Laman

Selasa, 09 Februari 2021

Sejarah Kupang (22): Sejarah Kesehatan di Nusa Tenggara Timur dari Dr BM Noija hingga Dr WZ Johannes; RSUD di Kupang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Sejarah kesehatan penduduk (status kesehatan penduduk) dan sejarah prasarana kesehatan (klinik atau rumah sakit) serta keberadaan petugas kesehatan (dokter) nyaris tidak mendapat narasi dalam sejarah daerah. Hal itu juga yang terjadi dalam narasi sejarah (provinsi) Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu, untuk melengkapi narasi sejarah Kepulauan Timor (baca: Nusa Tenggara Timur) perlu diperkaya dengan upaya menggali data secara terus berdasarkan sumber sejaman.

Sejarah kesehatan penduduk Indonesia belumlah lama. Itu baru dimulai pada tahun 1851 ketika sekolah kedokteran untu pribumi didirikan di Weltevreden (kini RSPAD Jakarta). Sekolah kedokteran ini didirikan untuk meningkatkan status kesehatan penduduk dengan mendidik para siswa sekolah khususnya di Jawa untuk menjadi dokter. Boleh jadi itu dilaksanakan karena para dokter Belanda (lulusan Eropa) tidak cukup menangani luasnya endemik dan epidemik yang terjadi wilayah Hindia Belanda. Lebih-lebih pada periode 1820-1822 pernah terjadi pandemik. Intinya untuk menjaga kesehatan orang-orang Eropa juga harus menangani penyakit yang terjadi pada penduduk, sebab penularannya dapat terjadi kapan saja. Meninggakatkan status kesehatan orang Eropa, juga harus meningkatkan status kesehatan penduduk. Hal itulah mengapa pendirian sekolah kedokteran bagi pribumi menjadi keharusan.

Bagaimana sejarah kesehatan penduduk di Nusa Tenggara Timur, khususnya di kota Koepang tempo doeloe? Itu bermula dengan kahadiran petugas kesehatan di Koepang. Dokter pribumi pertama adalah Dr BM Noija. Nama Dr WZ Johannes kini dijadikan sebagai nama rumah sakit daerah (RSUD) di Kupang. Bagaimana semua itu berlangsung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Sejarah Awal Kesehatan Penduduk: Dr BM Noija dan Dr WZ Johannes

Pada minggu ketiga bulan November 1911 seorang penumpang dari Koepang bernama Johannes tiba di Tandjoeng Priok (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 17-11-1911). Disebutkan dengan kapal ss van Riebeeck tiba dari Koepang Johannes. Tujuan Johannes tampaknya ingin melanjutkan studi kedokteran (STOVIA) di Batavia. Di Koepang sudah sejak lama ada sekolah Eropa (ELS).

Pada bulan Agustus 1912 sekolah kedokteran Batavia mengumumkan hasil ujian (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 05-08-1912). Disebutkan hasil ujian transisi di sekolah kedokteran pribumi adalah sebagai berikut: Voorbereidende Afdeeling (tingkat persiapan). Kelas 1 yang lulus antara lain Johannes, Moenir dan Mansoer, Yang lulus pada tingkat medis (Medische Afdeeling) kelas 1 antara lain

Johannes dengan nama WZ Johannes lulus STOVIA dan diangkat menjadi dokter pribumi pemerintah di Dinas Kedokteran Sipil (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 27-05-1920). Sejak sekolah kedokteran Docter Djawa School berubah menjadi STOVIA tahun 1902, lama pendidikan bertambah dari tujuh menjadi sembilan tahun. Dalam hal ini WZ Johannes yang masuk tahun 1911 dapat menyelesaikan studinya tepat waktu (sembilan tahun). Ini berbeda dengan sekolah kedokteran ini di awal pendiriannya. Salah satu lulusan Docter Djawa School tahun 1863 adalah BM Noija yang berasal dari Koepang (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 10-01-1863).

Sekolah kedokteran Docter Djawa School dibuka pada tahun 1851. Lulusan yang diterimaka sekolah dasar. Jumlah kapasitas sekolah sekitar 10 siswa. Pada tahun-tahun pertama ini lama studi dua tahun.Beberapa tahun kemudian lama studi menjadi tiga tahun. BM Noija yang lulus tahun 1863 masih lama studi masih tiga tahun. Satu dasawarsa kemudian menjadi lima tahun. Pada tahun 1890 lama studi menjadi tujuh tahun dengan dua tahun persiapan. Lalu di era STOVIA lama studi menjadi sembilan tujuh tahun yang mana masa persiapan selama tiga tahun.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Kesehatan Penduduk Lebih Lanjut: RSUD Kupang

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar