Laman

Kamis, 19 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (600): Pahlawan Indonesia dan Pendaki Gunung Indonesia Sejak Tempo Doeloe; Ophir hingga Cartenz

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Seperti halnya sejarah pelaut Indonesia, dalam sejarah pendakian gunung di Indonesia tidak kalah hebatnya. Namun dalam pendakian gunung di Indonesia tempo doeloe hanya nama (orang) asing yang dicatat/tercatat. Nama-nama pemandu, yang justru orang Indonesia terabaikan. Oleh karena itu, pada dasarnya pendaki-pendaki gunung Indonesia sudah berpartisipasi sejak lama,

Belum lama ini seorang Youtuber asal Denmark, Kristian Hansen memposting di channelnya tentang pengalaman mendaki gunung di Indonesia di gunung Kerinci. Kita dapat melihat secara visual bagaimana perjalanan pendakian dilakukan hingga mencapai puncak. Tipologi gunung-gunung di Indonesia yang padat vegatasi (jungle) menjadi nuansa tersendiri dalam sejarah pendakian gunung di dunia. Dalam sejarah pendakian gunung di Indonesia, dimulai pada era VOC yang pertama pendakian gunung Salak, kemudian gunung Gede. Di Sumatra, pendakian gunung pertama dilakukan di gunung Ophir pada tahun 1838. Pada era Hindia Belanda juga dilakukan pendakian gunung di bagian Jawa, Bali dan Lombok. Dari waktu ke waktu jumlah gunung yang didaki semakin banyak termasuk gunung Leuser di Atjeh dan gunung Cartenz di Papoea. Namun dari semua pendakian gunung itu nama Eropa/Belanda yang dicatat, sedangkan nama-nama pendaki gunung pribumi (Indonesia) hanya dicatat anonim.   

Lantas bagaimana sejarah pendaki gunung di Indonesia sejak tempo doeloe? Seperti disebut di atas, pendakian gunung di Indonesia telah dimulai sejak era VOC dan semakin banyak yang didaki pada er Hindia Belanda. Namun semua itu nama-anam pendki gunung Indonesia hanya dicatat anonim. Lalu bagaimana sejarah pendaki gunung di Indonesia sejak tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (599): Pahlawan Indonesia – Pelaut Indonesia Sejak Zaman Kuno; Canton, Taiwan, Maori, Madagaskar

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Gambaran pelaut Indonesia temp doeloe hingga kini boleh jadi kurang lebih sama. Pelaut-pelaut Indonesia di zaman kuno terekam dalam catatan Eropa, Tiongkok, prasasti dan candi. Dalam perkembangannya muncul teknologi navigasi dan bentuk-bentuk kapal. Salah satu bentuk kapal Indonesia adalah pinisi yang mengacu pada jenis sistem layar (rig), tiang-tiang, layar dan konfigurasi tali. Kapal pinisi terkenal di Makassar. Sejak dari doeloe, Indonesia sebagai kepulauan, tradisi melaut terdapat di seluruh Indonesia.

Indonesia merupakan negara ketiga terbesar di dunia setelah China dan Filipina sebagai penyuplai pelaut di kapal asing. Kementerian Perhubungan mencatat ada 1,2 juta pelaut Indonesia yang bekerja di kapal asing perikanan maupun kapal asing niaga. "Dari data Kementerian Perhubungan ada 1,2 juta orang pelaut kita bekerja di kapal niaga atau kapal perikanan luar negeri," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Basilio Dias Araujo dalam Konferensi Pers Virtual terkait Isu Perlindungan Pelaut, Jakarta, Rabu (17/2/2021). ILO mencatat Indonesia merupakan penyuplai pekerja perikanan terbesar di dunia. Mereka bekerja di laut bebas maupun bekerja di negara setempat sebagai pelaut residen (Liputan6.com, 17 Feb 2021).

Lantas bagaimana sejarah pelaut Indonesia sejak zaman kuno? Seperti disebut di atas, tradisi melaut sudah ada sejak zaman kuno, yang menghubungkan antara satu daratan dengan daratan lainnya, antara satu pulau dengan pulau lainnya. Bahkan pelaut Indonesia sudah mencapai Canton, Taiwan, Maori, Madagaskar. Lalu bagaimana sejarah pelaut Indonesia sejak zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..