok. Kelurahan yang berada di depok selatan ini sebelumnya adalah sebuah desa yang masuk Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor (bersama desa Ratu Jaya, Pondok Jaya, Cipayung dan Cipayung Jaya) dan bergabung dengan Kota Depok yang menjadi bagian dari Kecamatan Pancoran Mas pada tahun 1999. Pada tahun 2007 Kecamatan Pancoran Mas dimekarkan dengan nama Kecamatan Cipayung. Kecamatan baru ini justru hanya terdiri dari lima desa yang sama-sama melakukan 'integrasi' dari Kabupaten Bogor ke Kota Depok. Pada awalnya Desa Bojong Pondok Terong adalah gabungan dari beberapa kampung. Nama desa ini diambil dari dua nama kampung (kombinasi) yakni Kampung Bojong dan Kampung Pondok Terong. Kampung Bojong berada di sebelah utara desa (sekitar SPBU), sedangkan Kampung Pondok Terong di sebelah selatan desa (sekitar perumahan Permata).

Rabu, 31 Juli 2013

Rute Jalan Raya Sepanjang Rel Kereta Api dari Pasar Minggu Menuju Citayam Via Lenteng Agung dan Depok ‘Tempo Doeloe’



Stasion di Buitenzorg, 1881 (tampak luar)

*Untuk melihat Sejarah Kereta Api di Depok dalam blog ini Klik Disini  

Stasiun Beos (Stasiun Kota) di Batavia (Jakarta) dibangun pada tahun 1870. Pada tahun 1880 rel kereta api Jakarta–Buitenzorg (Bogor) dibangun sepanjang 59 Km.  Stasiun Bogor yang terletak di Kota Bogor dibangun pada tahun 1881. Berdasarkan peta tahun 1883-1885, diantara dua stasiun besar itu terdapat halte (pemberhentian kereta) di Depok, Citayam, dan Pondok Cina. Ini berarti halte-halte ini sudah ada sejak pembangunan rel Jakarta-Bogor dibangun. . Pengoperasian kereta api jalur Jakarta-Bogor sendiri waktu itu masih dilakukan oleh swasta.

Jumat, 26 Juli 2013

Rumah Citayam: Mansion Meester Cornelis di Depok ‘Tempoe Doeloe'

'Rumah Citayam' rumah peristirahatan (mansion) Meester Cornelis di Depok, 1930
'Rumah Citayam' adalah sebuah rumah peristirahatan (mansion) Meester Cornelis di Depok pada masa dulu. Meester Cornelis sendiri adalah nama lain dari Jatinegara--suatu wilayah di selatan Batavia pada masa dulu. Pemilik sebidang tanah ini adalah Meester Cornelis. Sebidang tanah yang menjadi milik Meester Cornelis berkembang menjadi sebuah wilayah yang setara dengan Batavia--suatu wilayah kepemilikan pribadi. Pewaris Meester Cornelis inilah yang menjadi pemilik sebuah mansion atau rumah peristirahatan yang berada di daerah Citayam, Depok pada masa dulu. Rumah Citayam menjadi potret masa doeloe yang mengingatkan kita pada Rumah Cimanggis dan Rumah Pondok Cina.    

Sabtu, 27 Oktober 2012

Indeks Pembangunan Manusia di Kota Depok: Tertinggi di Provinsi Jawa Barat dan Peringkat Tiga Nasional







Warga Kota Depok boleh senyum sedikit. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Depok merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat dan berada pada peringkat ketiga secara nasional setelah Kota Yogyakarta dan Kota Jakarta Selatan. Pada tahun 2011 IPM Kota Depok  adalah 79.20. IPM Kota Depok pada tahun 2013 ditargetkan akan mampu melampaui angka 80. Sebagai perbandingan, IPM Kota Bekasi berada di peringkat 50 nasional, Kota Bandung berada pada peringkat 58 dan Kota Bogor pada peringkat 63.

Kamis, 18 Oktober 2012

Distribusi Etnik di Kota Depok: Betawi Or Sunda?


Sekurang-kurangnya terdapat sebanyak 260 etnik yang bertempat tinggal di Kota Depok. Lima etnik yang terbilang signifikan (persentasenya di atas dua persen) adalah Betawi, Jawa, Sunda, Batak dan Minangkabau. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa persentase etnik terbanyak adalah Betawi sebanyak 36.70 persen, kemudian disusul etnik Jawa dengan persentase sebanyak 33.07 persen.  Sementara etnik Sunda di posisi ketiga persentase sebanyak 16.50 persen. Sedangkan dua etnik lainnya yang persentasenya di atas dua persen adalah etnik Batak (2.91 persen) dan etnik Minangkabau (2.66 persen). Pertanyaannya, etnik mana yang menjadi penduduk ‘asli’? Betawi or Sunda? 

Minggu, 14 Oktober 2012

Bahasa Sehari-hari di Kota Depok: Promosi Bahasa Indonesia, Degradasi Bahasa Sunda


Kota Depok adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada umumnya masyarakat Jawa Barat menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari di rumah. Akan tetapi tidak demikian di sejumlah kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Di Kota Depok sendiri ada sebanyak 82.63 persen warganya yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari di rumah. Ini sangat kontras dengan yang menggunakan bahasa Sunda yang hanya tersisa sebanyak 2.80 persen saja. Anehnya,  penggunaan bahasa Betawi dan bahasa Jawa justru lebih menonjol di Kota Depok jika dibandingkan dengan bahasa Sunda sendiri. Ini mengindikasikan bahwa bahasa sehari-hari di Kota Depok semakin Indonesia dan sebaliknya bahasa Sunda semakin terdegradasi. Lantas bagaimana di kabupaten/kota lainnya di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Barat?