Laman

Selasa, 09 Agustus 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (763): Ibrahim Yakub van Malaya; Persatuan Melayu Indonesia Semenanjung Berada di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarah modern Malaysia (baca: Semenanjung Malaya) perjuangan kemerdekaan justru dimulai di Indonesia (baca: Hindia Belanda). Salah satu dari yang pertama perjuangan itu dilancarkan oleh Ibrahim Yakub dkk. Untuk menggalang kekuatan mereka membentuk perhimpunan dengan nama Persatoean Melajoe Indonesia. Siapa mereka itu? Mereka adalah orang-orang Malaya yang memiliki keturunan dari wilayah-wilayah di Hindia Belanda seperti dari Sumatra, bahkan dari Tapanoeli.


Banyak migran asal Indonesia (baca: Hindia Belanda) ke Malaysia (baca: Malaya), seperti Minangkabau, Jawa, Bugis dan Angkola Mandailing (Tapanoeli). Tingginya populasi Angkola Mandailing di Malaya karena begitu dekat jaraknya hanya dibatasi oleh selat Malaka di wilayah Selangor. Pendiri kota Koealaloempoer di Selangor adalah orang Angkola Mandailing yang dipimpin oleh Soetan Puasa yang kemudian menyebar ke Perak dan Kedah. Tiga Negara bagian Malaysia ini merupakan tempat dimana terkonsentrasi etnik Angkola dan etnik Mandailing. Oleh karenanya, di era kemerdekaan Malaysia, sejumlah etnik Mandailing dan etnik Angkola  yang berada di Malaysia banyak yang mengambil peran di dunia  politik dan pemerintahan Malaysia. Sejumlah individu asal (etnik) Angkola dan etnik Mandailing yang menonjol di Malaysia diantaranya adalah Tan Sri Dato’ Senu Abdurrahman Siregar (pernah menjadi Duta Besar Malaysia untuk Indonesia dan juga mantan Menteri Penerangan Kerajaan Malaysia), Tun Mohammad Haniff bin Omar Nasution (mantan Ketua Polis Diraja Malaysia), Laksamana Dato’ Mohammad Zain Salleh Nasution (mantan Panglima Angkatan Laut Diraja Malaysia), Dato' Harun bin Idris Harahap (mantan Menteri Besar Selanggor), Tan Sri Dato’ Mohammad bin Haji Mohammad Taib Nasution (mantan Menteri Besar Selanggor), Tan Sri Dato’ Haji Mohammed Azmi bin Haji Kamaruddin Harahap (Hakim Agung), dan Dato’ Kamaruddin bin Idris Harahap (mantan Ketua Polis Diraja Malaysia).

Lantas bagaimana sejarah Ibrahim Yakub van Malaya pendiri Persatuan Melayu Indonesia Semenanjung yang berada di Indonesia? Seperti disebut di atas, populasi Malaysia hari ini terdiri dari ras/bangsa dan juga suku/bangsa (etnik) berasal dari Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Ibrahim Yakub van Malaya pendiri Persatuan Melayu Indonesia Semenanjung yang berada di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Ibrahim Yakub van Malaya; Persatuan Melayu Indonesia Semenanjung Berada di Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

Persatuan Melayu Indonesia Semenanjung Berada di Indonesia: Mengapa Memperjuang Kemerdekaan di Malaya

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar