Laman

Senin, 21 Maret 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (485): Pahlawan Indonesia – R Tumbelaka Studi Kedokteran ke Belanda;Para Perwira Pribumi di Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Nama R Tumbelaka dalam laman Wikipedia belum ada. R Tumbelaka adalah seorang dokter lulusan Docter Djawa School/STOVIA yang kemudian melanjutkan studi kedokteran ke Belanda. Dr Tumbelaka di Belanda, ikut hadir dalam pembentukan organisasi mahasiswa pribumi yang diberi nama Indische Vereeniging (Perhimpoenan Hindia). Dr Tumbelaka dalam perkembangannya, sebagaimana RM Notosoeroto menjadi bagian militer Belanda sebagai perwira cadangan dengan pangkat letnan. Mereka dapat dikatakan dua diantara generasi pertama pribumi yang menjadi perwira dalam militer Belanda.

Sebelum kepemilikan VOC diambil alih oleh Kerajaan Belanda, VOC pernah menyewa Resimen Württemberg pada tahun 1790-1808, yang berjumlah sekitar 2.000 tentara. KNIL secara resmi berdiri pada tanggal 28 Agustus 1814, tidak lama setelah kekuasaan Belanda di Hindia Belanda dikembalikan. Pada awalnya, KNIL merupakan bagian dari Tentara Kerajaan Belanda dan dibentuk untuk menumpas pemberontakan di koloni-koloninya. Pada tanggal 4 Desember 1830, Johannes van den Bosch mengeluarkan keputusan yang dinamakan "Algemeene Orders voor het Nederlandsch-Oost-Indische leger" dimana ditetapkan pembentukan angkatan tentara tersendiri untuk Hindia Belanda, yaitu Oost-Indische Leger (Tentara India Timur). Kemudian, pada tahun 1836, Raja Willem I, memberi predikat "Koninklijk" pada angkatan perang ini. Tentara-tentara KNIL kadang dijuluki secara kolektif "Jan Fuselier" dan istri-istrinya dijuluki "Sarinah". Namun dalam penggunaan sehari-hari, kata ini tidak pernah digunakan selama sekitar satu abad. Baru pada tahun 1933, Hendrik Colijn, Perdana Menteri Belanda saat itu, diam-diam memberitahu Gubernur Jenderal Hindia Belanda bahwa ia akan menghargai kalau nama angkatan tentaranya diganti dengan Koninklijk Nederlands-Indisch Leger. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah R Tumbelaka? Seperti disebut di atas, Dr Tumbelaka adalah seorang dokter yang menjadi bagian dari cadangan tentara Belanda di Belanda. Lalu bagaimana sejarah R Tumbelaka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (484): Pahlawan Indonesia Dr Sardjito, Studi Kedokteran ke Belanda; Boedi Oetomo Afdeeling Batavia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dr Sardjito belum lama ini ditabalkan sebagai pahalwan Indonesia berstatus Pahlawan Nasional. Nama Dr Sardjito tentulah sangat dikenal karena menjadi rektor Universitas Gadjah Mada yang pertama. Namanya juga menjadi nama rumah sakit di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Dalam laman Wikipedia narasi sejarah Dr Sardjito sangat minim. Namun demikian dalam blog ini nama Sardjito sudah pernah dinarasikan dalam artikel sendiri.

Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H. (13 Agustus 1889 – 5 Mei 1970) adalah dokter yang menjadi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Pada masa perang kemerdekaan, ia ikut serta dalam proses pemindahan Institut Pasteur di Bandung ke Klaten. Selanjutnya ia menjadi Presiden Universiteit (sekarang disebut Rektor) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang pertama dari awal berdirinya UGM tahun 1949 sampai 1961, selanjutnya menjadi Rektor ketiga Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Namanya diabadikan sebagai nama sebuah rumah sakit pusat rujukan provinsi di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito.Pada tanggal 8 November 2019, Sardjito dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo dalam sebuah upacara di Istana Negara. Yang menerima penghargaan mewakili keluarga ahli waris adalah Dyani Poedjioetomo, Cucu dari Sardjito. Sekolah Rakyat di Purwodadi dan Lumajang (1895—1901); Sekolah Belanda di Lumajang (1901—1907); Sekolah STOVIA di Jakarta (1907—1915); Fakultas Kedokteran Universitas Amsterdam (1921—1922); Mempelajari penyakit-penyakit iklim panas di Leiden (memperoleh gelar doktor, 1923). Ketua Boedi Oetomo Cabang Jakarta dan anggota Pengurus Pusat (1925); Anggota Haminte Jakarta dan Wakil Wethouder. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Dr Sardjito? Seperti disebut di atas, sejarah Dr Sardjito sudah pernah dibuat dalam satu artikel pada blog ini. Tentu saja artikel ini hanya mengulang materi yang dianggap perlua saja, tetapi akan diperkaya dengan data yang tidak terdapat pada artikel sebelumnya. Lalu bagaimana sejarah Dr Sardjito? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.