Jumat, 10 Mei 2019

Sejarah Kota Ambon (10): Mr. Willem van Outhoorn, Gubernur Jenderal VOC Lahir di Ambon; Siapa Sebenarnya HJ van Mook?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Ambon dalam blog ini Klik Disini 

Ada satu orang Gubernur Jenderal VOC yang lahir di Hindia yaitu Willem van Outhoorn. Lahir di Larike, Leihitu, Amboina, Maluku pada tanggal Mei 1635. Willem van Outhoorn sendiri menjabat sebagai Gubernur Jenderal VOC dari tahun 1690 hingga 1704. Ini tentu saja sangat unik. Sebab semuanya Gubernur Jenderal VOC adalah kelahiran Eropa/Belanda, kecuali Willem van Outhoorn.

Ambon dan Willem van Outhoorn
Jumlah Gubernur Jenderal selama VOC sebanyak 30 orang. Yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Saat itu pusat perdagangan VOC berada di Banten. Pieter Both memiliki andil dalam penguasaan wilayah Maluku sehingga pusat pos perdagangan dipindahkan ke Maluku. Setelah dari Maluku, pusat pos perdagangan kembali ke Banten. Pada era gubernur jenderal yang keempat, Jan Pieterszoon Coen, pusat pos perdagangan direlokasi ke Soenda Kalapa yang kemudian membangun benteng (casteel) Batavia. Sejak itu Batavia dijadikan sebagai ibukota. Pada tahun 1799 akhirnya VOC dibubarkan dan digantikan dengan Pemerintah Hindia Belanda.

Lantas bagaimana Willem van Outhoorn bisa menjadi Gubernur Jenderal? Apa peran ayahnya? Ini tentu sangat menarik untuk diketahui. Sementara itu dalam deretan nama Gubernur Jenderal pada era Pemerintah Hindia Belanda juga terdapat satu orang kelahiran Hindia yaitu Hubertus Johannes van Mook. Sebagaimana diketahui, HJ van Mook adalah yang memimpin NICA ketika Belanda kembali ke Indonesia. Ternyata kisah Willem van Outhoorn dan HJ van Mook memiliki kemiripan. Bagaimana itu bisa mirip? Mari kita telusuri seumber-sumber tempo doeloe.  

Kamis, 09 Mei 2019

Sejarah Jakarta (38): Dr Marzoeki, Kepala Djawatan Kesehatan Kota Djakarta; Disiksa Jepang (1945), Diusir Belanda (1947)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Era penjajahan adalah era yang paling menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Penjajah dalam hal ini apakah Belanda atau Jepang sama kejamnya. Penjajahan adalah praktek dominasi terhadap penduduk pemilik hak berdaulat. Diantara penduduk muncul para pemimpin yang berusaha berjuang demi rakyat, tetapi para pemimpin selalu dapat dikalahkan. Itulah gambaran umum tentang penjajahan. Kalah dalam berjuang adalah biasa, tetapi melakukan tindakan perjuangan adalah patriot.

Penjajajahan Belanda berakhir tahun 1942 setelah Jepang melakukan pendudukan di Indonesia. Awalnya Jepang datang membebaskan Indonesia dengan iming-iming sesama bangsa Indonesia. Namun kenyataannya Jepang tidak kalah kejamnya dibanding Belanda. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang takluk kepada sekutu. Pasukan sekutu/Inggris datang untuk melucuti militer Jepang dan membebaskan para interniran Eropa/Belanda. Akan tetapi di belakangnya, Belanda kembali mengambil alih Indonesia. Belanda kembali menjajah.  

Pengalaman Dr Marzoeki, Kepala Djawatan Kesehatan Kota Djakarta adalah salah satu contoh pengalaman dari para pejuang bangsa Indonesia dalam menghadapi tindakan penjajah apakah Jepang atau Belanda. Dr Marzoeki pernah disiksa Jepang, Dr Marzoeki juga pernah diusir Belanda. Pengalaman Dr Marzoeki adalah gambaran umum bagaimana pemimpin Indonesia berjuang melawan penjajah. Mari kita telusuri bagaimana Dr Marzoeki berjuang.  

Sejarah Jakarta (37): Antara Jakarta dan Palangka Raya; Soekarno dan Batu Pondasi Bangun Ibukota Kalimantan Tengah, 1957


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Ibukota Jakarta adalah ibukota yang tumbuh dan berkembang mengikuti jaman. Bekermbang dari Casteel Batavia hingga ke Lenteng Agung pada masa ini. Itu dimulai sejak tahun 1619. Pada era kemerdekaan Indonesia ibukota Jakarta mulai dirasakan sangat sesak lebih-lebih pada masa ini. Sering dikaitkan pemindahan ibukota dengan dibangunnya ibukota Kalimantan Tengah di Palangkara Raya pada tahun 1957.

Peta Schophuys-Plan, 1952
Kota-kota lama yang sudah berkembang selalu dijadikan sebagai ibukota baru, apakah ibukota negara atau ibukota provinsi dan ibukota kabupaten. Tapi tidak demikian dengan penetapan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Pembangunan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah mendapat perhatian pemerintah pusat. Hal yang mirip dengan ibukota Kalimantan Tengah adalah pembangunan ibukota Provinsi Riau.    

Nama Palangka Raya, ibukota Provinsi Kalimantan Tengah kembali menjadi pembicaraan umum. Ini sehubungan dengan adanya rencana pemerintah pusat untuk memindahkan ibukota negara. Salah satu kandidatnya adalah Kota Palangka Raya. Lepas dari soal terpilihnya atau tidak Kota Palangka Raya, bagaimana proses awal pembangunan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 08 Mei 2019

Sejarah Kota Depok (57): FKN Harahap dan ‘Proklamasi Indonesia’ 11 Agustus 1945 di Belanda; Peran Perhimpunan Indonesia (PI)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini

Di tengah-tengah orang Jepang di Djakarta, proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsungkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Enam hari sebelumnya di Belanda, di tengah-tengah orang Belanda FKN Harahap melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Isi proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut di Belanda dimuat pada surat kabar Het parool, 11-08-1945. FKN Harahap adalah pemimpin Perhimpunan Indonesia di Belanda.

Het parool, 11-08-1945
Sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya dicatat dalam sejarah Indonesia yang terkait dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Djakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan Indonesia ala Perhimpunan Indonesia tidak pernah dikutip sebagai bagian sejarah peroklamasi kemerdekaan Indonesia. Sengaja atau tidak sengaja, terkesan ada reduksi dalam catatan sejarah Indonesia. Padahal proklamasi kemerdekaan Indonesia di Belanda adalah wujud kesadaran bernegara dari para pejuang-pejuang Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia di Belanda.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Belanda yang dimuat di surat kabar beroplah luas di Eropa dengan sendirinya dapat dibaca di seluruh Eropa. Bagaimana gagasan proklamasi kemerdekaan Indonesia muncul adalah wujud dari dinamika yang terjadi di Belanda dan peran Perhimpunan Indonesia dalam berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Untuk memahami hal tersebut pada tahun 1945 mari kita telusuri surat kabar yang terbit di Belanda dan majalah Perhimpuann Indonesia.   

Kamis, 02 Mei 2019

Sejarah Jakarta (36): Sejarah Salemba, Struiswijk, Pabrik Opium dan STOVIA; Kini Jalan Salemba Raya No. 4 Jakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Jalan Salemba Raya adalah ruas jalan antara Persimpangan Jalan Paseban dan Persimpangan Jalan Pramuka. Pada dua sisi jalan ini dulu namanya Kampong Salemba. Di wilayah Kampong Salemba ini terbentuk sebuah landerein, suatu tanah partikelir. Area landerein ini pada masa kini antara Jalan Salemba dengan sungai Tjiliwong dan antara Jalan Diponegoro dengan Jalan Kenari. Area tanah partikelir ini kemudian dikenal sebagai Struiswijk (lingkungan Eropa/Belanda Struis).

Salemba (Peta 1825)
Keutamaan Struiswijk (eks landerein ini) karena di area tersebut kemudian secara bertahap muncul situs-situs penting, yakni pabrik opium, stasion kereta api Salemba, sekolah kedokteran STOVIA dan rumah sakit CBZ. Gedung eks pabrik opium ini kelak menjadi gedung FEUI, gedung eks STOVIA kelak menjadi gedung FKUI, rumah sakit CBZ (Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting) berumah nama menjadi RS Tjipto Mangoenkoesoemo, dan eks stasion Salemba dan rel keretapi menjadi pemukiman penduduk di Jalan Kenari. Jembatan kereta api di atas sungai Tiliwong kini masih terlihat utuh.     

Bagaimana sebuah area (sebuah persil) di Kampong Salemba menjadi landerein dan kemudian berubah menjadi pusat orang Eropa/Belanda tentu masih menarik untuk diperhatikan. Satu hal yang kerap terlupakan, di sekitar stasion Salemba di era kolonial Belanda adalah pusat perjuangan para revolusioner Indonesia dimana terdapat gedung PPPKI yang dibangun tahun 1927. Gedung ini kini dikenal sebagai Gedung MH Thamrin. Untuk itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 30 April 2019

Sejarah Yogyakarta (35): Sekolah Hoogere Kweekschool (HKS) di Poerworedjo, 1914; Normaal School dan GB Josua Batubara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini

Bagian terpenting dalam sejarah pendidikan di Indonesia adalah keberadaan sekolah guru bagi pribumi (kweekschool). Sekolah guru bagi pribumi pertama didirikan tahun 1851 di Soerakarta. Meski peningkatan (mutu) guru bagi pribumi terbilang lambat, paling tidak sekolah-sekolah guru yang didirikan telah menghasilkan banyak guru bagi penduduk pribumi.

Hoogera Kweekschool Poerworedjo, 1924
Sejarah modern Indonesia sejatinya berawal pada permulaan pendidikan modern bagi penduduk pribumi. Pendidikan dengan aksara Latin yang diintroduksi Belanda secara langsung untuk mendukung kegiatan kolonial tetapi secara tidak langsung telah membentuk kesadaran berbangsa diantara golongan pribumi. Fungsi sekolah guru (kweekschool) menjadi strategis.

Secara nasional peningkatan mutu guru bagi pribumi baru dilakukan pada tahnn 1914 dengan mendirikan sekolah guru atas Hoogere Kweekschool (HKS) di Poerworedjo. Siswa-siswa yang diterima di HKS ini adalah alumni sekolah guru (Kweekschool) yang terdapat di berbagai tempat atau alumni sekolah jenis lainnya.

Senin, 29 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (23): Sejarah Bank BNI 1946 Sebenarnya; Didirikan Modal Utang 200 Juta Rupiah dari Rakyat


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 1946) adalah bank negara Indonesia yang didirikan tahun 1946. Lembaga keuangan negara ini adalah satu-satunya lembaga pemerintah yang mematenkan tahun di belakang namanya. Itu bukan hanya karena bank tersebut didirikan tahun 1946 tetapi juga karena tahun itu adalah tahun sangat sulit bagi negara baru Indonesia. Negara harus berutang kepada rakyat untuk membiayai pemerintahan. Berutang kepada rakyat ini termasuk untuk menyediakan modal awal pendirian Bank Negara, bank negara yang kini dikenal sebagai Bank Negara Indonesia (BNI).

De Volkskrant, 11-11-1946
Penetapan nama Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi Bank Negara Indonesia 1946 (BNI 1946) dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara (BUMN) berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946. Pada logo baru Bank BNI yang dibuat tahun 2004 angka (19)46 sengaja lebih ditonjolkan. Ini seakan menagaskan bahwa angka tahun 1946 begitu penting bagi Bank Negara Indonesia (BNI).

Bagaimana Bank Negara Indonesia (BNI) bisa berutang pada saat pendiriannya tahun 1946? Itu pertanyaannya. Fakta ini tidak ada akan ditemukan dalam sejarah BNI. Sebab Bank BNI saat ini adalah bank yang sangat kaya. Untuk mengingatkan BNI jangan sampai jatuh menjadi sombong di tengah masyarakat, kita perlu membangkitkan memory bahwa Bank BNI pernah berutang saat pendiriannya tahun 1946. Mari kita perlihat sumber-sumber masa lampau.

Rabu, 24 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (22): Sejarah BRI Sebenarnya? Sieburgh, Wirja Atmadja dan Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada masa ini selalu dihubungkan dengan nama sebuah bank perkreditan di Purwokerto yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1895. Dalam website BRI disebutkan di Purwokerto oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja didirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Apa, iya? Tanggal pendirian ini kini dikenal sebagai hari kelahiran BRI. Bagaimana bisa?  

Volksbank di Bengkulu, 1920
Bank BRI pada masa ini adalah bank pemerintah, bank yang sangat besar. Dua bank lagi yang menjadi milik pemerintah adalah Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Indonesia (BI). Dua bank ini juga dicatat dengan sejarah yang penting. Namun bagaimana sejarah awal tiga bank ini dicatat tidak persis apa yang ditulis sekarang dengan fakta yang sebenarnya di masa lampau. Tiga sejarah bank ini telah ‘masuk angin’.  

Lantas bagaimana sejarah awal BRI? Itu satu hal. Hal yang ingin kita periksa lebih dahulu adalah sejarah awal pendirian Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank yang kemudian dikembangkan dan namanya menjadi Poerwokertosche Hulp-,Spaar-en Landbouwcrediet- Bank. Pendirian bank tabungan dan perkreditan ini juga adalanya dikaitkan dengan usal usul koperasi di Indonesia. Untuk melihat itu kembali mari kita telusuri berita-berita dan artikel terkait pada surat kabar yang terbit di seputar tahun 1895 dan tahun-tahun sesudahnya hingga tahun 1946.

Sabtu, 20 April 2019

Sejarah Kota Padang (58): Perguruan Tinggi Islam Pertama di Indonesia Didirikan di Kota Padang, 1940; Dimulai 15 Mahasiswa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disini  

Sekolah Tinggi Islam (STI) pertama di Indonesia bukan di Batavia, juga tidak di Jogjakarta, tetapi di Padang. Sekolah Tinggi Islam (Islamietische Hooge School) di Padang didirikan tahun 1940. Anggapan selama ini Sekolah Tinggi Islam (STI) yang didirikan di Djakarta tahun 1945 merupakan yang pertama di Indonesia jelas keliru.

De Sumatra post, 13-12-1940
STI di Djakarta didirikan tahun 1945, tetapi kemudian dipindahkan ke Jogjakarta lalu berkembang menjadi Universitas Islam Indonesia. Perpindahan ini dilakukan sehubungan dengan pemindahan ibukota RI dari Djakarta ke Jojkakarta. Universitas Islam Indonesia (UII) di Jogjakarta sendiri dibentuk tahun 1947. UII tidak hanya fakultas agama Islam juga memiliki fakultas lain seperti fakultas ilmu sosial dan fakultas ekonomi. Fakultas Ilmu Agama Islam di UII ini kemudian dipisahkan dan dibentuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) menjadi cikal bakal dibentuknya Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Pada masa ini IAIN dikembangkan kembali menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

Lantas bagaimana asal-usul pembentukan Sekolah Tinggi Islam di Padang? Pertanyaan ini tentu masih menarik. Pertanyaan ini akan dikaitkan dengan keberadaan sekolah menengah Islam di era kolonial Belanda dan perkembangan perguruan tinggi Islam sesudahnya. Untuk itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 15 April 2019

Sejarah Yogyakarta (34): Ki Hadjar Dewantara dan Sutan Gunung Mulia; Dua Tokoh Pendidikan Sejaman Menjadi Menteri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini 

Di Indonesia banyak tokoh pendidikan, tetapi hanya ada dua tokoh pendidikan sejaman yang keduanya juga sama-sama menjadi Menteri Pendidikan. Kedua tokoh pendidikan itu adalah Ki Hadjar Dewantara dan Sutan Gunung Mulia. Meski mereka berdua memiliki latar belakang yang berbeda, tetapi keduanya sama-sama Republiken sejati di Jogjakarta.

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara lahir di Jogjakarta, 2 Mei 1889. Raden Mas Soewardi tahun 1902 diakui sebagai kelas 3 Europanen Lagere School (ELS) di Semarang (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 14-03-1902). Setelah lulus ELS, Raden Mas Soewardi melanjutkan sekolah kedokteran (Docter Djawa School) di Batavia. 

Todung Harahap gelar Sutan Gunung Mulia lahir di Padang Sidempuan tahun 1896. Memulai pendidikan dasar di Sekolah Eropa (Europeesche Lagere School=ELS) Padang Sidempuan tahun 1903. Pada tahun 1910, Todung menyelesaikan pendidikan di ELS dan ayahnya Mangaradja Hamonangan seorang pengusaha perkebunan di Padang Sidempuan menyekolahkan Todung ke Negeri Belanda.

Itulah awal pendidikan dua tokoh pendidikan Indonesia. Lantas bagaimana selanjutnya?. Bagaimana kiprah masing-masing sebelum menjadi Menteri Pendidikan RI?. Sebagaimana diketahui Ki Hadjar Dewantara menjadi Menteri Pendidikan RI yang pertama dari tanggal 2 September 1945 hingga 14 November 1945 (2,5 bulan) dan kemudian dilanjutkan Sutan Gunung Mulia dari tanggal 14 November 1945 hingga 2 Oktober 1946 (10,5 bulan). Setelah tidak menjadi menteri apa yang mereka lakukan? Semua pertanyaan tersebut tentu masih menarik untuk diperhatikan. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.