Laman

Sabtu, 04 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (272): Pahlawan-Pahlawan Indonesia Memulai Politik Dewan Kota; Onderafdeeling Padang Sidempoean

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan-pahlawan Indonesia berasal dari banyak jalur. Ada jalur politik sejak era VOC dan juga ada lewat jalur pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia (kesehatan, pendidikan dan jurnalistik). Ada yang mengangkat senjata dan ada pula yang menulis dengan pena yang tajam. Ada yang cooperative dan ada yang non-cooperative. Segi demografi ada yang muda dan ada yang tua, tentu saja ada yang mewakili perempuan. Mereka berjuang untuk negeri dan penduduknya. Salah satu jalur politik adalah melalui dewan, seperti dewan di daerah (gemeente atau gewest) maupun di dewan pusat (Volksraad).

Dewan kotamadya (Gemeenteraad) adalah sejumlah wakil warga kota yang dipilih dalam sebuah kotamadya. Badan ini mengawasi manajemen sehari-hari kota yang dipimpin oleh Wali Kota. Seorang anggota dewan kota harus berusia minimal 18 tahun. Di Amsterdam dan Rotterdam, selain dewan kota, ada juga komite administratif sebagai bagian dari perwakilan rakyat di distrik kota. Antwerpen memiliki distrik dengan dewan distrik terpilih mereka sendiri. Dewan Kota di Indonesia (baca: Hindia Belanda) merujuk pada dewan kota di Belanda (Wikipedia). Dewan Kota ini justru dimulai pertama di Medan. Lalu dalam perkembangannya diadopsi pemerintah (Gubernur Jenderal) sejak 1901 untuk di Batavia kemudian menyusul di Soerabaja dan demikian seterusnya hingga banyak kota-kota di wilayah Hindia Belanda. Dewan Kota (gemeenteraad) ini awalnya dipimpin oleh Residen/Asisten Residen dan baru sejak 1918 diangkat secara definitif Wali Kota (Burgemeester) dan kemudian juga diperkenalkan wakil wali kota (Locoburgemeester). Anggota dewan kota yang senior disebut Wethouder. Salah satu wethouder ini yang dapat diangkat sebagai wakil wali kota (Aldeman).:

Lantas bagaimana sejarah pahlawan-pahlawan Indonesia yang berasal dari dewan kota? Seperti disebut di atas, mereka ini muncul seiring dengan perkembangan pembentukan kotamadya (Gemeente) dan pembentukan dewan kota (Gemeenteraad). Disamping itu juga mulai dibentuk dewan daerah (gewest). Dewan daerah terkecil yang pernah ada hanya setingkat onderafdeeeling terdapat di Padang Sidempoan. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan-Pahlawan Indonesia Memulai Politik di Dewan Kota: Onderafdeeling Padang Sidempoean

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dewan Kota: Perjuangan di Level Kota hingga Dewan Pusat (Volksraad)

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar