Laman

Senin, 13 November 2017

Sejarah Semarang (1): Keberadaan Kota Semarang Dilaporkan 1744; Surat Kabar Bataviase Nouvelles dan Samarangsch

Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini


Keberadaan Semarang kali pertama dilaporkan pada tahun 1744. Berita itu termuat dalam surat kabar Bataviase Nouvelles edisi 12-10-1744. Surat kabar Bataviase Nouvelles adalah surat kabar pertama yang terbit di Batavia pada era VOC. Berita dari Semarang ini muncul setelah empat tahun terjadinya pembantaian orang-orang Tionghoa di Batavia tahun 1740. Berita dari Semarang yang dimuat dalam Bataviase Nouvelles edisi 12-10-1744 ini mengindikasikan pejabat VOC bekerjasama dengan Bupati.

Bataviase Nouvelles edisi 12-10-1744
Dimana pusat VOC ini di Semarang tidak terlalu jelas. Dalam sejarah tercatat bahwa pada tanggal 15 Januari 1678 Amangkurat II dari Kesultanan Mataram di Kartasura, menggadaikan Semarang dan sekitarnya kepada VOC sebagai bagian pembayaran hutangnya. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut kembali Keraton Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi milik VOC.

Berita dari Semarang yang dimuat dalam beberapa edisi Bataviase Nouvelles tahun 1744 mengindikasikasikan bahwa komunitas Eropa (VOC) sudah ada. Namun sangat disayangkan surat kabar ini tidak lama kemudian berhenti terbit. Surat kabar Bataviase Nouvelles baru muncul lagi tahu 1766 (lihat Middelburgsche courant, 01-11-1766). Berita-berita tentang Hindia Timur dari Bataviase Nouvelles kerap dikutip surat kabar di Belanda, selain Middelburgsche courant juga Leydse cournt, Rotterdam courant, Oprechte Nederlandsche courant. Surat kabar Bataviase Nouvelles kemudian tidak terdeteksi lagi sejak 1800.

Setelah beberapa tahun kemudian baru muncul Bataviasche koloniale courant tahun 1810. Ini berarti menandakan pers Hindia Belanda (pemerintah) menggantikan pers era Hindia Timur (VOC). Bataviaasche Nouvelles yang beroperasi selama 60 tahun masih sempat nongol pada tahun 1820 seperti dilansir surat kabar Leydse courant eedisi 09-04-1821.

Bataviaasch Genootschap

Bataviase Nouvelles edisi 10-08-1744
Bataviaasch Genootschap didirikan tahun 1778 di Batavia (Tanggal 24 April). Lembaga ini adalah lembaga pengetahuan VOC. Selain Bataviaasch Genootschap sudah terbentuk sumber berita juga berasal dari Bataviase Nouvelles. Sementara itu, sebuah kantor VOC yang terletak di Casteel Batavia masih melakukan kegiatan rutin yang disebut Dagh-Register, suatu kantor pencatatan tentang Hindia Timur, khususnya dinamika di Batavia yang kegiatannya dimulai sejak VOC melakukan koloni di Batavia.

Satu catatan Dagh Register yang berhasil ditemukan adalah catatan tentang kedatangan seorang Tionghoa di Batavia dari Angkola tahun 1701. Catatan-catatan lainnya belum pernah ada yang dilaporakan. Namun semua catatan Dagh Register sejak 1624 sudah diekstrak di dalam berbagai volume (volume 1624 hingga volume 1782). Oleh karena itu, catatan parsial (dalam bentuk asli) tentang satu hal hanya catatan tentang Tionghoa tersebut saja.

Samarangsch Advertentie-Blad

Setelah era Bataviase Nouvelles berakhir, muncul surat kabar di Batavia bersamaan dengan kehadiran Pemerintahan Hindia Belanda. Surat kabar yang berafiliasi pemerintah ini bernama Bataviasche koloniale courant. Surat kabar ini terbit pertama kali dengan edisi pertama tanggal 5 Januari 1810.

Bataviasche koloniale courant, 05-01-1810
Di dalam edisi perdana ini terdapat kutipan suatu dokumen pemerintah (General Reglement) yang menunjukkan aturan umum (general reglement) yang dibuat oleh Gubernur Jenderal Daendles setelah dua tahun menjabat untuk menetapkan beberapa nama tempat yang dijadikan sebagai patokan (check poin) jaringan jalan pos yang menghubungkan semua wilayah di Jawa (dimana orang-orang Eropa tinggal). Dalam jaringan jalan (raya) pos ini termasuk kota Semarang.

Satu hal yang menarik dalam pembagian wilayah (distrik) di dalam dokumen pemerintah (General Reglement) ini hanya disebutkan nama empat tempat: Bantam, Batavia, Semarang dan Soerabaja. Hal ini terkait dengan penarikan garis dari satu tempat ke tempat lain sebagai jalan pos. Ini berarti belum ada pembagian wilayah administrasi sebagaimana nanti Jawa dibagi tiga wilayah: West, Midden dan Oost.

Pada tahun 1811 terjadi pendudukan Inggris di Jawa. Surat kabar Pemerintah Hindia Belanda (Bataviasche koloniale courant) menghilang lalu muncul surat kabar Inggris bernama  Java government gazette. Era pendudukan Inggris berakhir tahun 1816. Surat kabar Pemerintah Hindia Belanda (Bataviasche koloniale courant) muncul kembali dan bahkan masih terbit hingga tahun 1874.

Nama-nama surat kabar tempo doeloe
Selain surat kabar Pemerintah Hindia Belanda (Bataviasche koloniale courant) mulai bermunculan surat kabar yang dikelola para investor (swasta). Surat kabar tersebut terbit di berbagai kota, seperti di Batavia, Semarang, Soerabaja, Padang, Medan dan Bandoeng. Surat kabar swasta yang pertama muncul adalah Samarangsch advertentie-blad yang terbit di Semarang tahun 1850.

Surat kabar lainnya yang kemudian muncul adalah Algemeen Handelsblad, Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, Bataviaasch handelsblad, Soerabaijasch handelsblad, Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad. Kemudian menyusul Deli Cournat, Sumatra post,  De Preanger-bode dan lain sebagainya.

Surat kabar yang kedua di Semarang adalah surat kabar De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad yang terbit pertama kali tahun 1863. Surat kabar De locomotief menggantikan surat kabar Samarangsch advertentie-blad. Surat kabar yang terbit di Semarang dan juga surat kabar yang terbit di kota lain plus surat kabar yang terbit di Belanda menjadi sumber yang penting tentang sejarah Semarang dan sekitarnya.


*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

2 komentar:

  1. assalamu'alaikum
    mau tanya kalau mencari arsip surat kabar batavia dan de locomotif kira2 dimana ya?
    mohon pencerahannya.
    terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
  2. Waalaikumsalam, Dina.
    Arsip-arsip ada di Perpustakaan Universiteit Leiden (sudah dalam bentuk digital)
    Terimakasih

    BalasHapus