Laman

Senin, 21 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (430): Pahlawan Indonesia – Tadashi Maeda, Perwira Laut Jepang di Belanda dan Indonesia;Siapa Dia?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Nama Tadashi Maeda cukup dikenal dalam sejarah Indonesia. Dalam buku-buku sejarah di sekolah namanya selalu disebut. Laksamana Muda Tadashi Maeda beperan penting pada seputar kemerdekaan Indonesia. Mengapa sejarahnya perlu ditulis lagi. Sejauh data baru ditemukan, narasi sejarah Tadashi Maeda perlu dilengkapi.

Laksamana Muda Tadashi Maeda (3 Maret 1898–13 Desember 1977) adalah seorang perwira Angkatan Laut Jepang di Hindia Belanda. Selama pendudukan Jepang di Indonesia, ia menjabat sebagai Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Jepang. Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia dengan mempersilakan kediamannya di Djakarta sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik. Maeda lahir di kota Kajiki, prefektur Kagoshima, Jepang. Maeda masuk Akademi Angkatan Laut Jepang mengambil spesialisasi navigasi, dan pada tahun 1930 ia telah berpangkat letnan satu. Maeda awalnya merupakan staf khusus seksi urusan Eropa selama satu setengah tahun, sebelum ditugaskan ke Markas AL Ōminato [en] antara tahun 1932 dan 1934. Maeda berspesialisasi terkait dengan Jerman. Maeda ditunjuk menjadi ajudan Laksamana Muda Sonosuke Kobayashi, dan menemaninya ke Britania Raya sebagai bagian kontingen perwakilan Jepang ke koronasi Raja George VI. Pada tahun 1940, Maeda ditunjuk menjadi atase AL untuk Belanda, dan setelah Jerman Nazi menyerbu Norwegia dan Denmark, Maeda memperingatkan pemerintah Belanda bahwa Jerman akan menyerbu Belanda selanjutnya. Pada bulan Oktober 1940, Maeda ditugaskan ke Indonesia (Hindia Belanda) untuk menegosiasikan perjanjian dagang dengan pemerintah kolonial, untuk membeli minyak. Selain itu Maeda juga ditugaskan membangun jaringan mata-mata di Indonesia, dengan bantuan warga Jepang sipil seperti Shigetada Nishijima. Maeda dipanggil kembali ke Jepang pertengahan 1941, dimana ia kembali bekerja di seksi urusan Eropa. Saat Jepang menyerbu Hindia Belanda, Maeda ditugaskan untuk mengatur operasi-operasi AL di wilayah Papua. Setelah invasi usai dan pemerintah kolonial Belanda jatuh, Maeda ditugaskan di ke Batavia/Djakarta sebagai penghubung antara AL Jepang dan Angkatan Darat ke-16 Jepang. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Tadashi Maeda? Seperti disebut di atas, Tadashi Maeda adalah perwira angkatan laut Jepang, yang memiliki peran strategis ketika ditugaskan di Belanda dan di Indonesia. Tadashi Maeda cukup dekat dengan para pejuang Republik. Lalu bagaimana sejarah Tadashi Maeda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Tadashi Maeda: Perwira Laut Jepang di Belanda dan di Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

Tadashi Maeda: Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar