Laman

Rabu, 17 Agustus 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (779): Pantai Timur Tiongkok dan Geomorfologi;Navigasi Pelayaran Nusantara Mencapai Kota Canton


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Mungkin anda bertanya, untuk apa harus memahami geomorfologi pantai timur Tiongkok. Bukankah itu suatu yang jauh dan suatu yang tidak terkait dengan nusantara? Nah disitulah tantangannya dalam penyelidikan sejarah. Faktanya, sebelum orang Tiongkok menjadi pelaut, orang-orang Nusantara sudah memiliki kemampuan navigasi pelayaran perdagangan hingga pantai timur Tiongkok. Suatu yang jauh menjadi prestasi sediri dan yang diduga tidak terkait bahwa faktanya ada hubungan yang erat antara nusantara dan Tiongkok pada masa lampau, khususnya pantai timur.


Pada zaman kenabian (Muhamad SAW masih hidup), menurut catatan Tiongkok abad ke-7 pada Dinasti Tang sudah ada perkampongan orang Arab di Canton. Dalam catatan itu tidak disebutkan apakah ada perkampongan oraang asal Nusantara. Catatan Tiongkok dari Dinasti Han, orang nusantara yang mencapai Tiongkok terjadi pada abad ke-2. Disebutkan utusan Raja Yeh-tiao (kerajaan di selatan lautan) menghadap Kaisar Tiongkok di Peking dalam rangka membuka pos perdagangan (sejumlah penbeliti era Hindia Belanda pos perdagangan itu diduga Nha Trang, Vietnam yang sekarang yang mana ditemukan prasasti Vo Chan daro abad ke-3. Satu yang penting dari adanya perkampongan Arab di Canton dibentuk oleh para pelaut/pedagang Arab yang tekah mencapai Tiongkok. Pelaut-pelaut Arab diduga sebelumnya telah membentuk perkampongan di Baroes, pantai barat Sumatra di Tapanuli. Kini terdapat makam tua Islam yang diduga berasal dari Persia/Arab di Barus

Lantas bagaimana sejarah geomorfologi pantai timur Tiongkok? Seperti disebut di atas, jauh sebelum orang Tiongkok menjadi pelaut, navigasi pelayaran Nusantara sudah mencapai pantai timur Tiongkok dan pulau Tainan/Taiwan. Lalu bagaimana sejarah geomorfologi pantai timur Tiongkok? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Geomorfologi Pantai Timur Tiongkok; Navigasi Pelayaran Nusantara Sebelum Orang Tiongkok Menjadi Pelaut

Satu wilayah yang penting di pantai timur Tiongkok dimana terdapat kota tua adalah Canton (kini lebih dikenal sebagai Guangzhou). Awalnya kota Canton ini berada di pantai di sebuah teluk besar. Namun kini kota Canton/Guangzhou seakan berada jauh di pedalaman. Kota ini sejak dari doeloe adalah kota besar dan Guangzhou kini adalah kota terbesar di Tiongkok. Meski wilayah ini bukan awal peradaban Tiongkok, tetapi dalam hubungannya dengan wilayah lautan, khususnya nusantara berawal di kota Canton.


Di dalam laman Wikipedia disebutkan kota Guangzhou berdiri pada tahun 214 SM. Kota ini tumbuh makmur di bawah rezim Tiongkok asli, membangun kuil Buddha dan mengembangkan komunitas yang dikelola pedagang Arab dan Hindu. Tembok kota diperluas buat menampung pertumbuhan selama Dinasti Sung (960-1279) dan banyak keluarga Tionghoa membanjiri bagian selatan untuk menghindari serangan Mongol dari utara abad 13-14. Dinasti Man Chu memerintah 1644-1911, dan Guangzhou menjadi ibukota Guangdong dan Guangxi. EIC mulai berdagang pada 1699, dan Perang Candu I (1839-1842) pecah saat orang Guangzhou menyita dan menghancurkan candu-candu ilegal selundupan Inggris, yang mendorong pemakainya melemahkan pekerja India dan Tionghoa. Perang Candu II terjadi antara Inggris, Prancis, dan Tiongkok pada 1856, dan Guangzhou diduduki pasukan Inggris-Prancis sampai 1861. Saat itu juga permusuhan pada dinasti yang berkuasa meletuskan Pemberontakan Taiping (1820-1864). Gerakan ini menjadi gerakan bawah tanah setelah kekalahan pertama pemberontak dalam upayanya namun muncul lagi ke permukaan bersama Sun Yat Sen yang dinamis pada 1885. Peta 1749

Kota Canton bermula di suatu muara sungai di dalam teluk. Sungai tersebut kini disebut sungai Silver. Setelah pelaut Portugis menaklukkan (kerajaan) Malaka di Semenanjung Malaya pada tahun 1511, pelau-pelaut Portugis segera memperluas navigasi pelayaran perdagangan ke Maluku. Ekspedisi pertama Portugis ke Malaku dengan dua kapal ke Maluku melalui pantai timur Sumatra bagian selatan, pantai utara Jawa, perairan pulau-pulau Nusa Tenggara hingga mencapau Maluku.


Pelaut Portugis yang berpusat di Malaka, pada tahun 1516 memperluas perdagangan ke kota Canton di pantai timurTiongkok. Pelaut-pelaut Portugis membangun pos perdagangan di suatu pulau yang jauh dari muara sungai Canton. Hal itu dilakukan karena tonase kapal Portugis yang berat berisiko pada waktu permukaan air rendah. Alansan berikutnya strategi escape jika muncul serangan dari pedalaman (dan mudah kanur ke lautan). Teknologi maritim Tiongkok masih rendah dan pelaut-pelaut Tiongkok bukan pelaut andal.  Namun pada tahun 1519 terjadi perselisihan antar orang-orang Canto dengan pelaut-pelaut Portugis yang membuat onar. Namun alasan Kaisar Tiongkok mengusir Portugis karena pelaut-pelaut Portugis sudah mulai membangun benteng di pulau. Orang Canton marah terhadap pelaut Portugis di pulau karena sering terjadi penculikan, dan kemudian diduga dijual sebagai budak di pos Portugis di pulau. Akhirnya Portugis angkat kaki dari perairan Canton. Pada tahun 1521 pedagang Portugis di Malaka membuka pos perdagangan di Brunai.  Sejak itu rute perdagangan Portugis ke Maluku tidak lagi melalui perairan/laut Jawa, tetapi menggeser via Borneo terus ke pantai utara Celebes hingga Maluku. Namun sejak kehadiran Spanyol di Zebu, Filipina kerap bergesekan antara pelaut Portugis dan Spanyol (terutama di wilayah Maluku).  Peta 1664/1702

Di teluk Canton terdapat sejumlah pulau-pulau kecil nama lambat laun semakin membesat karena proses sedimentasi jangka Panjang. Pos perdagangan awal Portugis di sekitar teluk berada di sisi luar. Teluk tersebut lambat laun semakin tertutu oleh daratan seperti saat ini (bandingkan dengan situasi dan kondisinya pada peta-peta era Portugis). Jauh sebelum kehadiran Portugis di teluk Canton, navigasi pelayaran perdagangan orang-orang nusantara dan orang-orang Arab sudah terjadi di zaman kuno. Seperti kita lihat nanti sisa peradaban Portugis di Kawasan teluk adalah kota (pulau) Macao (yang bersebelahan dengan kota/pulau Hong Kong/Inggris). Dua koloni Eropa (Portugis dan Inggris) di kawasan dipisahkan oleh sisa teluk yang menjadi muara baru sungai Canton.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Navigasi Pelayaran Nusantara Sebelum Orang Tiongkok Menjadi Pelaut: Interakasi Penduduk Nusantara dengan Orang Asing

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar