Laman

Selasa, 09 Februari 2021

Sejarah Kupang (23): Societeit Timorsch Verbond Bermula di Macassar 1922; Sejarah Bermula Organisasi Kebangsaan Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejatinya bermula dan didasarkan pada suatu pertemuan organisasi-organisasi kebangsaan pada tahun 1927 di Batavia yang dikenal sebagai Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Dalam pertemuan itu hadir antara lain Sumatranen Bond dan Boedi Oetomo serta Perhimpoenan Nasional Indonesia (PNI) yang langsung diwakili oleh Ir. Soekarno. Secara aklamasi MH Thamrin (Kaoe Betawi) ditunjuk sebagai ketua dan Parada Harahap (Sumatranen Bond) sebagai sekretaris.

Organisasi kebangsaan pribumi belajar dari organisasi sosial (Societeit) yang didirikan oleh orang-orang Eropa-Belanda. Societeit pertama didirikan pada tahun 1815 di Batavia dengan nama Societeit Harmonie yang beralamat di Rijswick (asal-usul nama simpang Haroni di Jakarta, posisi GPS gedung sudah menjadi bagian komplek Istana). Masih di Batavia muncul societeit Concordia (sama dengan nama benteng di Koepang). Dalam perkembangannya didirikan di berbagai kota seperti Soerabaja, Semarang, Padang, Macassar, Bandoeng, Medan dan lainnya. Dari societeit-societeit inilah orang pribumi belajar berorganisasi membentuk organisasi sosial sendiri. Yang pertama dibentuk di Padang tahun 1900 dengan nama Medan Perdamaian. Lalu kemudian bermunculan di berbagai tempat seperti tahun 1908 di Batavia didirikan Boedi Oetomo dan di Leiden (Belanda) Indische Vereeniging (baca: Perhimpoenan Hindia). Masih di Belanda, pada tahun 1917 didirikan Sumatra Sepakat (yang di Batavia disebut Sumatranen Bond).

Bagaimana sejarah organisasi kebangsaan Timor? Seperti disebut pada judul artikel ini didirikan dan mendapat pengesahan pemerintah tahun 1922 dengan nama Timorsch Verbond berbasis di Macassar. Mengapa tidak di Koepang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Societeit Timorsch Verbond di Macassar

Statuta asosiasi (vereeniging) Timorsch Verbond di Makasser telah disetujui berdasarkan keputusan pemerintah dan oleh karena itu asosiasi tersebut diakui sebagai badan hukum (lihat De Preanger-bode, 11-06-1922). Berita ini mengindikasikan organisasi sosial orang Timor (Timor Groep atau Kepulauan Timor) didirikan di Macassar. Mengapa di Macassar dan bukan di Koepang, tentu saja ada alasannya. Hal ini juga sebelumnya (Januari 1917) dengan organisasi sosial (asosiasi atau vereeniging) orang Sumatra tidak didirikan di Padang Sidempoean (Tapanoeli) tetapi justru diproklamirkan di Utrecht (Leiden).

Organisasi sosial pribumi pertama didirikan tahun 1900 di kota Padang (province Sumatra’s Westkust). Organisasi (societeit) yang diberi nama Medan Perdamaian ini diinisiasi oleh seorang mantan guru dan pemilik percetakan dan penerbit surat kabar berbahasa Melayu Pertja Barat Dja Endar Moeda yang juga menjadi presidennya. Perhimpoenan Medan Perdamaian bersifat nasional, hal ini terindikasi dari sumbangan yang diberikan organisasasi ini pada tahun 1902 ke Semarang (Midden Java) sebesar f14.000 untuk tujuan peningkatan pendidikan pribumi. Lalu pada bulan Mei 1908 di Batavia oleh sejumlah mahasiswa STOVIA yang diorganisasi oleh Raden Soetomo dkk dengan nama Boedi Oetomo. Namun menjelang kongres pertama Boedi Oetomo di Djogjakarta, organisasi Boedi Oetomo terkooptasi oleh para pejabat dan pemimpin lokal di Jawa yang awalnya berwawasan nasional (R Soetomo dkk) bergeser menjadi bersifat kedaerahan (hanya terbatas di Jawa, Madura dan Bali). Pada bulan Oktober 1908 Soetan Casajangan menginisiasi semua mahasiswa pribumi di Belanda berkumpul di tempat tinggalnya di Leiden untuk mendirikan asosiasi dengan nama Indische Vereeniging (Perhimpoenan Hindia). Soetan Casajangan secara aklamasi ditunjuk Soetan Casajangan sebagai presidennya. Sehubungan dengan semakin banyaknya mahasiswa pribumi di Belanda pada bulan Januari 1917 sejumlah anggota Indische Vereeniging membentuk asosiasi mahasiswa asal Sumatra dengan mengusung wawasan nasional (sesuai dengan Indische Vereeniging) dengan nama Sumatra Sepakat yang diketuai oleh Sorip Tagor (kemudian namanya menjadi Sumatranen Bond). Pada tahun 1921 Dr Soetomo dkk di Belanda mengubah nama Indische Vereeniging menjadi Indonesiache Vereeniging yang kemudian pada tahun 1924 Mohamad Hatta dkk mengubah lagi nama Indische Vereeniging menjadi Perhimpoenan Indonesia (PI). Rajieoen Harahap gelar Soetan Casajangan adalah adik kelas Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda di sekolah guru (kweekschool) Padang Sidempoean. Dja Endar Moeda, Soetan Casajangan dan Sorip Tagor Harahap sama-sama kelahiran Padang Sidempoean (Tapanoeli). Sorip Tagor Harahap kelak dikenal sebagai kakek buyut (ompung) dari artis Risty Tagor dan Inez Tagor serta Deisti Tagor (istri Setya Novanto).

Statuta perhimpoena Timorsch Verbond yang didirikan di Macassar, setahun kemudian, pada tahun 1922 direvisi (lihat De nieuwe vorstenlanden, 24-08-1923). Disebutkan telah diamandemen Pasal 3 dan Pasal 17 anggaran dasar (status) asosiasi Timorsch Verbond. Tidak begitu jelas apa isi dua pasal baru ini. Lalu muncul pertanyaan mengapa harus berubah? Perlu penggalian data lebih lanjut. Yang jelas perubahan ini terjadi setelah nama Indische Vereeniging di Belanda oleh Dr Soetomo dkk tahun 1921 diubah menjadi Indonesiasche Vereeniging.

Societeit orang-orang Eropa-Belanda cenderung lebih berdamaii dengan pemerintah. Namun organisasi kebangsaan (vereeniging) pribumi lebh cenderung independen terhadap pemerintah tetapi memihak kepada penduduk (karena dasar pembentukan organisasi kebangsaan adalah misi untuk melindungi dan membangun penduduk secara berkeadilan). Pengurus organisasi kebangsaan pribumi menjadi semacam lembaga yang dihubungi penduduk jika penduduk atau individu bermasalah dengan aparatur pemerintah.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Perkoempoelan Kebangsa'an Timor di Batavia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar