Rabu, 20 April 2016

Sejarah Persija Jakarta [2]: Media Mulai Mempopulerkan Sepakbola, Kompetisi Sepakbola Perdana Indonesia Diadakan di Jakarta

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Persija Jakarta dalam blog ini Klik Disini


Liga Inggris (Algemeen Handelsblad, 28-12-1899)
Setelah Medan dan Jakarta, pertandingan sepakbola juga mulai diselenggarakan di Surabaya dan Semarang. Pertandingan sepakbola di berbagai tempat itu (kebetulan kota pantai) biasanya dilakukan sore hari jelang magrib (agar lebih adem buat orang Eropa/Belanda). Durasi pertandingan biasanya 2x35 menit, wasit dari tuan rumah dan masing-masing tim membawa penjaga garis sendiri. Pertandingan selalu menarik, baik buat orang Eropa/Belanda maupun pribumi dan Tionghoa. Strategi yang digunakan umumnya dengan formasi 1-2-3-5. Dari tontonan inilah orang-orang pribumi dan Tionghoa mengadopsi sepakbola sebagai permaianan yang menarik.

Pada tahun 1899, sebagaimana dilaporkan Soerabaijasch handelsblad, 20-05-1899 bahwa pada hari Senin, 22 Mei di lapangan Mesjid Surabaya akan diadakan pertandingan sepakbola antara anak-anak Surabaya (Soerabajasche jongelingen) dengan tamunya dari Semarang (Semarangsche Voetbal-club). Pertandingan terbuka untuk publik (sebagaimana telah diiklankan). Para pemain Surabaya adalah Kolling atau Merghard (penjaga gawang), Avis dan Pas (belakang), Vader, Guldenaar dan van Wieringen (gelandang), De Hoog, Douwes Dekker, Harper, Hughan dan Guldenaar (depan). Mereka itu adalah mantan pemain (di Belanda) dan dalam hal Gambar akan menjadi pemain cadangan. Masih di Surabaya, pada bulan Agustus 1899 juga terjadi pertandingan sepakbola, yakni antara Soerabsjasche (Voorwarts) dengan ECA Sportclub (ECA). Pertandingan ini dilaksanakan 20 Agustus, sore hari pukul enam. Tidak bisa diputuskan siapa yang pemenang (mungkin sudah gelap dan hasil masih imbang) dan akan dilakukan tanding ulang dalam minggu ini (Soerabaijasch handelsblad, 21-08-1899).

Sebelum berakhir abad ke-19, paling tidak sudah empat kota yang memiliki klub sepakbola, yakni: Medan, Jakarta, Semarang dan Surabaya, Sejauh ini pertandingan sepakbola di Bandung belum terdeteksi. Lagi pula pertandingan sepakbola sendiri belum popular dan masih pada fase pengenalan. Olahraga yang sudah popular saat itu hanya senam dan balap sepeda. Boleh jadi pada saat itu jumlah sepedea sudah sangat banyak, tidak hanya untuk kendaraan tetapi juga menjadi alat olahraga (baik laki-laki maupun perempuan). Sepakbola semakin popular karena media (utamanya surat kabar) juga telah mulai mempublikasikan berita-berita sepakbola di Eropa terutama liga Belanda dan liga Inggris.

Sejarah Persija Jakarta [1]: Kapan Sepakbola Dikenal di Jakarta? Inilah Dia…Sejarah Sepakbola Jakarta yang Sebenarnya

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Persija Jakarta dalam blog ini Klik Disini


Persija Jakarta adalah klub sepakbola di Jakarta. Klub Persija Jakarta didirikan di tengah sepakbola Jakarta. Sejarah sepakbola di Jakarta adalah kelanjutan sepakbola di Batavia. Di era Nederlandsch Indie (Hindia Belanda), sepakbola di Batavia melahirkan banyak klub. Salah satu klub yang terkenal waktu itu adalah Vios. Klub-klub sepakbola di Batavia dipersatukan di bawah satu organisasi yang disebut Bataviasch Voetbal Bond (Perserikatan Sepakbola Batavia). Perserikatan ini  menyelenggarakan kompetisi sendiri. Itulah gambaran awal tentang sepakbola di Batavia yang mau tak mau menjadi bagian dari sejarah sepakbola di Jakarta. Hal ini juga berlaku di tempat lain (Medan, Bandung, Semarang, Surabaya dan lainnya).

Lapangan sepakbola petama di Jakarta di Koningsplein (peta 1887)
Untuk mengenal sejarah sepakbola di Jakarta dan sejarah klub sepakbola Persija Jakarta seharusnya kita harus mengenal sejarah sepakbola di Batavia dan sejarah klub-klub di Batavia. Klub Persija Jakarta adalah hasil metamorphosis dari Tim Perserikan Jakarta (Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta = Persija). Sedangkan Persija sendiri adalah kelanjutan dari Bataviasch Voetbal Bond. Klub-klub yang bermain di Persija ada yang merupakan ex klub di Bataviasch Voetbal Bond, diantaranya Vios. Klub Persjia Jakarta yang sekarang adalah wujud lain dari Vios di masa lalu. Untuk melacak sepakbola Jakarta dan Klub Persja Jakarta mari kita mulai dari artikel pertama. Untuk mudahnya Batavia sebagai nama daerah kita sebut saja Jakarta.

Kapan Sepakbola Dikenal di Jakarta?

Sebelum ada sepakbola di Jakarta, di Belanda sudah ada nama klub bernama FC Batavia. Bukan itu yang kita maksud. Sepakbola di Jakarta baru terdeteksi pada tahun 1896. Ini bermula ketika didirikan klub olahraga di Jakarta yang disebut Nederlandsche sportclub (lihat Rotterdamsch nieuwsblad, 30-03-1896). Klub olahraga ini terdiri dari kriket, tenis lapangan rumput,  sepakbola, sepatu roda dan lain-lain. Klub olahraga ini, dewan terdiri dari J. Mijer sebagai Presiden, SW Severijn, Wakil presiden, Mr. EA Hoeffelman, Komisaris, CN Gruytcr, bendahara. H. Prange, sekretaris. Mereka ini semua adalah olahragawan terkenal di Belanda (yang kini bekerja di Batavia).

Kamis, 05 Maret 2015

Sejarah Universitas Indonesia (1): Usianya Setua Sekolah Guru dan Embrionya adalah Kweekshool (1851)

*Semua artikel Sejarah Universitas Indonesia dalam blog ini Klik Disini


Universitas Indonesia yang kini berada di Kota Depok sesungguhnya memiliki sejarah yang panjang. Sebelum pindah ke Depok, konsentrasi kampus-kampus Universitas Indonesia berada di Salemba, Jakarta. Nama Universitas Indonesia sendiri diperkenalkan pada tahun 1940 dengan nama Universiteit van Indonesie untuk memberi nama dan menyatukan semua lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang tersebar di berbagai tempat menjadi satu universitas dan membentuk fakultas-fakultas. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi itu diantranya STOVIA, sekolah kedokteran yang sebelumnya bernama ‘Dokter Djawa School’.

***
Bagaimana sejarah universitas terbentuk? Mari kita lacak. Ini bermula dari suatu Keputusan Kerajaaan Belanda pada tahun 1848 yang intinya bahwa di setiap keresidenan (residentie) atau kabupaten (afdeeling) dalam suatu provinsi (province) atau perdagangan atau tempat lain yang dianggap perlu harus diselenggarakan pendidikan dasar (sekolah dasar negeri). Pemerintah Hindia Belanda menindaklanjuti keputusan tersebut dengan menyelenggarakan kursus singkat yang diberi nama normaal cursus yang dipersiapkan untuk menghasilkan guru yang akan ditempatkan di sejumlah sekolah dasar negeri yang akan didirikan. Dalam perkembangannya, kebutuhan guru dirasakan semakin meningkat lalu Gubernur Jenderal mengeluarkan Surat Keputusan (Staatsbald) pada tahun 1851 yang intinya untuk membuka dan mendirikan ‘sekolah pembibitan guru’ (kweekschool). Pada tahun 1852 sekolah guru bantu (kweekschool) pertama dibuka di Surakarta.

Rabu, 21 Agustus 2013

Depok, Paroeng, Buitenzorg, Batavia, West Java: Wilayah Administrasi Kota Depok Tempo Doeloe


Pembagian administrasi di Jawa selama periode 1832-1866 mengindikasikan bahwa Buitenzorg adalah sebuah resinden di provinsi West Java. Akan tetapi pada periode 1867-1900 di Provinsi West Java, wilayah Buintenzorg menjadi bagian dari Residen Batavia.

Kemudian, pada periode 1901-1924 di West Java, tiga residen sebelumnya yakni Batavia, Buitenzorg dan Krawang menjadi satu residen yang bernama Residen Batavia. Pada periode 1925-1931 residen Batavia dipecah lagi menjadi tiga residen seperti sebelumnya yakni: Batavia,  Buitenzorg dan Krawang. Kemudian pada periode 1931-1942, Residen Batavia dan Residen Krawang digabung menjadi satu residen dengan nama Residen Batavia. Sementara, Residen Buitenzorg tetap menjadi residen sendiri, tetapi di dalamnya termasuk Cianjur dan Sukabumi yang sebelumnya masuk Residen Priangan.

Sabtu, 17 Agustus 2013

‘Halte Pondok Terong’ dan ‘Stasiun Citayam’ di Desa Pondok Terong: Peristiwa Tabrakan Kereta di Desa Ratu Jaya


*Untuk melihat Artikel Tabrakan Kereta Api di Depok dalam blog ini Klik Disini

Pada tanggal 2 November 1993 terjadi tabrakan kereta di Ratu Jaya—suatu lintasan/jalur kereta api antara stasiun Depok dan Halte Pondok Terong. Pada masa itu jalur Depok menuju Kota Bogor masih menggunakan jalur tunggal. Kecelakaan ini mengakibatkan jatuhnya sejumlah korban meninggal*
Tabrakan Kereta di Ratu Jaya 1993

Peristiwa ini berawal dari misinformasi antara Stasiun Depok dan Stasiun Citayam. Pada waktu itu, Stasiun Citayam memberangkatkan kereta KRL ekonomi tujuan Jakarta tanpa mengabari Stasiun Depok dan sebaliknya Stasiun Depok juga telah memberangkatkan kereta KRL ekonomi menuju Bogor tanpa mengabari Stasiun Citayam. 

Lantas mengapa Halte Pondok Terong tidak berperan? Hal ini karena Halte Pondok Terong tidak bisa memberangkatkan kereta, karena halte ini tidak memiliki rel lain untuk langsir maupun untuk parkir. Pada waktu itu Stasiun Citayam dan Stasiun Depok masing-masing sudah memiliki rel langsir/parkir sebagai pertanda status pemberhentian kereta sebagai stasiun. Oleh karena itu kedua stasiun tersebut otomatis memiliki tanggungjawab untuk mengabari pergerakan kereta ke stasiun berikutya. 

Selasa, 13 Agustus 2013

Citayam: Nama Kampung Tempo Doeloe; Nama Generik Pada Masa Kini


*Untuk melihat Sejarah Citayam terbaru dalam blog ini Klik Disini  


Peta Landhuis Land Citayam, 1900 (peta: kitlv.nl)
Citayam adalah sebuah nama area di Kota Depok. Area ini di masa kini bisa disebut mencakup seluruh lahan yang berada di Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Kecamatan ini terdiri dari Kelurahan Pondok Terong, Ratu Jaya, Pondok Jaya, Cipayung dan Cipayung Jaya. Pada tahun 1999 lima desa ini (yang kini telah berstatus kelurahan) dipisahkan dari kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor  dan digabungkan  menjadi bagian dari Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Kemudian tahun 2011 lima desa ini menjadi Kecamatan Cipayung. 

Citayam sendiri di masa doeloe adalah sebuah kampung yang bertetangga dengan Kampung Cipayung. Di satu pihak Kampung Cipayung kini menjadi Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok dan di pihak lain, Kampung Citayam sendiri bagian dari Desa Raga Jaya, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Lantas, mengapa ada nama Desa Citayam di Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor? Kisahnya, begini:

Sabtu, 10 Agustus 2013

Setu Citayam di Pondok Terong, Depok: Terkenal Sejak Doeloe

Tanaman Teratai di Setu Citayam, 1930 

Setu Citayam sudah terdeteksi dan dipetakan sejak doeloe. Berdasarkan peta ‘Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900’ yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada tahun 1901, area setu ini disebutkan sebagai wilayah yang masuk Residentie Batavia, Afdeeling Buitenzorg, district Paroeng. Setu Citayam semakin dikenal kala itu karena di wilayah sekitar setu terdapat tanah partikelir (disebut Land Tjitajam) yang dimiliki oleh tuan tanah. Tanah partikelir ini digunakan untuk mengusahakan perkebunan. Wilayah pengusahaan tuan tanah ini meliputi lahan-lahan yang berada di Ratu Jaya, Pondok Terong, Pondok Jaya, Cipayung dan Cipayung Jaya yang menjadi bagian dari Kecamatan Cipayung pada masa ini.

Kamis, 08 Agustus 2013

Tanah Partikelir dan Landhuis di Depok ‘Tempo Doeloe’

*Artikel Sejarah Perkebunan di Depok dan sekitarnya dalam blog ini Klik Disini

Tanah Partikelir

Monumen Cornelis Chastelein Pemilik Tanah Partikelir di Depok, 1930
Tanah partikelir ialah tanah eigendom di atas mana pemiliknya mempunyai hak-hak pertuanan. Tanah partikelir adalah tanah yang dimiliki orang-orang swasta Belanda dan orang-orang pribumi yang mendapat hadiah tanah karena dianggap berjasa kepada Belanda. Tanah eigendom yang luasnya lebih dari 10 bau, yang menjadi milik seseorang atau suatu badan hukum atau milik bersama dari beberapa orang atau beberapa badan hukum, diperlakukan sebagai tanah partikelir. Tanah partikelir adalah tanah eigendom, yang mempunyai sifat dan corak yang istimewa. Tanah-tanah partikelir ini luasnya sampai sejumlah 1.150.000 Ha, terutama terletak di Batavia dan di Jawa Barat seperti  Banten, Karawang, Cirebon dan  Bogor (termasuk Depok).

Minggu, 04 Agustus 2013

Pelabuhan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Tempo ‘Doeloe’

*Artikel Sejarah Moda Transportasi di Depok Tempo Doeloe dalam blog ini Klik Disini

Laporan Tome Pires (1513) tentang Ciliwung dan Pakuan, Pajajaran

Sungai Ciliwung dan Gunung Salak di Bogor, 1875
Sungai Ciliwung hulunya bukanlah di Gunung Salak. Akan tetapi pemandangan Sungai Ciliwung berlatar Gunung Salak sungguh menakjubkan. Hulu Sungai Ciliwung sebenarnya berada di Gunung Pangrango. Oleh karenanya, sungai ini mengalir melalui Puncak via Ciawi, lalu membelok ke barat melalui Bogor dan kemudian berbelok ke utara melalui Depok dan Jakarta dan akhirnya bermuara ke laut di Teluk Jakarta. Inilah pemahaman kita pada masa kini tentang Sungai Ciliwung.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Kelurahan Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok Sudah Dikenal Sejak ‘Tempo Doeloe'

Peta-1. Depok, 1900

Kelurahan Bojong Pondok Terong yang lebih dikenal sebagai Kelurahan Pondok Terong adalah sebuah kelurahan di Kota Depok. Kelurahan yang berada di depok selatan ini sebelumnya adalah sebuah desa yang masuk Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor (bersama desa Ratu Jaya, Pondok Jaya, Cipayung dan Cipayung Jaya) dan bergabung dengan Kota Depok yang menjadi bagian dari Kecamatan Pancoran Mas pada tahun 1999. Pada tahun 2007 Kecamatan Pancoran Mas dimekarkan dengan nama Kecamatan Cipayung. Kecamatan baru ini justru hanya terdiri dari lima desa yang sama-sama melakukan 'integrasi' dari Kabupaten Bogor ke Kota Depok. Pada awalnya Desa Bojong Pondok Terong adalah gabungan dari beberapa kampung. Nama desa ini diambil dari dua nama kampung (kombinasi) yakni Kampung Bojong dan Kampung Pondok Terong. Kampung Bojong berada di sebelah utara desa (sekitar SPBU), sedangkan Kampung Pondok Terong di sebelah selatan desa (sekitar perumahan Permata).