Laman

Kamis, 07 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (517): Pahlawan Indonesia – Awal Para Ahli Belanda Mulai Meneliti Pribumi; Penelitian Kepurbakalaan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kapan para ahli Belanda mulai menyadari dan melakukan perhatian yang intens terhadap golongan pribumi di di Indonesia (baca; Hindia Belanda)? Yang jelas sejak awal sejak era VOC, orang-orang Belanda kurang peduli terhadap penduduk. Penduduk pribumi hanya dijadikan subjek dalam tujuan mereka keuntungan finansial. Untuk mendukung tujuan tersebut penduduk diberi ruang terbatas untuk bersekolah. Dalam penyelidikan kepurbakalaan tidak ada kaitannya dengan peningkatan martabat penduduk. Hanya semata-mata untuk kesenangan dan ilmu pengetahuan, bahkan hasil-hasil pengumpulan benda-benda purbakala dijadikan komoditi perdagangan. Manusia pribumi tetap tidak menjadi bagian perhatian.

Dinas Kepurbakalaan (Oudheidkundige Dienst) adalah unit birokrasi di dalam pemerintahan Hindia Belanda, dibentuk tanggal 14 Juni 1913 (Staatsblad van Nederlandsch-Indië) nomor 62 tahun 1913) ditempatkan di bawah Departemen Pendidikan, Ibadah, dan Industri Kerajinan. Dinas ini bertugas untuk menyusun, menginventarisasi, serta mengawasi peninggalan purbakala di seluruh wilayah Hindia Belanda. Selain itu, lembaga ini bertugas melakukan penelitian peninggalan-peninggalan masa lampau dari masa prasejarah sampai masa VOC. Pemerintah setempat dan dinas ini juga selalu mengawasi agar tidak ada benda purbakala yang dirusak, dihancurkan, dicuri, atau diekspor secara ilegal. Kantor pusatnya berada di Batavia, dan berada satu gedung dengan Ikatan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia (Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen). Perawatan benda purbakala merupakan tugas bagi kepala pemerintahan daerah sejak abad ke-19, dan kadang-kadang mereka bahkan menerima perintah langsung dari Gubernur Jenderal. Pada tahun 1840, mereka ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Carel Sirardus Willem van Hogendorp untuk mengirimkan daftar benda purbakala di daerah pemerintahan mereka masing-masing dan melaporkan segala sesuatu terkait benda tersebut dalam jangka waktu yang singkat. Pengumpulan koleksi pada bidang etnografi baru dilakukan pada tahun 1862, melalui instruksi Gubernur Jenderal Ludolph Anne Jan Wilt Sloet van de Beele, dan koleksi-koleksi tersebut akan diberikan kepada Bataviaasch Genootschap. Dari sini, Bataviaasch Genootschap diberikan kebebasan untuk menentukan apakah benda-benda tersebut akan diperuntukkan di museum mereka sendiri, atau justru akan dikirim ke Belanda untuk ditempatkan di Museum Purbakala di Leiden. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah awal para ahli Belanda mulai meneliti pribumi? Seperti disebut di atas, jauh sebelum para ahli Belanda memperhatikan pribumi, sudah dilakukan penyelidikan kepurbakalaan. Sementara penyelidikan pribumi semuanya bermula ketika orang pribumi sendiri telah mulai menunjukkan prestasi diantara orang-orang Belanda. Lalu bagaimana sejarah awal para ahli Belanda mulai meneliti pribumi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Awal Para Ahli Belanda Mulai Meneliti Pribumi: Para Pionir Pribumi

Tunggu deskripsi lengkapnya

Penelitian Pribumi: Menghubungkan Hasil-Hasil Penelitian Kepurbakalaan

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar