Laman

Selasa, 21 September 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (125): Parada Harahap di Batavia; Bukan Sejarawan, Tapi Pelaku Pemersatu Semua Bangsa Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Parada Harahap bukan sejarawan Indonesia. Meski demikian, Parada Harahap pernah menulis Sejarah Amerika Serikat (diterbitkan tahun 1951). Lho. Koq! Apa pentingnya sejarah Amerikan Serikat buat orang Indonesia? Nah, itu dia! Parada Harahap yang pernah ke Jepang tahuun 1933 menulis buku berjudul  ‘Menoedjoe Matahari Terbit: Perdjalanan ke Djepang November 1933-Januari 1934’. Lho, koq! Apa pentingnya Jepang bagi orang Indonesia? Nah, itu dia! Parada Harahap berangkat ke Jepang setelah berhasil mempersatukan bangsa Indonesia dalam wadah PPPKI (1927).

Parada Harahap lahir di Padang Sidempoean tahun 1899. Seleapas sekolah dasar merantau ke Deli. Parada Harahap berhasil membongkar kejahatan orang Eropa/Belanda di perkebunan terhadap kuli asal Jawa di Deli (1918). Parada Harahap tidak sampai di situ. Parada Harahap pulang kampong untuk melawan pejabat Belanda dengan mendirikan surat kabar Sinar Merdeka di Padang Sidempoean tahun 1919. Pada saat kongres pertama Sumatranen Bond di Padang, Parada Harahap memimpin delegasi dari Tapanoeli. Surat kabarnya di breidel, Parada Harahap merantai ke Batavia tahun 1922 dan mendirikan surat kabar Bintang Hindia tahun 1923. Pada tahun 1925 Parada Harahap mendirikan kantor berita pertama (Alpena) dengan editor WR Supratman. Pada tahun ini Parada Harahap melakukan perjalanan jurnalistik ke Sumatra dan Semenanjung dan membukukan dengan judul ‘Dari Pantai ke Pantai: Perdjalanan ke Soematra, October-December 1925 dan Maart-April 1926 (diterbitkan 1926 yang dicetak percetakan NV Bintang Hindia). Pada tahun 1926 mendirikan surat kabar baru Bintang Timoer. Pada tahun 1927 Parada Harahap mempersatukan semau organisasi kebangsa yang disebut PPPKI (Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia).

Lantas mengapa Parada Harahap tidak dikategorikan sebagai sejarawan Indonesia? Yang jelas Parada Harahap adalah pelaku sejarah, Parada Harahap adalah penulis paling produktif di zamannya. Puluhan buku telah ditulisnya. Yang tetap menjadi pertanyaan mengapa Parada Harahap menulis buku Sejarah Amerika Serikat dan buku Sejarah Vietnam? Apakah semua sejarah Indonesia telah habis ditulis oleh Sanusi Pane? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Parada Harahap, Tke King of Java Press: Mempersatukan Bangsa Indonesia

Ada tiga tokoh di Sibolga yang populer, Parada Harahap yang masih muda (redaktur surat kabar Sinar Merdeka di Padang Sidempoean), Manulang (Hatopan Kristen Batak) dan Abdoel Manap, redaktur surat kabar Hindia Sepakat (lihat De expres, 07-01-1922). Disebutkan bahwa Parada Harahap saat ini tengah berada di Batavia kursus bahasa Belanda dan memperluas wawasan. Namun tidak lama kemudian Parada Harahap diketahui menjadi redaktur surat kabar Bintang Hindia di Batavia (lihat De Preanger-bode, 22-11-1922). Ini mengindikasikan Parada Harahap sudah hijrah dari Padang Sidempoean ke Batavia.

Berdasarkan hasil sensus penduduk 1920 jumlah orang (migran) Batak di Jawa sebanyak 868 jiwa. Besar dugaan para migran asal (residentie) Tapanoeli ini berada di Batavia. Pada tahun 1919 di Batavia didirikan organisasi kebangsaan Bataksche Bond oleh Dr. Abdoel Rasjid Siregar dkk. Sumatranen Bond di Batavia didirikan pada tahun 1917 dengan ketua T Mansyur, Abdoel Moenir Nasution wakil ketua dan sekretaris Amir. Parada Harahap adalah ketua Sumatranen Bond cabang (residentie) Tapanoeli. Abdoel Moenir Nasution, Abdoel Rasjid Siregar dan Parada Harahap sama-sama kelahiran Padang Sidempoean.

Lebih lanjut disebut surat kabar bulanan Bintang Hindia laris manis, sekarang akan diterbitkan menjadi dwimingguan dan akan segera menjadi mingguan (dengan oplag 40.000 eks). Untuk urusan surat kabar Parada Harahap meski masih muda sudah berpengalaman. Parada Harahap pertama menjadi editor surat kabar Benih Mardika di Medan (1918) kemudian menjadi editor Pewarta Deli di Medan sebelum hijrah mendirikan surat kabar Sinar Merdeka di Padang Sidempoean (1919). Surat kabar Bintang Hindia menjadi yang pertama di Batavia untuk surat kabar berbahasa Melayu dengan kertas yang bagus, tulisan yang jelas, foto terkini, artikel dan cerita pendek (lihat De Preanger-bode, 01-12-1922).

Hingga masa ini pada dasarnya surat kabar investasi Eropa/Belanda di berbgaia tempat di Hindia Belanda belum semuanya memiliki tingkat mutu apa yang telah digunakan oleh Bintang Hindia. Dalam hal ini surat kabar Bintang Hindia tidak hanya yang terbaik diantara surat kabar berbahasa Melayu, tetapi juga mengindikasikan bahwa Parada Harahap ingin menunjukkan kepada pers Belanda bahwa pers pribumi juga mengejar ketertinggalan.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Parada Harahap: Mentor Politik Praktis Soekarno dan Mohamad Hatta

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

1 komentar: