Laman

Sabtu, 02 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (688): Bahasa Melayu vs Bahasa Indonesia di Thailand; Penutur Bahasa Thai Pilih Bahasa Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Seperti di Indonesia, orang Melayu juga terdapat di wilayah (negara) Thailand. Umumnya orang Melayu berada di Thailand Selatan. Penduduk Thailand orang Melayu bertutur dalam bahasa Melayu. Yang menjadi bahasa resmi di Thailand adalah bahasa Thai. Sudang barang tentu orang Melayu di Thailand akan berbahasa Thai (dwibahasa, seperti di Indonesia). Dalam hal ini apakah orang Thailand penutur asli bahasa Thai cenderung memilih bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia?

Bahasa Thai, bahasa Thai tengah atau bahasa Siam adalah bahasa resmi yang digunakan di Thailand. Bahasa ini, dalam bahasa Thailand sendiri disebut phasa thai, artinya "bahasa rakyat Thailand". Bahasa Thai adalah bagian dari rumpun bahasa Tai dari kelompok bahasa Tai-Kadai. Bahasa-bahasa Tai-Kadai diperkirakan berasal dari selatan Tiongkok, dan sebagian ahli bahasa telah menyatakan kemungkinan adanya hubungan antara bahasa Thai dengan kelompok bahasa Austroasiatik, Austronesia atau Sino-Tibet. Bahasa Thai adalah bahasa nada dan bahasa analitik. Kombinasi antara nada, ortografi yang kompleks, penanda hubungan dan fonologi yang berbeda dapat membuat bahasa Thai sulit dipelajari oleh orang Barat.(Wikipedia). Dari sumber Kompas.com, penutur bahasa Melayu di Thailand selatan seperti di Pattani adalah dialek lokal yang digunakan oleh mayoritas 2,03 juta penduduk di wilayah ini. Nadanya yang lirih sangat mirip dengan logat Melayu di Kelantan, wilayah Malaysia yang berada di perbatasan selatan Thailand. Saat ini keterbukaan terhadap bahasa lokal sangat bertolak belakang. Dulu, murid didenda bila ketahuan menggunakan bahasa Melayu. Pada Maret 2005, pemerintahan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra membentuk Komisi Rekonsiliasi Nasional (NRC) yang dipimpin oleh sang mantan Perdana Menteri yang sangat dihormati, Anand Panyarachun. Fokus utama Komisi ini adalah membuat rekomendasi dan upaya perdamaian melalui serangkaian usulan perubahan. Salah satunya menjadikan bahasa Melayu Pattani sebagai bahasa resmi wilayah dan membentuk satuan tugas tak bersenjata untuk berdialog dengan kelompok militan. Sayangnya, tapi memang tidak mengejutkan, mantan Perdana Menteri, Jenderal dan Presiden Dewan Penasehat (Privy Council) Kerajaan Prem Tinsulanonda bersikap menolak usulan Komisi. “Kita tidak dapat menerima usulan tersebut sebab kita adalah warga Thailand. Negara kita Thailand, dan bahasa kita Thai,” dia menegaskan. Seorang guru secara terang-terangan menentang. “Pemerintah takut akan bahasa Melayu, bagi mereka ini adalah ancaman. Bahasa Thai memang penting, tapi Thailand adalah negara dengan banyak bangsa.

Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia di Thailand? Seperti disebut di atas, ada penutur asli bahasa Melayu di Thailand. Bahasa resmi di Thailand adalah bahasa Thai. Dalam hubungan ini apakah orang Thailand penutur bahasa asli Thai cenderung berbahasa Melayu atau Bahasa Indonesia? Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia di Thailand? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (687): Minyak - Geomorfologi Wilayah Brunai Kalimantan Utara; Negara Kaya - Kemiskinan Penduduk

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Negara Brunai sangat-sangat kaya raya. Pajak gratis, pendidikan gratis. Sumber kemakmuran Brunai berasal dari minyak dan gas bumi. Meski negara kecil, produksi minyak Brunai terbilang dalam empat puluh negara produsen minyak. Sebenarnya bagaimana terbentuknya minyak bumi?  Bagaimana pula geomorfologi wilayah Brunai dan apa hubungannya dengan minyak di Brunai?

Hari Sabtu dan Minggu, 23 - 24 April 2022, KBRI Indonesia di Brunai dalam rangka Ramadan dan Idul Fitri 1443 membagi-bagikan bantuan kebutuhan bahan pokok (sembako) bagi para warga Indonesia, termasuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Warga Brunei yang kurang mampu. Tercatat 200 WNI dan 50 WN Brunei menerima bantuan sembako yang berisi beras, gula, mi instan, minyak goreng, dan sarden kaleng. Bantuan paket sembako merupakan donasi dari Duta Besar RI Bandar Seri Begawan dan Atase Ketenagakerjaan KBRI Bandar Seri Begawan. Selain bantuan kepada WNI, bantuan juga diberikan kepada WN Brunei kurang mampu dan santunan kepada anak yatim di daerah Telisai, Tutong. Bertempat di Masjid Kampong Telisai, terdapat 28 orang dari keluarga kurang mampu dan 16 anak yatim yang menerima bantuan dari KBRI. Hal ini dilakukan merupakan perwujudan solidaritas antara Indonesia dan Brunei Darussalam. (KBRI Bandar Seri Begawan).

Lantas bagaimana sejarah minyak dan geomorfologi wilayah negara Brunai? Seperti disebut di atas, negara Brunai adalah negara makmur dengan sumber utama minyak. Apakah semiua minyak di bumi Brunai telah mendapat berkah bagi yang lain? Lalu bagaimana sejarah minyak dan geomorfologi wilayah negara Brunai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.