Laman

Jumat, 10 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (286): Pahlawan Indonesia Sugondo; Ketua Kongres Pemuda 1928, Dilarang ke Kampong Parada Harahap

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sugondo Djodjopuspito adalah Pahlawan Indonesia, Nama yang sudah dikenal luas, karena Sugondo Djodjopuspito adalah satu dari tiga pilar panitia inti Kongres Pemuda kedua tahun 1928 (bersama Mohamad Jamin sebagai sekretaris dan Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai bendahara). Mereka bertiga kebetulan sama-sama mahasiswa fakultas hukum Rechthoogeschool di Batavia. Dekan fakultas mereka adalah Mr Hoesein Djajadiningrat, Ph.D (salah satu pendiri Indische Vereeniging di Belanda tahun 1908).

Sugondo Djodjopuspito (22 Februari 1905 – 23 April 1978) adalah tokoh pemuda tahun 1928 yang memimpin Kongres Pemuda Indonesia Kedua dan menghasilkan Sumpah Pemuda, dengan motto: Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia.
Sugondo Djodjopuspito lahir di Tuban, 22 Februari 1905. Pamannya menyekolahkan Soegondo dari HIS di Tuban hingga RH di Batavia, termasuk adik-adiknya. Peranan bapak Hadisewojo sangat besar dalam membimbing Soegondo sejak dari HIS di Tuban, menitipkan mondok di Cokroaminoto Surabaya, menitipkan mondok di Ki Hadjar Dewantara Yogyakarta, dan hingga mengarahkan masuk ke RH Batavia. Soegondo sendiri mengenyam pendidikan HIS tahun 1911-1918 di kota Tuban. Tahun 1919 setelah lulus HIS pindah ke Surabaya untuk meneruskan ke MULO tahun 1919 - 1922 di Surabaya, oleh pamanya ia dititipkan mondok di rumah HOS Cokroaminoto bersama Soekarno. Kemudian setelah lulus MULO, tahun 1922 melanjutkan sekolah ke AMS afdeling B di Yogyakarta tahun 1922-1925, dan oleh pamannya melalui HOS Cokroaminoto dititipkan mondok di rumah Ki Hadjardewantoro di Lempoejangan Stationweg 28 Jogjakarta. Setelah lulus AMS tahun 1925 melanjutkan kuliah atas biaya pamannya dan beasiswa di Rechtshoogeschool te Batavia. Ia mondok di rumah pegawai pos bersama beberapa pegawai pos Pasar Baru lainnya di Gang Rijksman (belakang Rijswijk), sehingga ia bisa membaca majalah Indonesia Merdeka asuhan Mohammad Hatta terbitan Perhimpunan Indonesia di Belanda yang dilarang masuk ke Indonesia. Selama mahasiswa hidup sulit hanya punya satu baju, yang harus dicuci dulu kalau mau kuliah. Kuliah di RHS hanya mencapai lulus tingkat Candidat Satu (C1), setelah Propadeus, karena beasiswanya dicabut akibat kegiatan politiknya dan juga pamannya meninggal dunia.

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Sugondo Djodjopuspito? Seperti disebut di atas, Sugondo Djodjopuspito adalah ketua Kongres Pemuda tahun 1928. Hal itulah mengapa sejarah Sugondo Djodjopuspito perlu ditulis. Tentu saja barangkali sudah ada yang menulisnya. Namun sejarah Sugondo Djodjopuspito begitu penting karena itu perlu ditulis lagi. Satu hal yang perlu diketahui mengapa Soegondo dilarang masuk ke Afdeeling Padang Sidempoean (kampong halaman Parada Harahap). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (285): Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan Organisasi Pemuda; Jong Java, Jong Sumatra dan Jong Batak

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Organisasi pemuda juga menjadi salah satu dimana pahlawan Indonesia lahir. Organisasi pemuda dibedakan dengan organisasi mahasiswa/pelajar. Organisasi pemuda pada awalnya, era Pemerintah Hindia Belanda, adalah onderbouw dari organisasi induk (senior). Seperti contoh Jong Java di dalam organisasi kebangsaan Boedi Oetomo, organisasi Jong Sumatranen Bond terkait dengan organisasi kebangsaan Sumatranen Bond, organisasi Jong Batak dengan organisasi kebangsaan Bataksche Bond, dan laiinnya. Secara individu ada yang menjadi organisasi mahasiswa dan organisasi pemuda.

Organisasi pemuda pada masa ini sangat banyak. Itu merupakan garis continuum sejak mulai dibentuknya organisasi pemuda Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Batak, Jong Islamieten Bond. Organisasi mahasiswa pertama adalah Indische Vereeniging yang didirikan di Belanda pada tahun 1908 yang digagas oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan. Organisasi mahasiswa, baru kemudian terbentuk lagi pada era perang kemerdekaan yakni organisasi mahasiswa Himpoenan Mahasiswa Islam di Djogjakarta bulan Februari 1947 yang digagas oleh Lafran Pane dan organisasi mahasiswa Persatoean Mahasiswa Universita Indonesia (PMUI) bulan November 1947 di Dajakarta yang dugagas oleh Ida Nasution dan G Harahap. Organisasi pemuda berikutnya baru muncul pada era Republik Indonesia seperti KNPI dan sebagainya.:

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia yang bermula di organisasi kepemudaan? Seperti disebut di atas, organisasi kepemudaan terbentuk pertama pada era Pemerintah Hindia Belanda. Organisasi pemuda pertama yang terbentuk adalah Jong Java pada tahun 1915, suatu organisasi onderbouw Boedi Oetomo yang anggota tidak hanya pemuda tetapi juga para pelajar/mahasiswa. Lalu bagaimana semua itu terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.