Laman

Selasa, 25 Agustus 2020

Sejarah Manado (8): Sejarah Keberadaan Inggris di Manado; Orang Ternate Merebut Residentie Manado dari Inggris Tahun 1797

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini

Tidak hanya Spanyol dan Belanda pernah berkuasa di Manado, tetapi juga Inggris. Meski tidak selama Belanda, kehadiran Inggris di Manado tetap menarik untuk dipelajari. Seperti halnya Belanda, Inggris juga pernah berkuasa di berbagai tempat di wilayah Hindia Timur. Kekuasaan Inggris yang terbilang signifikan terjadi di (pulau) Jawa pada tahun 1811 hingga 1816. Dalam kaitan inilah Inggris pernah berkuasa di Manado.

Pada dasarnya Belanda memiliki banyak musuh. Musuh sesama Eropa adalah Portugis, Spanyol, Inggris dan Prancis. Tentu saja dengan kerajaan-kerajaan pribumi. Namun musuh abadi Belanda adalah Inggris. Kedua kerajaan adidaya ini saling kejar-kejaran untuk menguasai Hindia Timur. Penguasaan Jawa oleh Inggris merupakan cacat besar bagi Belanda. Namun ada waktunya Belanda dan Inggris akur, ketika pasukan Sekutu-Inggris memberi jalan bagi NICA-Belanda (1945/1946) yang merupakan cacat besar bagi orang Indonesia (yang sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945).

Kehadiran Inggris kali pertama di Manado pada bulan Maret 1797. Dalam Daghregister 6 Desember 1797 disebutkan bahwa Residentie Manado diambil orang Ternate dari Inggris. Bagaimana bisa? Ini tentu menarik karena tidak pernah terungkap dalam sejarah. Sejarah hanya mencatat ketika Thomas Matulesia (Pattimoera) dari Saparoea menyerang Belanda tanggal 15 Mei 1817 di Fort Duustede setahun setelah penyerahan Inggris kepada Belanda. Thomas Matulesia sebelumnya adalah milisi Inggris dengan pangkat Sersan Mayor. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Awal Inggris di Manado

Perseteruan Inggris (East India Company) dan Belanda (VOC) dari masa ke masa akhirnya mencapai puncak. Pada tahun 1781, satu skuadron Inggris berangkat dari Madras dialihkan ke pantai barat Sumatra. Langkah Inggris ternyata membuat Belanda ciut dan mulai meninggalkan Padang dan semua pos perdagangan lainnya di pantai barat Sumatra. Dalam perkembangannya Inggris sudah menyapu habis semua kekuatan Belanda bahkan di pulau-pulai kecil. Setelah itu Sir Stamford Raffles ditempatkan sebagai Gubernur di Benkoelen. Inggris menjadi Radja di Sumatra. Inggris pada tahun 1795 membuka cabang pemerintah (setingkat Residen) di Padang.

Inggris yang juga mulai melemah di Jawa dan Maluku, sehubungan dengan semakin menguatnya posisi mereka di Sumatra, lalu Inggris memindahkan banyak pohon dari pulau rempah-rempah Ambonia ke Benkoelen.

Pada tahun 1795 Prancis menduduki kerajaan Belanda dan juga menduduki Batavia (Oost Indie). Pemerintah VOC diambang kebangkrutan. Sumatra telah diambilalih Inggris, Batavia juga telah diduduki Prancis. Apakah ini tanda-tanda berakhirnya VOC-Belanda? Inggris yang semakin menguat di Sumatra dan Prancis yang tidak berpengalaman di Maluku, menjadi kesempatan bagi Inggris untuk menguasai Ambon (tempat kedudukan Gubernur Maluku) dan Ternate (tempat kedudukan Gubernur Ternate). Residentie Manado berada di Province Ternate.

 

Inggris mengambilalih Ambon dari Belanda pada tanggal 16 Februari 1796. Paralel dengan penguasaan Ambon ini, Inggris juga telah berada di Kema (Residentie Manado) pada tanggal 23 Februari. Inggris kemudian merangsek ke Banda pada tanggal 7 Maret 1796 dan pada waktu yang sama Inggris sudah menguasai Manado (ibu kota Residentie Manado). Inggris tidak puas hanya di Manado, lalu kemudian menguasai Gorontalo (Residentie Manado) pada tanggal 11 Mei 1797.

Inggris telah menguasai sepenuhnya Residentie Manado, tetapi tidak secara keseluruhan Province Ternate. Dalam Daghregister 6 Desember 1797 disebutkan bahwa Residentie Manado diambilalih oleh orang Ternate dari Inggris. Namun kapan tepatnya pengambilalihan ini tidak diketahui secara pasti.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Akhir Inggris di Manado

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar