Laman

Minggu, 12 Januari 2020

Sejarah Jakarta (77): Toko Populair di Pasar Baroe; Yo Kim Tjan Rekam Album Lagu Indonesia Raja Karya WR Soepratman,1927


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Tempo doeloe di Pasar Baroe, Batavia-Centrum terdapat salah satu toko terkenal yang bernama Toko Populair. Pemilik toko ini adalah seorang Tionghoa Yo Kim Tjan. Toko Populair terdiri dari beberapa outlet seperti alat musik, elektronik yang dalam perkembangannya juga meliputi produk kosmetik dan optik. Toko Populair dalam kenyataannya juga melakukan kegiatan perekaman lagu-lagu yang dimainkan oleh orchest (band) sendiri: Populair Orchest. Toko Populair saat itu dalam bahasa masa kini dapat dikatakan sebagai hypermarket.

Toko Populair, 1938 (insert Yo Kim Tjan, 1934)
Perusahaan rekaman Yo Kim Tjan diberi nama sesuai namanya Electric Recording Yokimtjan. Satu yang penting dari perusahaan rekaman ini adalah merekam lagu ciptaan WR Soepratman dalam bentuk piringan hitam. Lagu ini dimainkan oleh Populair Orchest yang dipimpin oleh Achmat Bandoeng. Pada kant-A (side-A) lagu Indonesia Raja karya WR Soepratman sementara pada kant-B (side-B) lagu berjudul Serenade Populair yang diciptakan oleh Achmat juga dimainkan oleh Populair Orchest. Album piringan hitam dua lagu ini diproduksi dan dipasarkan pada tahun 1927. Dua lagu ini terdengar genre kroncong. Lagu Indonesia Raja karya WR Soepratman ini mirip dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang sekarang. Namun lagu Indonesia Raja versi WR Soepratman (yang asli) lirik lagunya bernada lembut dan masih diterima oleh orang Belanda (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-08-1950). Disebutkan lagu dan lirik Indonesia Raja versi asli ini pernah dimuat pada harian Sin Po edisi 10 November 1928 (setelah Kongres Pemuda). WR Soepratman meninggal di Soerabaja pada tanggal 17 Agustus 1938. Namun tentu saja sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1950 lirik lagu mengalami perubahan (penyesuaian). Dengan kata lain lagu Indonesia Raja versi asli pada Kongres Pemuda 1928 tidak segarang lirik lagu yang sekarang. Rekaman lahu Indonesia Raya asli ini tersimpan di perpustakaan Leiden.

Lantas apakah Toko Populer yang ditemukan pada masa ini di Pasar Baru adalah kelanjutan Toko Populair yang sudah eksis sejak lampau? Entahlah. Namun yang jelas Yo Kim Tjan, sang pemilik Toko Populair terkait dengan WR Supratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dalam hal ini Toko Populair dan Yo Kim Tjan adalah bagian tidak terpisahkan dari sejarah pusat perbelanjaan di Indonesia. Siapa sesungguhnya Yo Kim Tjan kurang terinformasikan. Oleh karena Toko Populair dan nama Yo Kim Tjan terkait dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, memaksa kita untuk menelusuri sumber-sumber tempo doeloe. Laten we kijken! Let's check it out!

Bataviaasch nieuwsblad, 03-05-1924
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*. Foto 1934

Pasar Baroe dan Toko Populair

Tempo doeloe, diantara toko-toko yang ada di Pasar Baroe, nama Toko Populair sangat dikenal dan terkenal. Toko ini dimiliki oleh Yo Kim Tjan. Berbeda dengan toko-toko Tionghoa lainnya dan toko-toko India, Toko Populair awalnya mengandalkan barang dagangan berupa keperluan individu dan rumah tangga, tetapi Yo Kim Tjan, sang pemilik toko termasuk pemilik toko yang adopter dan rensponsif untuk pengadaan produk-produk yang sama sekali baru (yang terkait perkembangan teknologi). Oleh karena ini Toko Populair seperti kita lihat nanti memiliki sejumlah outlet yang menawarkan produk yang berbeda-berbeda seperti alat musik, elektronik (radio), kosmetik dan optik.

Het nieuws van den dag voor N-Indie, 28-01-1920
Jauh sebelum orang-orang Tionghoa memiliki toko-toko modern, orang-orang Eropa/Belanda adalah jagonya. Di Medan ada Hattenbach (milik seorang/keluarga Jerman). Salah satu yang terkenal di Batavia adalah grup Maison di Pasar Baroe dan Pasar Senen. Grup ini diduga bermula dari dua nama di Pasar Baroe yang mana seorang Prancis  Mr, Dubray pemilik pabrik piano di tempat tersebut, sementara Maison Schmith adalah tempat les musik piano (lihat Bataviaasch handelsblad, 26-09-1863). Pada tahun 1867 nama gabungan Maison Dubray sudah diiklankan sebagai merek toko gitar dan piano (lihat Bataviaasch handelsblad, 16-12-1867). Diduga toko inilah yang kemudian menjadi toko Eropa terkenal di Weltevreden (Pasar Senen dan Pasar Baroe). Entah ada kaitan atau tidak dengan Toko Maison tempo doeloe, terdapat iklan sebuah maison, Maison HW van der VEEN yang menawarkan berbagai produk seperti topi, kebutuhan toilet, rok. blus, jas hujan dan aksesoris rambut (lihat  Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 28-01-1920). Disebutkan alamat maison ini di Gang Pasar Baroe 62.

Bataviaasch nieuwsblad, 05-04-1924
Toko ini masih mengiklankan hingga pada tahun 1923 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 17-01-1923). Beberapa hari sebelumnya terdapat iklan yang menyewakan suatu bangunan tepat berada di lokasi toko tersebut Gang Pasar Baroe 62 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 15-01-1923). Disebutkan sewa per bulan sebesar f200 dan jika ingin membeli perabotan yang ada didalamnya sebesar f3.000. Apakah toko maison ini akan tutup? Sejak itu tidak terdengar lagi nama Maison HW van der VEEN. Pada bulan April 1924 di alamat Pasar Baroe No 62 terbaca di surat kabar sebuah nama toko baru, yakni Toko Populair (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 05-04-1924). Inilah awal Toko Populair, milik Yo Kim Tjan.  

Toko Populair menempati lokasi di jalan utama Pasar Baroe nomor 62. Jauh sebelum berkembang bisnis Yo Kim Tjan, Toko Populair sudah memiliki studio rekaman dan grup orchest (band) sendiri. Bataviaasch nieuwsblad, 05-04-1924

Toko runtuh di Pasar Baroe (Het nieuws voor NI, 02-11-1918)
Pasar Baroe adalah pasar yang dibangun baru sebagai komplemen pasar yang sudah ada Pasar Senen. Pasar Baroe dirintis sejak awal tahun 1820an. Pada awal mula Pasar Baroe ini berada dekat Krokotweg (jalan Samanhudi yang sekarang). Oleh karena itu akses menuju pasar ini adalah dari jalan Krokot dan jalan Pasar Baroe (kini jalan Pintu Air). Sementara antara kanal dengan pasar adalah gudang-gudang komoditi (beras dan hasil bumi untuk ekspor). Pada sisi kanal (jembatan Pasar Baru yang sekarang) adalah pelabuhan perahu-perahu yang datang dari berbagai tempat seperti Krawang dan Bekasi (via kanal Goenoeng Sahari). Dalam perkembangannya seiring dengan meningkatnya fungsi jalan darat, jalan melalui air (laut, sungai dan kanal)  meredup, akibatnya pelabuhan Pasar Baroe mulai dialihfungsikan dengan membangun jembatan penghubung antara jalan pos (jalan Pos/jalan Sutomo yang sekarang) dengan gudang-gudang komodisi dan Pasar Baroe. Dengan adanya jembatan yang semakin ramai menuju Pasar Baroe, lambat laun toko-toko yang ada di Pasar Baroe meluas ke area gudang-gudang komoditi. Lalu gudang-gudang komoditi secara berangsur-angsur berganti menjadi toko-toko. Namun bangunan-bangunan tua yang dimodifikasi menjadi toko-toko tersebut banyak yang runtuh karena gempa besar pada tahun 1915 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 24-04-1915). Perbaikan belum sepenuhnya dilakukan dengan baik. Pada tahun 1918 terdapat bangunan toko yang runtuh karena kerusakan struktur bangunan yang sudah menua (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 02-11-1918).

Koridor baru inilah yang kemudian disebut jalan Pasar Baroe yang baru untuk menggantikan jalan Pasar Baroe yang lama yang berubah nama menjadi Sluisbrug (kini jalan Pintu Air). Jalan Pasar Baroe ini cepat berkembang dengan kehadiran toko-toko Eropa yang kemudian digantikan oleh toko-toko India dan Tionghoa. Toko-toko Tionghoa sejak baheula (sejak era VOC) terpusat di Pasar Senen. Migrasi toko-toko Tionghoa dari Pasar Senen ke Pasar Baroe menjadi jalan terbuka bagi keluarga Yo Kim Tjan untuk membangun bisnis yang lebih maju.

Pada tahun 1927 Toko Populair di Pasar Baroe tidak hanya menjual gramplate (piringan hitam) yang terkait dengan musik barat dan lainnya, tetapi juga telah menjual gramplate hasil produksi sendiri yang merekam komposisi karya pribumi seperti lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh WR Supratman. Karya-karya itu dimainkan oleh Populair Orchest milik Toko Populair yang mana sebagai pemimpin orkesnya adalah Achmat Bandoeng. Divisi Toko Populair yang melakukan perekaman ini adalah Electric Recording Yo Kim Tjan (mengadopsi nama pemilik Toko Populair).

De Maasbode, 20-04-1928
Pada awal tahun 1928 Yo Kim Tjan diketahui berangkat ke Eropa (lihat De Indische courant, 27-03-1928). Di dalam manifest kapal ss Sibajak yang akan berangkat dari Tandjoeng Priok tanggal 28 Maret 1928 menuju Rotterdam semuanya orang Eropa kecuali Yo Kim Tjan dan Dr. Tang Eng Jong dengan istri. Besar duagaan Yo Kim Tjan dan Tjan Eng Jong berangkat bersama-sama. Hal ini karena tiga Tionghoa ini sama-sama turun Marseille, Prancis (lihat De Maasbode, 20-04-1928). Dr. Tjan Eng Jong lulus dari sekolah kedokteran NIAS di Soerabaja pada tahun 1925 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 05-09-1925). Dr. Tjan Eng Jong diangkat sebagai dokter pemerintah di Basoeki dan pada bulan Mei 1926 Dr. Tjan Eng Jong dipindahkan ke Lasem (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 07-05-1926). Sebagai dokter pemerintah, besar dugaan Dr. Tjan Eng Jong melanjutkan studi ke Belanda dan (dan bulan madu ke Prancis?) sementara Yo Kim Tjan bermaksud untuk memantau produk kecantikan dan perihal barang-barang teknologi di Prancis dan Belanda. Yo Kim Tjan sendiri cukup lama di Eropa dan baru pulang pada tanggal 3 Juli dengan menumpang kapal ss Prinses Juliana dari Amsterdam menuju Batavia (lihat Het Vaderland: staat- en letterkundig nieuwsblad, 03-07-1928). Kapal akan tiba di Tandjoeng Priok, Batavia pada tanggal 1 Agustus (lihat De Sumatra post, 30-07-1928). Semua yang turun di Tandjoeng Priok adalah orang Eropa kecuali Yo Kim Tjan dan seorang Tionghoa lainnya yakni seorang pemuda Tjio Thiam Tjwan. Pemuda ini diketahui baru lulus sekolah menengah HBS jurusan perdagangan di Belanda (lihat  Algemeen Handelsblad, 28-06-1928). Tidak ada keterangan bagaimana hubungan Yo Kim Tjan  dan Tjio Tjiam Tjwan.  

Perubahan Iklim Usaha: Apakah Yo Kim Tjan Anti Belanda?

Pengusaha-pengusaha Tionghoa mulai mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan kredit bank. Namun banyak pengusaha Tionghoa yang tidak terlalu paham seluk beluk perbankan. Pada tahun 1931 muncul gagasan untuk membentuk satu biro dari pengusaha-pengusaha Tionghoa untuk dapat memberi arahan kepada pengusaha-pengusaha Tionghoa. Dalam satu pertemuan pengusaha Tionghoa di Batavia, Yo Kim Tjan meminta Mr. Phoa Liong Gie untuk mewakili kepentingan pengusaha-pengusaha Tionghoa (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 24-08-1931).

Pada tahun 1927 pengusaha-pengusaha pribumi telah membentuk perhimpunan di Batavia, Perhimpunan ini diketuai oleh Parada Harahap, pengusaha media dan percetakan. Para anggota perhimpunan banyak yang berbisnis di Pasar Senen.

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar