Laman

Selasa, 18 April 2017

Sejarah Kota Padang (17): Soetan Mohamad Salim Fort de Kock, Soetan Goenoeng Toea Padang Sidempoean; Like Father, Like Son

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disin


Kota Padang, ibukota Province Sumatra’s Westkust, yang teridiri dari tiga residentie: Padangsche Benelanden, Padangsche Bovenlanden dan Tapanoeli. Ibukota Residentie Padangsche Bovenlanden adalah Fort de Kock. Pada tahun 1875, Kota Padang Sidempuan sebagai ibukota Residentie Tapanoeli. Province Sumatra’s Westkust dibentuk tahun 1834 dan Residentie Tapanoeli baru dibentuk pada tahun 1845. Meski terbilang masih muda, Province Sumatra’s Westkust sudah memunculkan tokoh-tokoh pribumi yang berpengaruh (paling tidak di wilayah Pantai Barat Sumatra).

Soetan M. Salim: Djaksa di Padang, Pad. Pandjang, Kota Pinang
Ada dua tokoh pribumi yang perlu namanya dikemukakan kembali, yakni: Soetan Mohamad Salim di Fort de Kock dan Soetan Goenoeng Toea di Padang Sidempoean. Mereka berdua tidak memiliki pendidikan formal Eropa/Belanda, tetapi berhasil belajar secara otodidak yang lalu kemampuannya diapresiasi pemerintah dengan mengangkat menjadi pegawai pemerintah. Mereka berdua memiliki karir yang mirip dan keduanya sama-sama memiliki anak-anak hebat yang menjadi tokoh-tokoh terkenal di Indonesia. Uniknya lagi: keduanya sama-sama meninggal di Kota Medan.

Soetan Mohamad Salim van Fort de Kock

Soetan Mohamad Salim ‘was een selfmade man, want hij had noch de Europeesche, noch een Inlandsche school bezocht, doch zich door zelfstudie ontwikkeld, zoodat hij reeds op jeugdigen leeftijd aangesteld werd tot djaksa’ (lihat De Indische courant,     13-11-1934). Soetan Mohamad Salim memulai karir sebagai djaksa di Solok. Setelah beberapa tahun di Solok, Soetan Mohamad Salim dipindahkan ke Kota Padang Pandjang. Karirnya terus meningkat dan kemudian pangkatnya dinaikkan menjadi hoofd-djaksa di Kota Pinang, Residentie Sumatra’s Ooskust.

Sejarah Kota Padang (16): Sejarah Mentawai, Sedari Dulu, Riwayatmu Kini; Jauh di Mata, Dekat di Hati

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disin


Peta 1909
Mentawai tidak jauh dari Kota Padang. Kepulauan yang terdiri dari empat pulau besar (Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan) yang parallel dengan Pantai Barat Sumatra yang didiami oleh penduduk Mentawai. Secara historis, Mentawai sudah sejak lama dikenal dan dikunjungi oleh orang-orang Eropa/Belanda, namun baru tahun 1864 dimasukkan sebagai yurisdiksi Belanda berdasarkan Staatsblad No. 14 tanggal 10 Juli 1864.

Kepulauan Mentawai ditingkatkan statusnya menjadi kabupaten pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 49 Tahun 1999. Kabupaten ini beribukota di Tuapejat, sebelah utara dari pulau Sipora. Pada tahun 2010 Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari 10 kecamatan.

Sedari Dulu

Informasi terawal tentang Mentawai ditemukan dalam lukisan Carl Benjamin Hermann von Rosenberg. Beberapa lukisan Rosenberg tentang keberadaan Mentawai adalah sebuah kampong (Dorp op Mentawei) dan sebuah kegiatan nelayan (Verschillende kano's van Mentawei). Lukisan ini sudah cukup menjelaskan tentang kondisi Mentawai sekitar tahun 1847 hingga 1852 ketika Rosenberg mengunjunginya.