Laman

Sabtu, 14 Maret 2020

Sejarah Jakarta (115): Sejarah Cipayung, Bambu Apus, Ceger, Lubang Buaya dan Cilangkap; Taman TMII dan Mabes TNI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
 

Nama-nama tempat Cipayung, Bambu Apus, Ceger, Lubang Buaya dan Cilangkap bukanlah nama baru, tetapi nama tempat yang sudah lama ada sejak era Hindia Belanda. Nama-nama tempat ini kurang dikenal karena areanya terbilang terpencil diantara dua jalan poros tempo doeloe (antara jalan jalan Raya Bogor dan jalan Hankam yang sekarang). Namun demikian, meski kurang dikenal dan terpencil tetapi nama-nama tempat ini memiliki sejarah sendiri-sendiri.

Wilayah Kecamatan Cipayung
Pada awal Republik Indonesia Cipayung, Bambu Apus, Ceger, Lubang Buaya dan Cilangkap berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Pasar Rebo. Pada tahun 1992 sejumlah desa di Kecamatan Pasar Rebo dipisahkan dan kemudian disatukan dengan membentuk Kecamatan Cipayung. Pada masa ini Kecamatan Cipayung terdiri dari delapan kelurahan: Lubang Buaya, Ceger, Cipayung, Munjul, Pondok Rangon, Cilangkap, Setu, dan Bambu Apus. Sebelum terbentuknya Kecamatan Cipayung, desa Cibubur dimekarkan dengan membentuk desa Pondok Ranggon dan dalam perkembangannya desa Pondok Ranggon dimekarkan dengan membentuk desa Munjul; Sementara itu desa Bambu Apus juga dimekarkan dengan membentuk desa Ceger. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berada di Kelurahan Ceger dan Markas Besar TNI berada di Kelurahan Cilangkap serta bumi perkemahan pramuka berada di Kelurahan Pondok Ranggon. Tentu saja di desa Lubang Buaya pernah terjadi kejadian yang mengerikan pada peristiwa G 30 S PKI 1965 dan di desa Cipayung pernah dibentuk suatu kelompok yang disebut Kelompok Cipayung (1972) yang berseberangan dengan pemerintah. Pada masa ini di Cipayung sebagai ibu kota kecamatan terdapat markas pembinaan pebulutangkis Indonesia.
.
Lantas seperti apa sejarah area yang kini menjadi satu wilayah adnministratif Kecamatan Cipayung. Sejarahnya tentu saja sudah banyak ditulis, tetapi hanya terpisah-pisah dan terbatas sejak pembangunan TMII (1972) dan sejak relokasinya markas besar (mabes) TNI dan sejak ditetapkannya bumi perkemahan Cibubur (1980). Sebagai satu kesatuan wilayah sejak lama, untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Jakarta (114): Sejarah Kramat Jati, Hutan Jati di Land Tjililitan; Markas Polisi di Land Tjililitan Besar, Pasar dan Bandara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Nama Kramat Jati bukanlah berasal dari nama suatu kompong, Nama Kramat Jati berasal dari suatu nama area di land Tjililitan. Sedangkan nama Cililitan pada tempo doeloe berasal dari nama suuatu kampong di sungai Tjililitan yang bermuara ke sungai Tjiliwong. Dalam perkembangannya land Tjililitan dimekarkan menjadi dua land. Oleh karena luasnya berbeda maka nama dua land disebut land Tjililitan Ketjil dan land Tjililitan Besar. Kampong Tjililitan tempo doeloe berada di land Tjililitan Kecil (sekitar terminal-PG Cililitan yang sekarang).

Pada masa ini nama Kramat Jati ditabalkan menjadi nama kelurahan. Nama Kramat Jati juga ditabalkan menjadi nama kecamatan. Pada tahun 1990 lima kelurahan, yakni Cipinang Melayu, Halim Perdana Kusuma, Kebon Pala, Makasar dan Pinang Ranti dipisahkan dari kecamatan Kramat Jati dan kemudian dibentuk satu kecamatan yang diberi nama Kecamatan Makassar. Kini, Kecamatan Kramat Jati terdiri dari tujuh kelurahan, yakni: Kramat Jati, Batuampar, Balekambang, Kampung Tengah, Dukuh, Cawang dan Cililitan. Kelurahan Cililitan sendiri merupakan pemekaran dari kelurahan Cawang pada tahun 1986. Nama Cililitan seakan yang pertama (nama kampong pertama) dan juga nama yang terakhir ditabalkan sebagai nama kelurahan. Itulah nasib Tjililitan. Pada tempo doeloe bandara Tjililitan dibangun di kampong Kebon Pala di land Tjililitan Besar. Tapi kini bandara Halim Perdana Kusuma berada di kelurahan Halim Perdana Kusuma, kecamatan Makassar.

Lantas mengapa nama Kramat Jati menjadi sangat terkenal dan nama Cililitan lambat laun menjadi sangat tidak dikenal. Itulah pertanyaan yang harus dijawab untuk menyusun sejarah Karamat Jati, suatu area tempo doeloe yang kini menjadi nama kelurahan dan kecamatan dimana terdapat pasar yang terkenal Pasar Kramat Jati. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.