Laman

Rabu, 15 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (653): Peta Kuno Nusantara; Navigasi Pelayaran Bintang dan Garis Ekuator hingga Teknologi Kompas

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Peta kuno sudah ada sejak zaman kuno. Peta kuno yang lebih maju muncul pada era Prolomeus. Pada era ini sudah sangat berkembang ilmu astronomi (peta bintang) dan teknologi navigasi pelayaran (perdagangan) yang memperkaya pemetaan di (wilayah) daratan. Navigasi pelayaran diduga awal penentuan garis akuator sebagai garis perbedaan menentukan posisi matahari di (permukan) bumi. Peta Ptolomeus menjadi acuan awal dalam pembuatan peta-peta modern seiring dengan penyempurnaan teknologi kompas di Eropa (sekitar era Kerajaan Singhasasi di Jawa). Pada peta Ptolomeus telah digambarkan sejarah awal peta nusantara (semenanjung Aurea Chesoneus dan pulau Taprobana).

 

Kapan manusia mulai membuat peta? Sejarah peta dibagi menjadi 4 zaman. Pertama, Zaman Kuno dimulai tahun 600 BC–350 AD. Periode berikutnya disebut Zaman Pertengahan (350-1470), disambung Zaman Renaissance (1470-1696), dan Zaman Modern (1696-sekarang). Aber menyodorkan temuan “lukisan dinding” yang ditemukan di wilayah kota Anatolia, Turki. Tahun 1963, James Mellaar menemukan “lukisan dinding” dan mengklaim sebagai peta pertama di dunia  yang diciptakan oleh orang- orang Anatolia. (https : // kebudayaan.kemdikbud.go.id). Tujuh Peta yang Mengubah Dunia...Berikut sejumlah peta tua dalam sejarah kartografi: 1. Peta dunia Babiloni, paling awal dalam prasasti tanah liat di kota kuno Babilonia pada 600 SM. 2. Peta geografi Ptolemaeus. sebagai orang pertama menggunakan matematika dan geometri untuk memetakan bumi secara manual. Dia menghasilkan buku teks delapan volume yang mencangkup beberapa peta dengan prinsip matematika dan geometri. Dalam buku tersebut menggambarkan beberapa wilayah dunia dengan Samudra Hindia yang digambarkan sebagai laut utama. Sayangnya tak ada peta yang dibuat oleh Ptolemaeus, yang bertahan sampai sekarang. Peta itu hilang dan tak ditemukan. Baru pada abad ke-12 orang Yunani mulai memproyeksikan peta baru sesuai dengan koordinat Ptolemaeus. 3. Peta Dunia Al-Idrisi (Tabula Rogeriana) cendekiawan Muslim  diundang ke istana milik Norman King Roger II dan diminta untuk membuat buku tentang geografi. Buku ini menampilkan beberapa peta regional serta proyeksi dari dunia yang dikenal saat itu. 4. Peta Peutinger Peta Peutinger merupakan peta yang tercatat sebagai panduan praktis bagi kekaisaran Roma, memiliki panjang 6,7 meter dan lebarnya 0,3 meter. 5. Peta Dinasti Ming yang tergambar di sutra pada awal 1389. 6. Peta Dunia Waldseemuller digambarkan oleh Martin Waldseemuller pada 1507. 7 Peta Dunia Mercator digambarkan oleh karografer asal Jerman bernama Flemish Gerardus pada 1596. (Kompas.com).

Lantas bagaimana sejarah peta-peta kuno nusantara? Seperti disebut di atas, peta kuno tentang wilayah nusantara dibuat pada era navigasi pelayaran (perdagangan) yang dipandu pengetahuan astronomi (bintang) yang menemukan gagasan garis ekuator yang kemudian lebih maju dengan penyempurnaan teknologi kompas. Lalu bagaimana sejarah peta-peta kuno nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Peta-Peta Kuno Nusantara; Navigasi Pelayaran Bintang, Garis Ekuator hingga Teknologi Kompas

Tunggu deskripsi lengkapnya

Peta-Peta Kuno Nusantara: Semenanjung Aurea Chersonesus dan Pulau Taprobana hingga Peta-Peta era Portugis

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar