Laman

Rabu, 25 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (612): Bahasa Melayu Riau Bukan Origin, Lantas Dimana? Asal Bahasa Malaysia vs Bahasa Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada suatu saat ketika bahasa Indonesia menjadi bahasa intrernasional, seluruh dunia akan melihat negara Indonesia sebagai origin. Bukan Malaysia, bukan Brunai, bukan Singapoera maupun Filipina dan Thailand. Jelas dalam hal ini bahasa Indonesia berakar pada bahasa Melayu tetapi nama masa depannya menjadi Bahasa Indonesia. Lalu jika mundur ke belakaang, lalu dimana origin bahasa Melayu? Apakah di Riau? Di Semenanjung? Di pantai timur Sumatra? Atau di Taiwan?

Ragam Bahasa Daerah di Riau, Tak Hanya Melayu (lihat Nikita Rosa – detikEdu Senin, 17 Jan 2022). Salah satu bahasa daerah di Riau yakni bahasa Melayu Riau yang memiliki beberapa dialek berdasarkan geografis. Dialek bahasa Melayu Riau dapat dibagi menjadi dua bagian yakni yang dipakai penduduk di daerah Riau daratan dan kepulauan Riau. Bahasa Melayu yang dituturkan di daerah Riau daratan terdiri atas satu dialek yaitu dialek Pesisir. Sementara wilayah kepulauan (kini provinsi Kepulauan Riau) mencapai 24 dialek: (1) Pesisir, (2) Kundur, (3) Bintan-Karimun, (4) Pecong, (5) Karas-Pulau Abang, (6) Malang Rapat-Kelong, (7) Mantang Lama, (8) Rejai, (9) Posek, (10) Merawang, (11) Berindat-Sebelat, (12) Arung Ayam, (13) Kampung Hilir, (14) Pulau Laut, (15) Ceruk, (16) Pangkil, (17) Sanglar, (18) Binjai, (19) Bandarsyah, (20) Tanjungpala, (21) Pemping, (22) Kampung Bugis, (23) Kelumu, dan (24) Mengkait. Namun, sebenarnya masyarakat di Provinsi Riau tak semuanya merupakan penutur bahasa Melayu. Ada empat bahasa daerah lain yang memiliki banyak penutur di Riau: 1 Bahasa Banjar, memiliki empat dialek yaitu Pekan Kamis, Simpang Gaung, Sungai Raya-Sungai Piring dan Teluk Jira. Bahasa Banjar dituturkan di 10 daerah di Riau: Desa Pekan Kamis, Kecamatan Tembilahan Hulu, Desa Simpang Gaung, Kecamatan Gaung, Desa Sungairaya, Kelurahan Sungaipiring, Kecamatan Batang Tuaka, Desa Telukjira, Kecamatan Tempuling, dan Kabupaten Indragiri Hilir. 2. Bahasa Batak dialek Mandailing dituturkan di Kabupaten Rokan Hulu. 3. Bahasa Bugis, dituturkan di Desa Tekulai Bugis, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragirihilir; Desa Pulaukecil, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragirihilir, dan Desa Sungai Sebesi, Kabupaten Bengkalis. 4. Bahasa Minangkabau, yang dituturkan di Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan Singigi (Kuansing), Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Indragiri Hulu. Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau terdiri atas lima dialek, yaitu dialek Rokan, dialek Kampar, dialek Basilam, dialek Indragiri, dan dialek Kuantan.

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu Riau bukan origin Bahasa Indonesia? Seperti disebut di atas, Riau sendiri terdapat banyak dialek bahasa Melayu. Dialek-dialek merupakan bagian dari dialek bahasa Melayu di Nusantara yang terdapat di pulau-pulau lainnya di Indonesia, di Semenanjung, Singapoera dan sebagainya. Lalu bagaimana sejarah origin Bahasa Indonesia yang bukan dari Riau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (611): Malaka, Pernah Jadi Bagian Hindia Belanda; Tukar Guling Antara Bengkulu vs Malaka (1824)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ada Kota Malaka di Semenanjung (Malaysia). Kota kuno sejak zaman lampau. Di Indonesia juag ada nama Malak, yakni Kabupaten Malaka di pulau Timor provinsi NTT dan nama tempat di Jakarta (Roa Malaka). Mengapa bisa begitu. Yang jelas Malaka di Semenanung pernah menjadi bagian dari Indonesia (baca: VOC dan Pemerintah Hindia Belanda) antara tahun 1641 hingga tahun 1824 (183 tahun).

Melaka sering pula dieja Malaka merupakan salah satu negara bagian di Malaysia. Pada tahun 2008, Melaka dinyatakan oleh UNESCO sebagai Bandar Warisan Dunia (World Heritage). Walaupun merupakan negeri pertama mendirikan kesultanan Melayu, Melaka kini tidak mempunyai seorang sultan, sebaliknya negeri ini diketuai oleh seorang Tuan Yang Terutama (TYT) Negeri. Berbagai adat etnis dan tradisi bercampur dengan sempurna di Melaka. Kehidupan aman rakyat Melaka bersumber dari kehidupan berbagai kaum yang telah melahirkan orang-orang Melayu, Cina, India, Baba dan Nyonya, Portugis, Chitty dan Eurasia. Di antara budaya Melaka yang unik adalah Dondang Sayang yang diakui oleh UNESCO. Dondang Sayang adalah seni Melayu tradisional yang masih dipraktekkan di Melaka oleh empat komunitas: masyarakat Melayu, Baba Nyonya, Chitty dan Portugis. Praktik ini menggabungkan unsur-unsur musik (biola, gong dan tamborin atau tambor), lagu dan dikir, fitur-fitur puisi merdu yang indah. Juga dikenal sebagai balada cinta, lagu-lagu yang digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan perasaan kasih sayang dan memberi saran tentang topik-topik khusus seperti kasih sayang dan kebaikan. Kesultanan Melaka atau Kesultanan Malaka adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Melaka, Malaysia. Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara, kemudian mencapai puncak kejayaan pada abad ke 15 dengan menguasai jalur pelayaran Selat Melaka, sebelum ditaklukan oleh melaka tahun 1511. Kejatuhan Malaka ini menjadi pintu masuknya kolonialisasi Eropa di kawasan Nusantara. Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis yang cukup untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah, tetapi keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui dan k. Dari perbandingan dua sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan sejarah awal Malaka terutama hubungannya dengan perkembangan agama Islam di Malaka serta rentang waktu dari pemerintahan masing-masing raja Malaka.
(Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Malaka di Semenanjung? Seperti disebut di atas, Malaka pernah menjadi bagian dari Hindia Belanda (baca: Indonesia). Namun sejarah ini jarang dinarasikan. Lalu bagaimana sejarah Malaka di Semenanjung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..