Laman

Rabu, 10 Februari 2021

Sejarah Kupang (24): Sejarah Alor di Pulau Alor, Pulau Pantar, Pulau Pura dan Pulau Marisa; Nama-Nama Kuno Sejak Era Hindu

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Apalah arti sebuah nama? Itu pendapat William Shakespeare. Nama begitu penting di nusantara. Nama tidak hanya menunjukkan orang juga menunjukkan bangsa (etnik). Nama juga menunjukkan pulau. Nama-nama geografis di nusantara sudah eksis sejak zaman kuno (era Hindoe), namun adakalanya nama lama diganti baru seperti nama Pulau Mangarai di zaman kuno telah diubah namanya menjadi Pulau Flores.

Sejarah Alor pada masa ini merujuk pada wilayah Kabupaten Alor (ibu kota berada di Kalabahi). Wilayah kabupaten Alor sendiri terdiri sebanyak sembilan pulau. Pulau yang lebih besar adalah Pulau Alor, Pulau Pantar dan Pulau Pura. Pulau-pulau lainnya adalah Pulau Tereweng, Pulau Ternate, Pulau Nuha Kepa, Pulau Buaya, Pulau Kura dan Pulau Kangge (Marisa, Mariso). Dari pulau-pulau besat di provinsi Nusa Tenggara Timur hanya satu pulau yang berubah namanya yakni Flores (nama lamanya Mangarai). Nama-nama pulau Timor, Sabu, Komodo, Lembata, Rote, Solor, Pantar, Mariso dan Pura adalah nama-nama zaman kuno yang merujuk pada nama India (era Hindoe).

Bagaimana sejarah (pulau) Alor di kabupaten Alor? Yang jelas dari pulau ini ada pemain sepak bola nasional yang berasal dari kompong Moru, Yabes Roni Malaifani. Nama Moru juga merujuk nama zaman kuno. Lantas bagaimana sejarah Alor. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Alor Sejak Zaman Kuno

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Pulau Alor hingga Kabupaten Alor

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar