Laman

Selasa, 23 November 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (251): Pahlawan Nasional Prof Mr Iwa Koesoema Soemantri; Indische Vereeniging di Belanda Since 1908

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Nasional Prof Mr Iwa Kusuma Sumantri,, satu era dengan Otto Iskandardinata dan Gatot Mangkupradja. Bagaimana sejarahnya sudah banyak ditulis. Namun sejauh data baru ditemukan narasi sejarah Prof Mr Iwa Kusuma Sumantri haruslah diupdate lagi.

Prof Mr R. Iwa Koesoemasoemantri (31 Mei 1899 – 27 November 1971) adalah seorang politikus Indonesia. Iwa lulus dari sekolah hukum di Hindia Belanda dan Belanda sebelum menghabiskan waktu di sebuah sekolah di Uni Soviet. Setelah kembali ke Indonesia ia membuktikan dirinya sebagai seorang pengacara, nasionalis, dan kemudian, seorang tokoh hak-hak pekerja. Iwa lahir di Ciamis. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda, ia berangkat ke Bandung, dimana ia masuk di Sekolah Pegawai Pemerintah Pribumi (Opleidingsschool Voor inlandse Ambtenaren, atau OSVIA ). Tidak mau mengadaptasi budaya Barat dalam menuntut ilmu di sekolah, ia keluar dan pindah ke Batavia untuk masuk di sekolah hukum, sementara ketika di ibu kota kolonial tersebut, ia juga bagian dari Jong Java, sebuah organisasi untuk pemuda Jawa. Iwa lulus pada tahun 1921 dan melanjutkan studinya di Universitas Leiden di Belanda. Di negara itu ia bergabung dengan Serikat Indonesia (Indonesische Vereeniging), sebuah kelompok nasionalis para intelektual Indonesia. Pada tahun 1925 ia pindah ke Uni Soviet untuk menghabiskan setengah tahun belajar di Universitas Komunis kaum tertindas dari Timur di Moskow. Di Uni Soviet ia sempat menikah dengan seorang wanita Ukraina bernama Anna Ivanova; keduanya memiliki seorang putri, bernama Sumira Dingli.

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Prof Mr Iwa Kusuma Sumantri? Tentulah sangat menarik. Seperti disebut di atas, Prof Mr Iwa Kusuma Sumantri adalah salah satu tokoh dalam pergerakan di Indische Vereeniging di Belanda. Lalu bagaimana sejarah Prof Mr Iwa Kusuma Sumantri selengkapnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Nasional Prof Mr Iwa Kusuma Sumantri (1899-1971): Anak Asli Tjiamis

Tunggu deskripsi lengkapnya

Indische Vereeniging di Belanda: Iwa Kusuma Sumantri

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar