Laman

Sabtu, 18 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (301): Soumokil Republik Maluku Selatan (RMS); Pahlawan Maluku Indonesia atau Pahlawan Belanda?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Nama Soumokil dihubungkan dengan Republik Maluku Selatan (RMS). Sudah barang tentu sejarahnya sudah ditulis, karena begitu penting namanya di dalam Republik Maluku Selatan. Okelah, Namun tentu saja sejarahnya masih perlu dipelajari dalam hubungannya dengan masa lalunya dan kaitannya dengan terbentuknya Republik Maluku Selatan (RMS).

Christiaan Robbert Steven Soumokil (13 Oktober 1905 – 12 April 1966) adalah presiden Republik Maluku Selatan (RMS) dari 1950 sampai 1966. Chris Soumokil dilahirkan di Surabaya dan menempuh pendidikan disana sebelum pergi ke Belanda. Setelah itu ia mempelajari hukum di Universitas Leiden sampai 1934. Pada tahun 1935 ia kembali ke Jawa dan menjadi pejabat hukum. Pada 1942, penjajahan Jepang dimulai dan Soumokil ditangkap oleh tentara Jepang dan diasingkan ke Burma dan Thailand. Setelah perang usai ia kembali ke Indonesia dan menjadi jaksa agung dalam pemerintahan Negara Indonesia Timur (NIT). Ia kemudian mendirikan RMS, menjadi Menteri Luar Negeri RMS pada 25 April 1950 dan menjadi presiden pada 3 Mei 1950. Setelah ditangkap oleh tentara Indonesia ia dibuang ke pulau Buru dan pulau Seram. Pada bulan April 1964 ia diadili dan dibela oleh pengacara Mr. Pierre-William Blogg, teman lamanya dari Leiden. Dalam persidangan Soumokil bersikeras berbicara dalam bahasa Belanda, walaupun bahasa ibunya adalah bahasa Melayu. Ia dihukum mati dan dieksekusi oleh peleton tembak pada 12 April 1966 di pulau Ubi, kepulauan Seribu. (Wikipedia).:

Lantas bagaimana sejarah Christiaan Robbert Steven Soumokil? Seperti disebut di atas, Soumokil memiliki pendidikan yang memadai, tetapi mengapa terlibat dalam masalah Republik Maluku Selatan? Lala bagaimana hubungannya dengan tokoh-tokoh Ambon yang berhaluan Republiken? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pemerintah Hindia Belanda hingga Republik Maluku Selatan (RMS): Dr Soumokil

Christiaan Robbert Steven Soumokil lulus ujian masuk HBS (Hoogere Burgerschool) di Semarang (lihat De locomotief, 08-05-1920). Nama lainnya yang lulus antara lain M Soegondho dan M Sajoeto. Seperti tahun-tahun sebelumnya siswa yang diterima sangat banyak sehingga kelas 1 dibagi ke dalam F kelas. Selain Soumokil di kelas 1 F juga terdapat nama Nn Saldinah dan M Harso.

Siswa yang diterima di HBS adalah lulusan ELS (Europeesche Lagereschool). Lama studi di HBS adalah tiga tahun (HBS III, setara MULO) atau lima tahun (HBS 5 Tahun setara AMS). Pribumi pertama yang lulus dari HBS Semarang adalah Raden Kartono (abang RA Kartini) tahun 1896 yang kemudian langsung melanjutkan studi ke Belanda. HBS Semaranh dibuka tahun 1877 (dua tahun setelah HBS Soerabaja).  

Pada tahun 1921 Sounokil naik ke kelas dua (lihat De locomotief, 02-05-1921). Dalam daftar kelulusan ujian tahun 1922 di HBS Semarang tidak terdapat nama Soumokil (lihat De expres, 01-05-1922). Tidak diketahui apakah Soumokil tinggal kelas atau menunda. Soumokil di HBS Semarang naik ke kelas lima tahun 1926 (lihat De locomotief, 01-05-1926). Besar dugaan bahwa Somokil baru lulus HBS V Semarang pada tahun 1927.

Pada tahun 1927 ini Soumokil akan berangkat ke Belanda dengan kapal ss Slamat pada tanggal 6 Juli dan tujuan akhir di Rotterdam tanggal 31 Juli (lihat Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indie, 05-07-1927). Dalam manifest kapal terdapat nama A Th Soumokil dan Ny Soumokil. Penumpang lainnya antara lain Mohamad Soedibjo dan Soewardi. Pelayaran itu cukup lama akan turun di Marseille. Dalam surat kabar lain tiga Soumokil ini diringkas menjadi keluarga Soumokil. Besar dugaan Soumokil berangkat bersama kedua orang tua. Nama A Th Soumokil diberitakan pensiun sebagai Controleur kelas 1 di PTT (lihat Haagsche courant, 12-09-1927).

Soumokil di Belanda mengikuti Christelijke HBS di Leiden dan lulus ujian akhir (lihat Algemeen Handelsblad, 17-06-1928). Besar dugaan Soumokil tidak melanjutkan di HBS Semarang dan kemudian dilanjutkan di Leiden (satu tahun terakhir). Soumokil melanjutkan ke perguruan tinggi di Universiteit te Leiden (Oegstgoest, Belanda Selatan). Pada tahun 1029 Soumokil dinyatakan lulus ujian kandidat hukum Hindia Indisch recht (lihat Haagsche courant, 10-07-1929). Soumokil lulus ujian doctoral Indisch recht dengan gelar Mr (lihat De Telegraaf, 05-07-1932). Mr CRS Soumokil melanjutkan ke tingkat doktoram. Pada tahun 1934 Soumokil berhasil meraih gelar doktor (Ph.D) di bidang hukum di Universiteit te Leiden (lihat Haagsche courant, 17-03-1934). Disebutkan di Universiteir te Leiden CRS Soumokil lahir Kesoegihan, Java dipromosikan menjadi doktor dengan desertasi berjudul ,De deskundige in de Nederlandsch-Indische jurisprudentie: Studie van materieel strafrecht’,

Orang Indonesia pertama yang meraih gelar doktor (Ph.D) adalah Husein Djajadiningrat pada tahun 1913 di Univ. Leiden. Hingga tahun 1933 jumlah orang Indonesia yang meraih gelar doktor (Ph.D) di luar negeri baru sebanyak 25 orang dan hanya satu orang perempuan yakni Ida Loemongga Nasution di Utrecht.  Daftar lengkapanya adalah sebagai berikut: (1) Husein Djajadiningrat (Indologi, 1913); (2) Dr. Sarwono (medis, 1919); (3) Mr. Gondokoesoemo (hukum 1922); (4) RM Koesoema Atmadja (hukum 1922); (5) Dr. Sardjito (medis, 1923); (6) Dr. Mohamad Sjaaf (medis, 1923); (7) JA Latumeten (medis, 1924); (8) Alinoedin Siregar gelar Radja Enda Boemi (hukum, 1925); (9) R. Soesilo (medis, 1925); (10) HJD Apituley (medis, 1925); (11) Soebroto (hukum, 1925); (12) Samsi Sastrawidagda (ekonomi, 1925); (13) Poerbatjaraka (sastra, 1926); (14) Achmad Mochtar (medis, 1927); (15) Soepomo (hukum, 1927); (16) AB Andu (medis, 1928); (17) T Mansoer (medis, 1928); (18) RM Saleh Mangoendihardjo (medis, 1928); (19) MH Soeleiman (medis, 1929); (20) M. Antariksa (medis, 1930); (21) Sjoeib Proehoeman (medis, 1930); (22) Aminoedin Pohan (medis, 1931); (23) Seno Sastroamidjojo (medis, 1930); (24) Ida Loemongga Nasution (medis, 1931); (25) Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia (sastra dan filsafat, 1933). Jumlah doktor terbanyak berasal dari (pulau) Djawa, yang kedua dari Residentie Tapanoeli. Cetak tebal adalah doktor-doktor asal Afdeeling (kabupaten) Padang Sidempoean, Tapanoeli Selatan.

CRS Soumokil yang susah payah menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah menenha (HBS), tetapi di perguruan tinggi cukup lancar dan bahkan berhasil meraih gelar doktor (Ph.D). Soumokil ibarat mesin disel dalam pendidikan. Mr CRS Soumokil, Ph.D adalah doktor ketiga berasal dari Ambon (Maluku).

Tunggu deskripsi lengkapnya

Soumokil: Pahlawan Indonesia atau Pehlawan Belanda?

Tunggu deskripsi lengkapnya


 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar