Laman

Selasa, 22 Maret 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (486): Pahlawan Indonesia–Penemuan Pedalaman Papua Era VOC; Es di Puncak Jayawijaya Hilang 2025

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ada kabar buruk, diprediksi es di Puncak Jaya Wijaya akan hilang tahun 2025. Itu tidak lama dari saat ini tahun 2022. Penurunan luas dan ketebalan es di Puncak Jaya sudah berlangsung sejak lama. Lalu apakah tiga tahun ke depan es puncak gunung akan benar-benar menghilang atau punah? Kita lihat saja nanti.Namun yang menjadi pertanyaan sejak kapan adanya lapisan es di puncak gunung di pedalaman Papua? Atau sejak kapan diketahui adanya lapisan es di puncak gunung di Papua yang berada di pedalaman?

BMKG Prediksi Es di Puncak Jaya Wijaya Hilang pada 2025. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkap prediksi es di Puncak Jaya Wijaya, Papua akan mencair hingga hilang pada 2025. Mencairnya es di Puncak Jaya Wijaya itu merupakan dampak perubahan iklim. "Penyusutan gunung es Puncak Jaya Wijaya yang diteliti oleh BMKG, diprediksi tahun 2025 es itu sudah punah, sudah tidak ada di Puncak Jaya wijaya lagi," ujar Dwikorita dalam rapat dengan Komisi V DPR RI, Senin (21/3). Saat ini, kondisi area es di Puncak Jaya Wijaya hanya tinggal 1 persen. Dari 200 Km³ (kubik) menjadi 2 Km³. Selain ditandakan pencairan es di Puncak Jaya Wijaya, perubahan iklim terlihat dari temperatur yang semakin melompat. Seperti di Jakarta dalam 100 tahun suhu udara meningkat 1 derajat Celcius. "Padahal kesepakatan global itu dibatasi 1, derajat celcius nanti di tahun 2030. Ini data di tahun 2010. Jadi betapa melampauinya. Maaf ini data tahun 2016," ungkap Dwikorita. "Jadi ini mendahului tahun 2030, jadi sudah hampir mencapai 1,5," imbuhnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tim BMKG di Puncak Jaya, pada Juni 2010 ketebalan es di sana mencapai 31,49 meter. Tebal es berkurang ~526 meter dari 2010 sampai dengan 2015, dengan rata-rata ~1,05 meter per tahun. Namun diketahui dari penelitian berikutnya tebal es menjadi berkurang ~5,7 meter dari November 2015 sampai dengan November 2016. Saat itu merupakan tahun dengan El Nino kuat. Pada Februari 2021, susut es di Puncak Jaya telah mencapai 23,46 meter. Sehingga BMKG memprediksi tutupan es di sana akan hilang di 2025.(Merdeka.com/Laman Yahoo).  

Lantas bagaimana sejarah penemuan pedalaman Papua? Seperti disebut di atas, sejarah penemuan pedalaman Papua dilaporkan setelah diidentifikasi adanya lapisan es di puncak gunung. Ini bermula pada era VOC/Belanda. Lalu bagaimana sejarah penemuan pedalaman Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Penemuan Pedalaman Papua Sejak Era VOC: Es di Puncak Jaya Wijaya Hilang 2025

Tunggu deskripsi lengkapnya

Penemuan Pedalaman Papua: Era VOC hingga Era Hindia Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar