Laman

Senin, 15 Juni 2020

Sejarah Lombok (6): Sembalun dan Rinjani; Desa Terdekat ke Bulan Malam Hari dan Puncak Gunung Terjauh dari Laut Terdalam


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini

Kampong Sembalun dan gunung Rinjani adalah dua fakta yang masih eksis hingga ini hari. Namun sejarah dua situs ini belum tergali sepenuhnya sehingga informasi tentang kedua situs ini belu diketahui secara lengkap. Ibarat kiasan: Sembalun adalah desa terdekat ke bulan dan puncak gunung Rinjani adalah tanah terjauh dari laut paling dalam. Saya pernah ke ke wilayah ini di desa Sembalun Lawang pada tahun 1991. Sempurna. Tidak hanya ditemukan pohon aren juga ada pohon kelapa.

Perkampongan di Sembalun adalah milik Lombok, gunung Rinjani adalah milik dunia. Gunung Rinjani adalah ‘antena’ tertinggi di pulau Lombok. Sembalun lebih dikenal dunia karena keberadaan Rinjani. Komodi utama terkenal Sembalun juga terangkat, yakni: bawang putih. Ibarat (pulau) Sumbawa dikenal dunia karena gunung Tambora, tapi sayang setelah letusan 1815, gunung Tambora menjadi gunung api paling rendah di dunia. Dari gunung Rindjani terlihat jelas seluruh Lombok dan juga terlihat dekat gunung Tambora. Dalam konteks inilah sejarah Sembalun terbentuk. Kampong Sembalun dan gunung Rinjani sejak lampau hingga ini hari masih eksis.

Anda ingin ke Sembalun? Jangan hanya lihat panoroma dan keindahannya, tapi juga lihat ke sekeliling Lombok disana dari tebing-tebing dimana terlihat danau Segara di bawah sini. Untuk meningkatkan rasa kagum Anda sebelum ke Sembalun, baca lebih dahulu sejarahnya. Namun sayang sekali sejarah Sembalun dan Rinjani belum sepenuhnya terinformasikan. Okelah. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sembaloen dan Rindjani

Kunjungan saya ke Sembalun dan Rinjani pada tahun 1991 ternyata bukan saya yang pertama. Teman-teman Lombok yang berpartisipasi dalam survei itu juga ternyata belum pernah ke Sembalun. Orang yang pertama ke Sembalun dan Rinjani adalah orang Eropa Heinrich Zollinger pada tahun 1847.

Heinrich Zollinger, seorang sejarawan pada awalnya dikirim Pemerintah Hindia Belanda ke Boeleleng karena ditemukan banyak manuskrif pasca Perang Bali, perang melawan pengeran Boeleleng (lihat Nieuwe Rotterdamsche courant: staats-, handels-, nieuws- en advertentieblad, 05-12-1846). Dari Boeleleng inilah kemudian Heinrich Zollinger melangkah lebih jauh ke (pulau) Lombok. Kesempatan di Lombok ini digunakan Heinrich Zollinger untuk mendaki Rinjani, namun tidak sampai ke puncak (peak van Lombok). Meski demikian Heinrich Zollinger berhasil menggambarkan kampong Sembaloen.

Heinrich Zollinger bukanlah penakluk puncak Rinjani. Orang pertama yang mencapai puncak Rinjani adalah JM van Schaik pada bulan September 1908 lalu disusul Johannes Elbert pada bulan Mei 1909. Keduanya adalah orang Jerman.

Penakluk-penakluk puncak gunung di Indonesia tempo doeloe umumnya adalah orang Jerman. Gunung pertama yang ditaklukkan di Jawa adalah gunung Salak dan gunung Gede. Di Sumatra adalah gunung Ophir.

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar