Laman

Minggu, 15 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (592): Pahlawan Indonesia–Nama KepulauanIndonesia Lebih Awal Bila Banding Nama KepulauanMelayu

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini begitu kuat (ambisius) di (negara) Malaysia (klaim) penyebutan nama Kepulauan Melayu (Malay Archipelago). Sebaliknya, penyebutan nama Kepulauan Indonesia di Indonesia dinyatakan biasa-biasa saja. Klaim nama Kepulauan Melayu seakan tidak ada nama Kepulauan Indonesia. Bahkan ada guru besar di Malaysia mendakwa bahwa tidak ada Bahasa Indonesia, yang ada adalah Bahasa Melayu. Bagaimana bisa begitu? Orang Indonesia maupun orang Malaysia sama-sama tidak mengetahui duduk perkara (fakta) yang sebenarnya. Mungkin pemicu perkara adalah AR Wallace.

Kepulauan Melayu adalah kepulauan yang terletak di antara daratan Asia Tenggara dan Benua Australia. Secara politik, wilayah ini meliputi negara-negara Indonesia, Filipina, Singapura, Brunei, Timor Leste dan Malaysia (Timur); dan—bergantung pada konsepnya—terkadang juga meliputi wilayah Papua dan sekitarnya (termasuk Papua Nugini). Dalam sejarah, wilayah ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti Nusantara, Kepulauan Hindia Timur, Kepulauan Indo-Australia dan Kepulauan Indonesia. Disebut demikian karena wilayah ini terutama dihuni oleh Ras Melayu, yang menyebar di seantero kepulauan seluas kurang lebih 2 juta Km persegi. Total populasi sebanyak 350 juta jiwa, termasuk ras Austronesia dan Tionghoa. Ini merupakan kepulauan yang terbesar dan mempunyai paling banyak gunung berapi di dunia. Pulau terbesarnya adalah Papua dan Kalimantan, dan pulau terpadatnya adalah Jawa. Secara umum, kepulauan ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: Kepulauan Sunda (Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil); Kepulauan Maluku; Kepulauan Filipina (Negara Filipina); Kepulauan Papua (Papua dan Papua Nugini). Iklim di kepulauan ini adalah tropis karena kedudukannya di sekitar khatulistiwa (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama Kepulauan Indonesia lebih awal eksis bila dibandingkan dengan nama Kepulauan Melayu? Seperti disebut di atas, nama Kepulauan Melayu merujuk pada nama yang diperkenalkan AR Wallace dengan nama (baru) Malay Archipelago. Faktanya nama lama sudah ada dan sudah eksis begitu lama. Lalu bagaimana sejarah nama Kepulauan Indonesia lebih awal eksis bila dibandingkan dengan nama Kepulauan Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (591): Pahlawan Indonesia – Mengapa Pulau Jawa Populasi Banyak Bahasa Serupa?Faktor Utama Subur

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ada pertanyaan yang mungkin dianggap tidak penting-penting amat, yang lupa dipertanyakan. Mengapa Pulau Jawa yang terbilang kecil, tetapi populasi begitu banyak dengan bahasa yang serupa? Tampaknya pertanyaan ini hanya sekadar dicatat dan dijawab seadanya. Tetapi bukan itu yang dimaksud. Tentulah faktor kesuburan tanah mencukupi pangan populasi haruslah dipandang sebagai syarat perlu, tetapi untuk menjelaskan pertanyaan diperlukan faktor kecukupan lainnya. Disebut bahasa serupa, kartena bahasa Betawi adalah bahasa baru di pulau Jawa, sementara bahasa Jawa dengan varian bahasa Sunda atau sebaliknya bahasa Sunda dengan varian bahasa Jawa adalah bahasa yang dianggap serupa.

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia yang terletak di kepulauan Sunda Besar dan merupakan pulau terluas ke-13 di dunia. Jumlah penduduk di Pulau Jawa sekitar 150 juta. Pulau Jawa dihuni oleh 60% total populasi Indonesia. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk (transmigrasi) dari Pulau Jawa ke daerah lain di Indonesia. Jawa adalah pulau yang relatif muda dan sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran endapan aluvial sungai di bagian utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat dengan beberapa pulau utama, yakni Pulau Sumatra di barat laut, Pulau Kalimantan di utara, Pulau Madura di timur laut, dan Pulau Bali di sebelah timur. Sementara itu di sebelah selatan pulau Jawa terbentang Samudra Hindia. Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Sebagian besar penduduknya bertutur dalam tiga bahasa utama. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 100 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah orang-orang dwibahasa, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Dua bahasa penting lainnya adalah bahasa Sunda dan bahasa Betawi. Sebagian besar penduduk Pulau Jawa beragama Islam. Namun tetap terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini. Pulau ini secara administratif terbagi menjadi enam provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. (Wikipedia)  

Lantas bagaimana sejarah mengapa (WHY) pulau Jawa memiliki populasi banyak dengan bahasa serupa? Seperti disebut di atas, tingkat kesuburan tanah hanyalah syarat perlu, tetapi faktor lain diperlukan kajian. Lalu bagaimana sejarah mengapa (WHY) pulau Jawa memiliki populasi banyak dengan bahasa serupa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..