Laman

Rabu, 01 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (626): Orang Melayu Diantara Orang Asli Semenanjung; Bahasa Minangkabau Diantara Bahasa Asli

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah kuno adalah awal dari sejarah kita, sejarah modern kita adalah kelanjutan sejarah kuno. Sejarah, sejatinya bersifat garis continuum. Namun masa-masa pada titik sejarahbanyak yang hilang tidak terdokumentasikan. Oleh sebab itu, karena masuknya hasil analisis maka narasi sejarah menjadi terkesan random. Dalam hal ini sejarah tetaplah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Upaya panggalian data memperjelas fakta harus terus dilakukan agar narasi sejarah terus menjadi lebih sempurna. Dalam hal ini kita fokuskan pada satu asepek saja: sejarah bahasa Melayu dan persebarannya.

Catatan tertulis pertama dalam bahasa Melayu ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatra, di wilayah yang sekarang dianggap sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya. Istilah "Melayu" sendiri berasal dari Kerajaan Minanga (Malayu) awal yang bertempat di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat. Akibat penggunaannya yang luas, berbagai varian bahasa dan dialek Melayu berkembang di Nusantara. Ada tiga teori yang dikemukakan tentang asal usul penutur bahasa Melayu (atau bentuk awalnya sebagai anggota bahasa-bahasa Dayak Melayik. Hudson (1970) melontarkan teori asal dari Kalimantan, berdasarkan kemiripan bahasa Dayak Malayik (dituturkan orang-orang Dayak berbahasa Melayu) dengan bahasa Melayu Kuno, penuturnya yang hidup di pedalaman, dan sifat kosakata yang konservatif. Kern (1888) beranggapan bahwa tanah asal penutur adalah dari Semenanjung Malaya dan menolak Kalimantan sebagai tanah asal. Teori ini sempat diterima cukup lama (karena sejalan dengan teori migrasi dari Asia Tenggara daratan) hingga akhirnya pada akhir abad ke-20 bukti-bukti linguistik dan sejarah menyangkal hal ini (Adelaar, 1988; Belwood, 1993) dan teori asal dari Sumatra yang menguat, berdasarkan bukti-bukti tulisan. Ahli sejarah bahasa Melayu umumnya bersetuju tentang tanah air Melayu mungkin berada di barat laut Kalimantan. Suatu bentuk yang dikenal sebagai bahasa Melayu Purba dituturkan di Kalimantan setidaknya pada 1000 SM dan telah dikatakan bahasa leluhur bagi semua rumpun bahasa Melayik. Leluhurnya, bahasa Melayu-Polinesia Purba yang berasal dari bahasa Austronesia Purba, mulai terpecah setidaknya pada tahun 2000 SM akibat orang-orang Austronesia menyebar dari pulau Taiwan ke selatan menuju Asia Tenggara Maritim. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Orang Melayu diantara Orang Asli di Semenanjung dan bahasa Minangkabau diantara bahasa asli? Seperti disebut di atas, Asal usul bahasa Melayu sendiri dan bagaimana penyebarannya terjadi masih terbuka di ruang diskusi (akademik). Keterbatasan data yang ada menjadi penyebabnya. Lalu bagaimana sejarah Orang Melayu diantara Orang Asli di Semenanjung dan bahasa Minangkabau diantara bahasa asli? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (625): Belitung-- Kalimantan Pernah Bersatu; Semenanjung Malaya Bangka, Karimata hingga Filipina?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ada gajah di Semenanjung Malaya dan ada juga gajah di Borneo Utara. Lalu apakah itu tidak menimbulkan pertanyaan? Idem dito, ada harimau di Sumatra dan ada juga harimau di Jawa. Lantas apakah tu tidak menimbulkan pertanyaan? Di Sumatra dan Semenanjung ada gajah dan juga ada harimau. Namun tidak ada harimau di Borneo dan juga tidak ada gajah di Jawa. Itu bukan aritmatika tetapi hanya aljabar sederhana. Nah, sekarang, kita membutuhkan jawaban sederhana terhadap pertanyaan yang rumit: apakah (pulau) Belitung dan Kalimantan pernah menyatu sebagai daratan? Jika itu dapat dijawab dengan iya, maka akan lebih mudah menjawab bahwa Semenanjung Malaya, Bangka dan Belitung dan Kalimantan bahkan hingga pulau-pulau di Filipina pernah bersatu.

Selat Karimata adalah selat luas yang menghubungkan Laut Natuna dengan Laut Jawa. Selat ini terletak di antara Pulau Sumatra dan Kalimantan di Indonesia. Lebar selat ini sekitar 207 km apabila diukur dari Kalimantan hingga Pulau Belitung. Belitung dipisahkan dari Pulau Bangka oleh Selat Gaspar. Bangka terletak dekat pesisir timur Sumatra yang dipisahkan oleh Selat Bangka. Kepulauan Karimata terletak di Selat Karimata. Pulau Karimata atau Pulau Karimata Besar adalah sebuah pulau yang merupakan pulau terbesar di Kepulauan Karimata. Pulau ini secara administratif terletak di dua desa di Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat (jarak 180 km dari ibu kota Kayong Utara di Sukadana. Catatan penjelajah Tiongkok yaitu Wang Dayuan serta catatan Xingcha Shenglan dari tahun 1436 menyebutkan mengenai Pulau Karimata sebagai salah satu tempat perdagangan tempurung penyu. Panduan pelayaran Tiongkok dari sekitar abad ke-15 atau 16 yaitu Shun Feng Hsiang Sung menyebutkan nama Pulau Karimata sebagai chi-ning-ma-na[-t'a dan chia-li-ma. Pada abad ke-17, Pulau Karimata menjadi wilayah pusat ekspor besi di bawah kekuasaan sebuah kerajaan yang berpusat di Sukadana. Pada masa itu, muncul ungkapan di Malaka mengenai senjata keris "yang bajanya berasal dari Karimata". Penambang dan pandai besi pun muncul di Karimata yang terus menjadi salah satu pusat perdagangan besi selama abad-abad setelahnya hingga sekitar awal abad ke-19 ketika persaingan muncul dari perdagangan Eropa dan Tiongkok. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Belitung dan Kalimantan Pernah Bersatu? Jika itu dapat dibuktikan, maka Semenanjung Malaya, Bangka, Kepulauan Karimata, Kalimantan hingga pulau-pulau di Filipina pernah bersatu. Seperti disebut di atas, posisi kunci dalam koneksi pulau-pulau ini sangat ditentukan oleh pulau-pulau Karimata di Selat Karimata. Lalu bagaimana sejarah sejarah Belitung dan Kalimantan Pernah Bersatu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..