Laman

Kamis, 21 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (545): Pahlawan Indonesia dan Ang Tiauw Bie; Pengusaha dan Pejuang Perang Kemerdekaan Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Orang Cina/Tionghoa pada era Pemerintah Hindia Belanda terkotak-kotak: sebagian pendukung Belanda, sebagian yang lain pendukung nasionalis (perjuangan bangsa Indonesia). dan sebagian yang lain netral (mengidentifikasi sebagai warga negara Tiongkok). Diantara orang Tionghoa/Cina yang mendukung perjuangan nasionalis Indonesia terdapat yang aktif turut dalam perjuangan pada perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Salah satu diantaranya yang disebut Ang Tiauw Bie.

Seorang penulis di lama Kompasiana menulis sebagai berikut: Ang Tiauw Bie adalah pendatang dari Tiongkok. Mengadu nasib ke Nusantara, mencoba peruntungan. Kendati berstatus sebagai pendatang, rasa cintanya kepada Indonesia tidaklah sedikit. Ang Tiauw Bie namanya. Seorang pengusaha sukses yang membantu perjuangan Indonesia. Kendati harus menjalani praktik bisnis kotor, kisah heroiknya akan selalu dikenang sepanjang masa. Awalnya Ang adalah pemuda miskin yang tidak bisa bersekolah. Untuk menyambung hidup, ia bekerja sebagai penjaga kebun kelapa. Namun, Ang adalah pemuda cerdas. Ia belajar banyak hal dengan cepat, terutama dari pamannya Ang Sioe Tjwan yang mengajarinya berdagang kopra. Di tahun 1930an, Ang telah menjadi pengusaha. Ia memiliki pabrik minyak kelapa dan juga sabun. Sukses besar diraihnya dalam tempo yang singkat. Selain sebagai pengusaha, Ang juga belajar banyak hal secara otodidak. Ia termasuk pengusaha Tionghoa yang fasih berbahasa Indonesia di masanya. Hal inilah yang membuat dirinya banyak berkenalan dengan tokoh pejuang nasional, seperti Soekarno, Bung Hatta, dan Sultan Hamengkubuwono IX. Kesuksesan bisnisnya membuat ia sanggup membeli dua kapal laut. Jiwa nasionalismenya ditunjukkan dengan pemberian nama pada kedua kapalnya. Sri Menanti dan Sri Nona adalah nama yang tersemat pada kapal milik Ang Tiauw Bie. Sesuai namanya, kapal-kapal ini memiliki dua fungsi. Mengangkut hasil bumi dari Pulau Jawa ke Singapura. Dalam perjalanan pulang, ia menyelundupkan senjata bagi keperluan tentara Indonesia. Adalah Laksamana John Lie, yang turut andil dalam aksi penyelundupan ini. John Lie adalah pejuang nasional etnis Tionghoa yang pertama kali mendapat gelar sebagai pahlawan nasional. Namanya juga diabadikan dalam sebuah kapal perang milik AL TNI.

Lantas bagaimana sejarah Ang Tiauw Bie? Seperti disebut di atas, Ang Tiauw Bie dikatakan sebagai salah satu orang Cina/Tionghoa yang turut ambil bagian dalam perang kemerdekaan Indonesia (melawan Belanda). Lalu bagaimana sejarah Ang Tiauw Bie? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Ang Tiauw Bie: Pengusaha

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ang Tiauw Bie: Orang Tionghoa Para Pejuang Perang Kemerdekaan Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar