Laman

Sabtu, 15 Mei 2021

Sejarah Padang Sidempuan (20): Para Tokoh Militer Asal Tapanuli Selatan; Kol. Abdul Haris Nasution - Letkol Ir MO Parlindungan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini 

Sejarah tokoh militer asal Padang Sidempuan (Tapanuli Selatan) terbilang baru. Pada era Pemerintah Hindia Belanda tidak ada yang dilibatkan dalam satu militer, kecuali hanya satu orang, itu pun pada akhir era kolonial yakni Sersan Abdul Haris Nasution. Orang-orang Belanda, kerap menyatakan, entah berkelakar atau serius, ‘jangan sertakan orang Batak menjadi militer’. Tidak disebutkan alasannya. Diterimanya Abdul Haris Nasution sebagai kadet pada akademi militer di Bandoeng, boleh jadi kekeliruan (tidak lazim). Selain Abdul Haris Nasution, satu lagi pemuda Tapanuli yang diterimana adalah TB Simatupang.

Pada awal persiapan pembentukan cabang Pemerintah Hindia Belanda di Afdeeling Mandailing en Angkola (kini Tapanuli Selatan) yang digagas pada tahun 1838 (pasca perang) pemerintah pusat menjanjikan pengangkatan seorang bupati (regent) di Afdeeeling Mandailing en Angkola. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun 1840 Gubernur Jenderal merekrut Jung Huhn untuk melakukan ekspedisi penelitian botani dan geologi di Afdeeling Mandailing en Angkola dan di Afdeeling Padang Lawas. Namun tidak lama sepulang Jung Huhn dari wilayah itu, pemerintah pusat membatalkan jabatan regent (bupati) untuk pemimpin lokal. Ini tidak lazim karena di seluruh Hindia Belanda diangkat pemimpin lokal dengan jabatan bupati. Sejak janji itu seumur-umur (hingga berakhirnya era kolonial) tidak pernah jabatan bupati diberikan kepada para pemimpin lokal di Residentie Tapanoeli. Yang memimpin langsung adalah pejabat Eropa-Belanda. Apa sebabnya tidak pernah diketahui, hingga muncul kelakar atau serius di surat kabar ‘jangan libatkan orang Batak menjadi militer’. Meski tidak diketahui alasan ‘tutup pintu’ untuk pemimpin lokal dan kadet militer bagi orang Batak (KNIL) tetapi dapat diduga karena orang Belanda beranggapan musuh Belanda yang sebenarnya adalah orang Batak.

Lantas bagaimana sejarah tokoh militer asal Padang Sidempuan (Tapanuli Selatan)? Seperti disebut di atas, sejarah militer bagi orang Tapnuli Selatan adalah baru, pertama dan satu-satunya pada era kolonial hanyalah Abdul Haris Nasution. Lalu bagaimana sesuah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Situasi dan kondisinya berbeda. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.