Laman

Rabu, 20 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (724): Kota Tongod di Jantung Wilayah Sabah; Gunung Tinggi Kinabalu dan Sungai Kinabatangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dimana berada Kota Tongod di pedalaman wilayah Sabah? Pada masa lampau hanya dikenal nama gunung tinggi gunung Kinabalu dan sungai panjang sungai Kinabatangan. Apa pentingnya sejarah Kota Tongod? Yang jelas wilayah Kota Tongod berada tepat di jantung wilayah Sabah diantara gunung Kinabalu dan sungai Kinabatangan.


The Tongod District (Malay: Daerah Tongod) is an administrative district in the Malaysian state of Sabah, part of the Sandakan Division which includes the districts of Beluran, Kinabatangan, Sandakan, Telupid and Tongod. The capital of the district is in Tongod Town. The district was first established in 1977 as a sub-district of the Kinabatangan district. The "daerah kecil" ("small district") was entrusted to Keningau's Charles Andau, who was an assistant district officer and formally subordinate to the district officer of the Kinabatangan district. On 1 March 1999, Tongod was raised to become an independent district. On 24 May 1999, Major Matthew Sator of Ranau was appointed to be the first district officer. The acquisition of the status of a fully fledged district also involved the construction of a new administration building, which replaced the first secretarial building. According to the last census in 2010, the population of the entire district is 35,341 inhabitants. In relation to the total area of 10,052 km², it is a sparsely populated district. Orang Sungai and Kadazan-Dusun is the major in Tongod (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kota Tongod di pedalaman Sabah? Seperti disebut di atas, Kota Tongod adalah nama district di Sabah yang tepat berada di jantung wilayah Sabah. Lalu bagaimana sejarah Kota Tongod? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kota Tongod di Sabah, Wilayah Paling Pedalaman di Sabah; Gunung Kinabalu dan Sungai Kinabatangan

Kota Tongod atau Pekan Tongod berada di pedalaman yang posissi GPS berada di jantung (wilayah) Sabah. Kota kecil Telupid di Tongod dapat dicapai dari arah barat ke timur Sabah atau sdebalinya. Wilayah Tongod juga dapat dicapai dari arah utara Kudat. Namun Trans Sabah yang umum adalah Kinabalu ke Tawau atau sebaliknya. Dari Kiabalu ke Sabah dapat dilalui dari selatan via Tambunan atau dari utara via Tamparuli dan bertemu di Ranau. Seterusnya dari Ranau menuju Telupid-Tongod. Dari Tongod ke selatan terus kea rah Sandakan dan belok ke selatan menuju Lahad Datu dan terus ke Tawau. Arah sebaliknya bisa dari Tawau melewati perbatasa Indonesia hingga kemabali ke Tambunan dan kembali ke Kinabalu.  


Satu yang unik dari Kinabalu ke Tongod melalui dua kota yakni kota Tambunan dan kota Tamparuli. Apakah nama Tamparuli merujuk pada nama wilayah Batak yakni Tapanuli? Dan bukankah nama Tambunan di Tapanuli adalah sebuah marga? Bukankah di Tapanuli ada nama kota (kecamatan) Piongot? Bisa diperhatikan lebih lanjut bukankah nama Sabah di Tapanuli yang mana sabah=sawah, Nama Kinabalu sendiri merujuk pada Bahasa Batak yang mana kina=ina=ibu dan balu=bulu=bukit/gunung yang dengan demikian Kinabalu adalah Gunung Ibu?. Sebab di pulau Halmahera ada nama gunung Ibu dan di pulau Seram ada nama gunung Binaija (b-ina-ya) serta di Minahasa ada nama gunung Empung (yang Bahasa Batak empung-ompung=kakek). Dalam hal ini pada masa lampau gunung adalah tempat pemujaan leluhur. Masih di wilayah Sabah nama sungai besar Kinabatangan adalah yang dalam bahasa Batak dimana kina=ibu dan batangan=sungai. Juga nama sungai besar Limbang di Brunai yang mana Limbong adalah salah satu marga di Tapanuli dan nama kota Bintulu dan Sibu adalah nama-nama tempat di Tapanuli yakni Siabu dan Bintuju.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Gunung Kinabalu dan Sungai Kinabatangan: Kota Tongod dan Penduduk Asli Pedalaman Sabah

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar