Laman

Kamis, 25 Februari 2021

Sejarah Ternate (18): Sejarah Sangir Talaud dan Manado Tua; Kepulauan Diantara Pulau Mindanao dan Pulau Halmahera (Ternate)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Seperti halnya sejarah Manado, sejarah Sangir dan Talaud juga terhubung dengan sejarah Ternate, Sebelum berkembang sejarah Manado yang sekarang (di daratan Semenanjung Pulau Sulawesi), sejarah Manado justru adalah bagian dari sejarah Sangir Talaud. Manado sendiri awalnya adalah suatu pulau (kini diidentifikasi Manado Tua) yang enjadi gugus kepulauan Sangir dan Talaud di lepas pantai utara Semenanjung Sulawesi, Dalam konteks kawasan pulau-pulau (kepulauan) ini sejarah Sangir dan Talaud terhubung dengan Pulau Halmahera dan khususnya Ternate.

Sejarah Manado dapat dibedakan antara sejarah lama dan sejarah baru. Sejarah lama Manado bermula di pulau Manado. Pada era VOC (Belanda) nama tempat di pulau Manado, sebagai pusat perdagangan digunakan pemerintah VOC sebagai nama tempat yang baru di daratan Semenanjung Sulawesi. Nama tempat yang baru yang disebut Manado itu kini menjadi Kota Manado. Lalu dalam perkembangannya Manado yang baru ini terintegrasi dengan wilayah pedalaman (Minahasa dan Bolaang Mongondow). Era inilah yang dianggap sebagai sejarah baru Manado. Sementara nama tempat di pulau Manado disebut Manado Tua ke masa lampau menjadi bagian sejarah Sangir dan Talaud. Pada era awal inilah sejarah Sangir dan Talaud (termasuk pulau Manado) terhubung secara intens ke selatan di Ternate (pulau Halmahera) dan ke utara di pulau Mindanao.

Lantas bagaimana sejarah Sangir dan Talaud? Sejarahnya dapat dibedakan dalam dua masa yakni sejarah yang terhubung dengan Ternate di masa lampau dan sejarah yang terhubung dengan Manado (baru) pada berikutnya. Dalam artikel ini sejarah Sangir dan Talaud hanya difokuskan pada sejarah yang terhubung dengan Ternate (untuk sejarah yang terhubung dengan Manado Baru atau Minahasa dapat dilihat pada serial artikel sejarah Manado). Lalu dari mana dimulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kepulauan Diantara Pulau Mindanao dan Pulau Halmahera: Era Portugis dan Spanyol

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Sangir, Talaud Manado Tua; Pusat Perdagangan di Ternate Era Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar