Laman

Rabu, 24 Juni 2020

Sejarah Lombok (18): Sejarah Pertanian di Lombok, Tanah Sasak Nan Subur di Tengah Pulau; Bagai 'Ayam Mati di Lumbung Padi'


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini 

Sejarah Lombok tidak hanya sejarah kerajaan-kerajaan dan sejarah perang serta sejarah kehadiran penduduk Bali di (pulau) Lombok. Sejarah Lombok juga tidak terpisahkan dari sejarah pertanian, Apa pasal? Pulau Lombok adalah pulau yang subur. Mengapa? Terdapat sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun. Sebab apa? Danau Sagara di gunung Rinjani turut menambah debit air sungai-sungai. Ada lagi? Letusan gunung Rinjani menyebabkan penimbunan humus.

Banyak danau di atas gunung, tetapi danau Sagara di gunung Rinjani mampu memberi perbedaan terhadap sungai-sungai di Lombok. Danau Toba yang maha luas nyaris tak berkontribusi pada pengairan sawah. Namun sungai Asahan yang berasal dari danau Toba dapat dibendung untuk mebangkitkan turbin. Sungai dari danau Segara tidak membangkitkan turbin, karena ke hilir enjadi sungai-sungai kecil. Meski demikian tipologi sungai danau gunung di Lombok tetapi mampu membangkitkan pertanian Lombok sangat luar biasa. Heinrich Zollinger yang pernah melakukan ekspedisi botani dan geologi ke Lombok tahun 1847 terkejut karena banyak sawah yang tidak kekurangan air di musim kemarau, karena sungai-sungainya terus mengalir. Mengapa? Danau Sagara turut memberi kontribusi. Atas dasar itu membuat Heinrich Zollinger memicunya untuk mendaki gunung Rinjani untuk membuktikannya.

Kearifan lokal juga turut melestarikan pertanian di pulau Lombok. Kebiasaan menyimpan hasil panen di lumbung, ketika terjadi letusan gunung Tambora tahun 1815, memang korban langsung tidak banyak (seperti di Sumbawa) tetapi pertanian yang lumpuh hampir enam tahun di Lombok, lumbung telah berkontribusi meminimalkan kematian dari bahaya kelaparan. Setelah humus letusan gunung Tambora selama enam tahun menjadi pupuk, pertanian Lombok bangkit kembali (hingga sekarang). Untuk menyiasati iklim, daerah-daerah yang rentan musim kemarau, penduduk meningkatkan ketersediaan air dengan membangun embung. Lumbung dan embung adalah istrumen survive penduduk Lombok yang pernah mengalami stagnasi pertanian selama enam tahun tempo doeloe. Lumbung dan embung adalah suatu kearifan lokal penduduk Lombok dari hasil belajar dari kesulitan yang pernah ditimbulkan oleh alam.