Laman

Kamis, 25 Maret 2021

Sejarah Australia (2): Tasmania, Pulau di Selatan Australia; Tasman Semasa Gubernur Jenderal VOC A van Diemen (1636-1645)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini

Wilayah negara Australia terdiri dari beberapa negara bagian dan wilayah. Negara bagian (semacam provinsi) adalah New South Wales, ibu kota di Sydney; Victoria (Melbourne); Queensland (Brisbane); South Australia (Adelaide); West Australia (Perth); dan Tasmania ibu kota di Hobart. Sedangkan wilayah diantaranya Wilayah Ibu Kota Australia (Canberra), Wilayah Australia Utara (Darwin) dan Kepulauan Cocos di selatan (pulau) Jawa dengan ibu kota di Keeling. Tasmania adalah satu-satunya negara bagian Australia yang tidak terletak di daratan Australia.

Pulau Tasmania sangat terkenal, suatu pulau besar di sebelah selatan (benua) Australia. Di sebelah utara pulau ini dipisahkan dari daratan Australia oleh suatu selat (Selat Bass). Wilayah paling bergunung-gunung adalah wilayah Dataran Tinggi Tengah. Gunung tertinggi di Tasmania adalah Gunung Ossa dengan ketinggian 1.617 M. Sebagian besar Tasmania masih berhutan lebat, dengan Taman Nasional Barat Daya dan kawasan sekitarnya yang memiliki beberapa hutan hujan sedang terakhir di Belahan Bumi Selatan. Dengan topografinya yang tidak rata, Tasmania memiliki banyak sungai. Beberapa sungai terbesar di Tasmania telah dibendung di beberapa titik untuk menghasilkan tenaga air. Banyak sungai dimulai di Dataran Tinggi Tengah dan mengalir ke pantai. Pusat populasi utama Tasmania terletak di sekitar muara (beberapa di antaranya bernama sungai). Tasmania dinamai menurut nama pelaut Belanda Abel Tasman, orang Eropa pertama yang mengunjunginya pada tanggal 24 November 1642. Abel Tasman sendiri menamai pulau tersebut Anthony van Diemen's Land (nama Gubernur Jenderal VOC).

Lantas bagaimana sejarah Pulau Tasmania? Seperti disebut di atas, pulau ini kali pertama dikunjungi orang Eropa tahun 1642, Abel Janszoon Tasman semasa Gubernur Jenderal VOC berkedudukan di Batavia (kini Jakarta) Anthony van Diemen. Lalu bagaimana pulau Tasman atau pulau van Diemen jatuh ke tangan orang Inggris? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Penemuan Pulau Tasmania

Abel Janszoon Tasman bukanlah nama penting, hanya seorang pelaut Belanda. Nama yang penting adalah Anthony van Diemen yang menjabat sebagai Guburnur Jenderal VOC (Belanda) pada tahun 1636 (berakhir tahun 1645). Satu hal yang penting pada saat permulaan jabatan van Diemen adalah kedatangan delegasi (dari pulau) Bali menemui Guburnur Jenderal Anthony van Diemen di Batavia untuk meminta bantuan VOC untuk turut menyerang Banyuwangi (yang khawatir diduki Mataram yang beragama Islam). Permintaan itu diterima, tetapi ditunda untuk sementara waktu karena VOC sedang bermasalah dengan (kerajaan) Gowa.

Abel Janszoon [Jansen] Tasman (lahir di Belanda 1603). Saat kelahiran Abel Tasman ini, Frederik de Houtman dibebaskan di (kerajaan) Atjeh dan tiba di Belanda dan menerbitkan kamus bahasa Belanda-Melayu (yang diselesaikannya selama ditahan di Aceh), Frederik de Houtman ditahan  di Aceh ketika pelayaran kedua yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman diserang di Acheh dan Cornelis de Houtman sendiri tewas. Pelayaran pertama Belanda ke Hindia Timur dipimpin oleh Cornelis de Houtman sejak 1595 dan tiba di Bali Februari 1597 sebelum kembali ke Belanda. Frederik de Houtman adalah adik dari Cornelis de Houtman yang juga turut dalam pelayaran Belanda pertama tersebut. Dalam hal ini Abel Tasman adalah pelaut Belanda yang kesekian ke Hindia Timur yang bekerja untuk VOC. Tasman berlayar dari Texel (ibu kota VOC di Belanda) dan tiba di Batavia pada tahun 1633. Lalu Abel Tasman ke Maluku. Di Pulau Seram kapal Abel Tasman mendarat tetapi diserang namun sebagian pelautnya berhasil selamat. Ujian pertama Abel Tasman dalam navigasi pelayaran. Pada ekspedisi VOC ke Pasifik Utara 1639 er Gubernur Jenderal A van Diemen yang dipimpin oleh Matthijs Quast, Abel Tasman ikut serta dan menemukan pulau Formosa.

Pada tahun 1642, Gubernur Jenderal Antonie van Diemen mengirim ekspedisi ke wilayah lain yang belum dikenal di selatan. Tim ini dipimpin oleh Abel Janszoon Tasman dan Franchoijs Jacobszoon Visscher dengan dua kapal [Jacht] Heemskerck dan [Fluijt Schip] Zee Haen, berangkat dari Batavia lewat Straat van Sunda. Tujuan ekspedisi ini seperti ekspedisi-ekspedisi sebelumnya adalah untuk mendapatkan gambaran umum wilayah tersebut, Pelayaran ini kemudian mengarah ke barat di Mauritius Eiland; sebelah timur Madagaskar.

Peta pelayaran Abel Tasman ini dikutip oleh Francois Valentijn di dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1724 (peta ini disalin oleh J. van Braam dan Gerard onder de Linden), Dalam peta ini, Abel Tasman memulai pelayaran dari Pulau Mauritius melalui bagian selatan Lautan Hindia dan tiba di sisi barat daya pulau di selatan Nova Hollandia (baca: Benua Australia) yang kemudian disebut van Diemens Land (kini pulau Tasman). Setelah menyusuri selatan pulau Tasman, Abel Tasman menyeberang ke arah timur dan menemukan pantai barat daya Nova Zeelandia (Selandia Baruyang sekarang). Dari pantau utara Selandia Baru bergerak ke arah utara dan berbalik ke arah barat hingga ke pantai utara pulau Nova Guinea dan land der Papoea terus ke Amboina (pulau Ceram) hingga berakhir di Batavia, West Java (1643). Penemuan pulau Tasman ini tepat pada tanggal 24 November 1642 dan Pulau Selandia Baru pada tanggal 13 Desember 1642, Nama pulau besar diberi nama van Diemens Land dan teluk besar di Pulau Tasman kemudian diberi nama Frederik Hendrik Bay, dimana kini terdapat kota Hobart. Nama-nama pulau kecil diberi nama sesuai dengan nama-nama anggota dewan Oost Indisch saat itu. Nama teluk besar di Selandia Baru diberi nama Tasman Bay dimana kini terdapat kota Wellington.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pulau Tasmania Era Inggris

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar